36. WEEKEND

9 2 0
                                    

Hari ini tepatnya di Sabtu pagi, Daniel mengajak Nara untuk pergi ke luar. Saat Nara bertanya, malah Daniel menjawab kita pergi kemana aja asal keluar rumah. Nara yang tak mau banyak bertanya lagi, ia pun mengiyakan saja. Menuruti apa kata-kata Daniel yang berada di chat, Nara di suruh untuk menggunakan baju warna pink. Padahal ia tidak terlalu menyukai warna pink, tapi lagi-lagi Nara hanya mengiyakan saja.

Lalu, kini Nara sudah uap dengan menggunakan stelan baju pink lengan pendek, yang di dominasi kan dengan celana jeans kulot yang sangat pas di tubuh Nara. Saat Nara ingin menggunakan sepatu di ruang tamu, ia mendengar teriakan dari sang ayah yang berada di teras depan.

"NARA ADA BENCONG YANG MAU JEMPUT KAMU NIH!!" seru sang ayah yang membuat Nara kebingungan. Bencong? Apa maksudnya.

Nara yang baru menggunakan sepatu nya sebelah, kini ia langsung menuju keluar sembari membawa sepatu yang belum ia gunakan.

Saat melihat di depan pintu, Nara langsung menutup mulutnya. Perasaan kaget dan juga menahan tawa menjadi campur aduk. "Daniel, upss." Nara pun tertawa di balik dekapan tangan yang menutupi mulutnya.

Dan ayah Nara yang mendengar suara anaknya, ia langsung memutar balik untuk melihat Nara. "Owalah, jadi pada mau coupelan nih." ucap ayah Nara sambil senyum-senyum sendiri.

"Gak tau tuh Daniel, alay banget ya yah?" ucap Nara yang menunjuk Daniel dengan isyarat mata.

Daniel memajukan langkahnya agar tidak jauh dari Nara dan juga ayahnya. "Alay dari mana. Ini lagi trend om. Biar so sweet gitu." ucap Daniel pada ayah Nara.

"Dasar bocah." timbal ayah Nara dengan tawa mengejek nya.

"Remaja, ayah." dan Nara membetulkan kata-kata dari sang ayah.

"Iya deh, seterah kamu." dan ayah Nara akhirnya pasrah dengan anaknya yang paling cantik ini.

Dan Nara melanjutkan memasang sepatu tali yang bewarna putih itu dengan secepat mungkin.

Ketika sudah selesai, Nara beranjak dari duduknya dan berdiri tegap sembari membenarkan bajunya yang sedikit keluar dari dalam celana jeans . Nara pun menyalami tangan ayahnya untuk berpamitan. "Ayah, Nara pamit dulu ya."

"Iya, hati-hati. Jangan sampai sore ya nak." perintah sang ayah dengan tangan yang mengacak rambut Nara dengan pelan.

Lalu, Daniel yang berada di dekat Nara. Ia juga menyalimi tangan ayah Nara juga. "Om saya berangkat dulu ya. Pinjam Nara nya dulu." ucap Daniel dengan nada yang sedikit meledek.

"Iya, jaga ya jangan sampai anak saya nanti pulang jalan kaki!" seru ayah Nara dengan tegas.

"Siap om. Delapan enam." Daniel memperagakan gerakan hormat pada ayah Nara.

Setelah itu. Mereka langsung berangkat menuju mall. Karena Daniel jarang membawa Nara untuk pergi ke mall.

ᕙ[~~~~~~]ᕗ

BEBERAPA MENIT KEMUDIAN.....

Keduanya kini sudah sampai di dalam  mall. Dan berada di salah satu toko baju dengan brand terkenal. Ya memang pada dasarnya Nara belum pernah masuk ke dalam toko baju dengan brand terkenal. Ia terkagum-kagum dengan baju-baju dengan motif yang begitu indah.

"Na, lo pilih mau baju yang mana." suruh Daniel yang memberhentikan langkahnya, karena Nara dan dirinya hany mutar-mutar di dalam toko tersebut.

"G-gue bingung Niel." ucap Nara yang memang kebingungan dengan baju-baju yang begitu cantik menurutnya.

"Yaudah lo pilih sesuka hati lo dulu. Gue mau cari baju juga disebelah sana." tunjuk Daniel pada tempat yang tak terlalu jauh dari tempat Nara berada.

KISAH USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang