Saat ini Nara mengerjapkan matanya, dan langsung di sambut oleh sinar matahari yang begitu mencolok. Nara pun menutupi matanya menggunakan telapak tangan, sambil bangun dengan perlahan.
Ia menundukkan kepala dengan kedua tangannya yang ia letakkan di ujung sofa, dan tak jauh dari pahanya.
Sedangkan Daniel yang sedang menyandarkan tubuhnya dengan kaki yang di tekuk dan di taruh di atas paha. Hanya memperhatikan nya saja sampai Nara sadar bahwa ada dirinya di sini.
Nara pun mendongak kan kepalanya sambil menggerakkan ke kiri dan kanan. Saat ia melihat lurus kedepan, ia pun terkejut dengan membulatkan matanya. "Lo udah bangun?!" tanya Nara yang kaget.
"Udah." jawab Daniel dengan singkat
Kini Daniel mengubah posisi duduk nya menjadi, agak sedikit bungkuk dengan kedua tangannya yang di taruh di atas paha. "Gue seneng banget Na." sambung Daniel.
"Kirain semalem lo gak bakal datang, dan bakal biarin gue gitu aja. Eh ternyata lo masih peduli sama gue juga." ucap Daniel .
Nara pun mengarahkan pandangannya ke sembarang arah, seperti orang yang kebingungan. "Y-ya gue kan pacar lo, wajar dong gue khawatir." ucap Nara dengan sewot.
Lalu setelah mendengar dumelan dari Nara itu, Daniel tertawa pelan. "Iya, santai aja, Nara."
"Santai-santai, nyusahin gue lo semalam." dumel Nara lagi, karena semalam Daniel sangat menyusahkan dirinya.
"Ooh jadi lo gak ikhlas nih?" tanya Daniel sambil mengangkat alisnya sebelah.
"Bodo amat, males gue ngomong sama lo. Kan kita juga masih marahan." ucap Nara dengan kesal.
"Yaudah baikan." serobot Daniel dengan cepat.
Nara yang mendengar itu langsung berdecak sebal, karena mendengar perkataan Daniel yang seperti anak kecil. Dengan perlahan Nara beranjak dari duduknya, karena ingin ke kamar mandi untuk mencuci muka nya.
Setelah beberapa saat Nara akhirnya selesai mencuci mukanya, agar lebih terlihat lebih fresh. Saat Nara ingin membuka pintu kamar mandi ia terkejut, karena ada Daniel di depan pintu kamar mandi tersebut.
Dengan sigap Nara mengambil handuk yang tak begitu jauh dari jangkauannya, dan melempar kan nya pada Daniel.
Lalu Daniel yang mendapat serangan itu, langsung menyingkirkan handuk itu dan melempar nya ke sembarang arah. "Jahat lo Na!" ucap Daniel sambil memanyunkan bibirnya.
"Y-ya lagian, ngapain sih di depan pintu gitu." marah Nara
"Bebas dong Nara ku sayang, ini kan apart gue." balas Daniel dengan santainya dengan tawa pelannya.
Nara pun memutar bola matanya malas, den berjalan menerobos Daniel begitu saja. "Awas! Gak lucu." ucap Nara sembari berjalan menuju ruang tamu.
Sedangkan Daniel hanya memperhatikan nya saja, sampai di mana Daniel pun mulai ancang-ancang untuk menghampiri Nara. Karena, melihat Nara yang sedang membereskan barang-barang nya itu dan juga sudah mengambil tas selempang miliknya.
Tak butuh waktu lama Daniel langsung menghampiri Nara yang sedang memakai tasnya. "Mau kemana, Na?!" panggil Daniel sambil menahan Nara, dengan menggenggam tangan nya.
Dan Nara langsung membalikan badannya, yang menjadikan keduanya berhadapan. Nara pun menghempaskan tangan Daniel begitu saja. "Bukan urusan lo juga." ucap Nara singkat dan diringi tatapan yang dingin.
"Na pliss Na, lo gak usah marah lagi. Gue gak mau lo kayak gini terus." mohon Daniel dengan wajah yang melas.
"Gue sayang lo, dan gak mau jauh dari lo lagi Nara." jelas Daniel agar Nara itu percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH USAI [END]
JugendliteraturPerjalanan kisah dua sejoli remaja, yang memilih untuk bersama-sama dengan latar pribadi yang sama, yaitu sama-sama terluka. -------------- By:asyhbunga