Saat ini tetesan air dari shower terdengar begitu jelas, karena ada seorang gadis yang sedang mandi di dalamnya. Suara shower itu pun mulai mengecil, sampai kini suaranya menghilang. Terdengar suara bukaan pintu kamar mandi yang di buka seseorang dengan pelan. Gadis itu mulai melangkah kan kakinya, untuk keluar dari kamar mandi.
Nara segera mengambil seragam sekolah nya. Dan, segera menggunakan nya. Walau kini waktu masih menunjukkan pukul 06.00 tapi Nara sudah ingin cepat-cepar untuk ke sekolah. Entah lah keadaan hatinya saat ini sangat lah bahagia.
Beberapa menit kemudian Nara sudah selesai menggunakan seragamnya. Nara berjalan menuju meja rias. Sebenarnya bukan meja rias juga, karena hanya ada beberapa make up saja disana, seperti lipstik,bedak,dan juga eyeliner. Nara sendiri tidak terlalu suka make up makanya hanya ada beberapa disana.
Nara mulai mengoleskan lipstik ke bibirnya, agar tidak terlalu pucat. Setelah itu Nara mengambil tasnya dan segera mengenakan sepatu.
Dengan langkah yang tak terlalu cepat, Nara menuruni anak tangga. Di lihatnya sudah ada ibu tirinya yang sedang duduk di ruang tamu. Nara sebenarnya sangat malas untuk melewatinya, tapi mau bagaimana lagi, hanya ada satu pintu untuk keluar.
Kini ibu tirinya Nara yang menyadari jika Nara berada di dekat tangga, ia pun mematikan tv dan beranjak dari duduknya untuk menghampiri Nara. "Enak ya pergi-pergian terus?" tanya ibu Nara sambil bersedekap dada.
"Gara-gara lo gak di rumah, gue harus mengerjakan semua tugas di rumah ini!" ucap ibu Nara dengan raut wajah yang sangat menjengkelkan.
Nara pun memutar bola matanya malas, sambil berdecak pelan. "Bukannya itu memang tugas anda?" tanya Nara dengan keberaniannya.
"Pintar banget ya lo ngejawab terus!!" dengan tidak berprikemanusiaan, ibunya Nara menjenggut rambut Nara dengan sangat kasar. "Lo itu masih gue terima disini aja harusnya bersyukur!"
"Oh iya itu benar, karena masih ada ayah saya tinggal di sini. Dan juga rumah ini milik ayah saya, jadi saya berhak bukan?" tantang Nara dengan beraninya, karena ia sudah lelah dengan perilaku ibu nya itu.
Karena marah setelah mendengar perkataan dari Nara. Ibunya itu pun mengencangkan genggamannya pada rambut Nara, sambil mendekat kan wajahnya ke wajah Nara. " Sialan lo!! Gak tau di untung. Gaji ayah lo itu hanya 10 juta, dan seperempat nya itu untuk lo. Padahal gue ingin shopping, tapi sialannya uang itu sudah di berikan pada lo saja."
Nara pun berusaha untuk melepaskan cengkraman keras pada rambutnya itu, sambil merintih kesakitan. "Akhh."
Saat Nara sedang di perlakukan seperti itu, tiba-tiba saja ayahnya itu melihat dari meja makan. Dengan kesal ayahnya Nara menggebrak meja makan cukup kencang.
BRAKK!!
Suara itu pun membuat Nara dan ibunya terkaget. Dengan cepat ibunya Nara melepaskan tangannya dari rambut Nara. Karena melihat suaminya sedang berjalan menuju diri nya dan juga Nara.
Saat sudah sampai di hadapan Nara dan istrinya itu, ayah Nara mulai menegur istri nya. "kamu ngapain hah? Mau nyiksa Nara lagi? IYA!" bentak ayah Nara pada istrinya itu.
Ibunya Nara pun berdecak kesal. "Terus aja kamu bela anak gak tau di untung ini. Yang kerjaannya cuma ngelawan saya."
"Kamu kenapa sih Tar, Nara itu gak nyusahin kamu. Dia apa-apa juga ngelakuin sendiri." ucap ayah Nara yang bingung akan sikap istrinya.
"Gak nyusahin kamu bilang? Dia itu udah ambil hak aku mas. Seharusnya gaji kamu itu punya aku delapan puluh persen. Tapi kalo ada dia, aku cuma kebagian lima puluh persen." marah ibunya Nara.
"Benar-benar kamu, Tar." ayahnya Nara pun melayangkan tangan nya itu untuk mendarat di pipi istrinya.
PLAKK!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH USAI [END]
Ficțiune adolescențiPerjalanan kisah dua sejoli remaja, yang memilih untuk bersama-sama dengan latar pribadi yang sama, yaitu sama-sama terluka. -------------- By:asyhbunga