Chapter - 6

241 19 3
                                    

Gia pov

Akhirnya hari hari yang melelahkan selesai. Aku resmi menjadi nyonya william delwyn. Pernikahan digelar sederhana di kota kelahiranku, solo.

Dengan mengusung tema tradisional, pernikahan ku berjalan sangat lancar dan khitmat. Tidak banyak yang diundang, hanya keluarga dan teman teman terdekat. Tidak ada konferensi pers, meskipun kakek terus mendesakku untuk melakukannya. Alasanku sederhana, aku tidak ingin dikenal banyak orang, aku ingin menjadi gia yang seperti biasa. Tidak bisa ku bayangkan bila khalayak tau bahwa aku adalah nyonya delwyn, pastilah hidupku tidak akan tenang seperti saat ini. Wartawan akan terus mengikutiku untuk sebuah berita. Dan pastinya teman temanku akan cari muka dihadapanku, menjadi baik padahal biasanya juga cuek. Tidak! aku tidak bisa membayangkan hal itu kalau sampai terjadi.

Tiga hari setelah pernikahan, aku sudah harus kembali ke bali. Hari ini aku pindahan ke rumah yang dibelikan william. Bisa disebut rumah ku sih, karena sertifikat rumah itu atas namaku. William sudah punya mansion sebenarnya, hanya saja aku tidak menyukainya. Bayangkan saja luas mansion itu lima hektar dengan luas bangunan kurang lebih seribu lima ratus meter persegi. Bagaimana cara ku membersihkannya? Ya, ada asisten rumah tangga, tapi aku tidak ingin membebankan semua pekerjaan rumah kepadanya. Aku juga ingin mengurus kebutuhan rumah dan suamiku dengan tanganku sendiri.

 Aku juga ingin mengurus kebutuhan rumah dan suamiku dengan tanganku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Begitulah kira kira penampakan mansionku dan william. Masih sangat mewah menurutku, tapi ya sudahlah aku tidak enak hati karena terlalu menuntut kepada william.

"Giaaa."

"Ya, kenapa? Kamu butuh sesuatu?"

"Duduk! ini kunci mobilmu, black card dan sertifikat mansion. Semuanya atas namamu."

Selain dapat rumah, aku juga dibelikan mobil oleh william, mini cooper clubman warna maroon.

"Kamu bisa tandatangani ini," ucap william sembari memberikan selembar kertas kepadaku.

"Surat perjanjian? Maksudnya?"

"Hanya untuk berjaga-jaga."

Ku membaca poin per poin yang tertulis di dalamnya. Intinya sama seperti apa yang kami bicarakan malam itu. Saling menjaga privasi, saling menjaga rahasia, tidak ada kontak fisik, tidak boleh jatuh cinta, tidak boleh menentang suami, dan hal hal lain yang serupa. Yang benar saja, perjanjian macam apa ini?

"Aku tidak ingin menandatanganinya."

"Kenapa?"

"Ini pernikahan bukan mainan, aku bisa menjaga kata-kataku, tidak perlu ada perjanjian macam ini."

"Kalau kamu terus memaksaku menandatanganinya, aku akan bilang semua pada kakek," imbuh gia.

"fine," ucap william lalu pergi berlalu meninggalkan gia.

***
Gia pov

Sepeninggal william, aku kembali membersihkan rumah ini. Memindahkan baju bajuku ke lemari. Demikian pula dengan baju william. Hari ini belum ada asisten rumah tangga, baru akan datang besok. Kamarku ada di lantai dua bersebelahan dengan kamar william.

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang