Chapter - 16

197 21 1
                                    

"Selamat pagi mas," sapa gia pada william yang sudah siap dengan kemeja kerjanya.

"Kamu nggak kerja?" tanya william yang melihat gia sibuk menyiapakan makanan di atas meja, sedangkan pakaiannya masih pakaian rumah harian.

"Kerja kok, habis ini aku ganti baju, tadi sudah mandi," jawab gia. "Selesai, aku ganti baju dulu, selamat makan, silahkan." Gia pamit kepada william.

"Jangan lama-lama, jangan membuat ku menunggu," jawab william.

Tumben sekali, ini kali pertama willian sarapan pagi menunggu gia. Sepanjang jalan menuju kamar, tak hentinya senyum ia sunggingkan.

Hari ini william mencoba membuka dirinya untuk gia. Tidak dia pungkiri bahwa keberadaan gia memang memberi pengaruh dalam diri william. Sadar atau tidak, william mulai tidak menyentuh wanita malam lagi. Dia lebih sering pulang ke rumah daripada menghabiskan waktunya di club atau hotel.

***

Sidang putusan hakim majelis atas kasus narkoba yang gia tangani berbulan bulan sudah dibacakan hari ini. Gia nampaknya tidak puas dengan hasil itu, karna dia tau bahwa lelaki yang mendapat hukuman ini sebenarnya jugalah seorang korban. PR nya masih banyak, dia berkomitmen untuk mengungkap siapa sebetulnya mafia narkoba yang berada dibalik kasus ini.

From: 081999******
Selamat pagi gia

Lamunan gia terhenti. Dia mendapatkan sebuah chat dari nomor yang tak dikenalinya. Dia baca, namun diabaikannya.

From: 081999******
Jl. Ngurah rai, lantai paling bawah hotel sunday dibelakang gereja, lakukan perkejaanmu

Sebuah pesan yang ambigu didapatkannya dari nomor yang sama.

To: 081999******
Siapa ini?

Gia penasaran, dan membalas pesan tersebut.

From: 081999******
Temukan jawaban dugaanmu di alamat itu

Lagi, sebuah pesan ambigu didapatkannya. Gia berulang kali mencerna maksud chat tersebut.

From: 081999******
Lakukan sendiri atau kamu akan kehilangan bukti

"Sunday hotel, bukankah tempat yang sering digunakan untuk resepsi pernikahan?" tanya gia dalam hatinya.

Lokasinya yang strategis dekat bandara, dekat dari gereja, dan langsung menghadap laut menjadikan hotel itu sering dibooking sebagai tempat resepsi pernikahan.

Kali ini gia tidak boleh gegabah, bisa saja itu adalah chat yang digunakan seseorang untuk menjebaknya.

***

Dengan langkah gontai setelah dari persidangan, gia menuju tempat duduknya. Otak cerdiknya memikirkan chat yang tadi mampir di smartphone nya.

"Gi, si renno nikah dibali ternyata." Ruben masuk ke ruangan gia. Namun tidak ada sambutan dari gia.

"Mikir apaan sih gi?" tanya ruben yang merasa diacuhkan gia.

"Apa tadi kamu bilang?" jawab gia meminta ruben mengulang perkataannya.

"Itu si renno, mantan kamu, dia nikah di bali. Dapet undangannya kan?" tanya ruben. Dia yang melihat posisi gia seperti orang linglung langsung melanjutkan perkataannya, "coba cek email atau whatsapp, ada itu link undangan online nya."

Maklumlah, Renno adalah polisi. Jaksa dan polisi sering bekerja sama dalam mengungkap sebuah kasus. Renno dan gia dulunya merupakan pasangan yang cukup terkenal dikalangan mereka.

"Dia resepsi di sunday gi, gila tu Renno, berapa ratus juta dia habiskan demi si model itu," ucap ruben tidak habis pikir dengan Renno. Sunday hotel terkenal juga akan harganya yang mahal, untuk sekali resepsi, orang bisa menghabiskan biaya ratusan juta rupiah.

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang