04. I DON'T LIKE HOME

38 6 0
                                    

Sesampainya di depan rumah Nara, Daniel dengan sigap membukakan seat balt yang Nara gunakan. Setelah itu Nara melihat ke sekeliling rumah nya yang sudah cukup sepi, dan Nara berharap ibunya itu sudah tidur. Nara langsung berpamitan pada Daniel.
"Niel, gue turun ya makasih buat hari ini."

Daniel pun menyerong kan duduknya.
"Harusnya gue yang bilang makasih." Dan Daniel lanjut memegang tangan Nara.

"Makasih udah mau nyisihin waktu buat gue, kalo nanti lo kena omel nyokap. Bilang gue nanti yang ngomong." ucap Daniel sambil menggenggam tangan Nara

Nara pun melirik sekilas ke arah rumahnya. "Gak usah lah Niel, gue gak mau lo di salahin." tolak Nara.

"Gak usah gimana Na? kan gue yang bawa pergi lo jadi gue harus tanggung jawab kalau nanti lo kena omel." Daniel.

Nara langsung menarik tangannya yang berada di genggaman Daniel tadi. "Udah-udah, gue turun dul. Nanti makin lama yang ada gue malah kena semprot."

"Oke, see you tomorrow." ucap Daniel yang kembali pada posisi awalnya.

"See you." Nara segera keluar dari mobil Daniel dan melambaikan tangan saat sudah berada di luar mobil. Lambaian tangan itu pun di balas juga oleh Daniel dari dalam mobil.

Mobil milik Daniel pun mulai meninggalkan Nara. Dan setelah mobil Daniel pergi Nara masuk ke dalam rumah sembari membuka pintu perlahan. Dengan lega Nara melihat semua lampu ternyata sudah mati, dan Nara berfikir ibu tirinya itu sudah tidur.

Tapi sepertinya dugaan Nara itu salah, saat ia ingin menutup pintu rumah dengan perlahan. Tiba-tiba saja lampu menyala dan menunjukkan sang ibu yang berada di dekat stopkontak.

Ibu Nara pun mulai berjalan menghampiri Nara yang masih berada di depan pintu. "Dari mana aja lo hah?!" tanya ibu Nara dengan nada marah.

"Kamu gak lihat ini udah jam berapa?"

Nara yang mendengar itu menahan emosi nya dengan wajah yang datar juga tangan yang sudah di kepal.

Ibu Nara yang merasa pertanyaan nya tidak di jawab, akhirnya kesal. "Eh lo masih punya telinga kan!" ibunya Nara pun mengusap rambut samping Nara dengan kasar hingga terlihat telinga Nara di sana.

Dengan kasar ibunya Nara menarik telinga Nara. "Kalau orang nanya itu di jawab, percuma punya telinga gak lo pake!"

Nara menepis tangan ibunya dengan kasar. "Kalo orang itu nanya gak sopan, ngapain saya harus menjawab pertanyaan orang itu, hmm?" ucap Nara dingin.

Ibunya Nara pun geram dan langsung menampar pipi Nara.

PLAKK!!

"KURANG AJAR YA LO." teriak ibu Nara sambil menjenggut rambut Nara kasar. "Jadi anak gak tau di untung!"

Nara yang emosinya sudah tidak bisa di tahan lagi, ia mendorong tubuh ibunya lumayan kencang agar cengkraman tangan ibunya yang berada di rambutnya terlepas
Ibunya Nara pun jatuh tersungkur di atas meja.

"CUKUP BU NARA CAPEK!!" teriak Nara yang sudah sangat muak

Ibunya pun berdiri dan mendekat ke Nara. "Cepek ngapain lo, hah! Pulang jam segini mau ikutin kakak lo itu, yang selalu main badan dengan om-om tidak jelas!" marah ibu Nara

"HEII INGAT YA!! SAYA MASIH PUNYA HARGA DIRI, JANGAN ASAL BICARA!" sentak Nara yang tak terima

"KURANG AJAR NI ANAK." tangan ibu Nara pun sudah melayang

Tapi dengan sigap Nara menahan tangan ibunya itu. "Apa! Mau tampar saya lagi! Gak usah, sekalian bunuh saya aja!" sentak Nara yang sudah sangat muak dengan situasi seperti ini terus menerus.

KISAH USAI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang