Gia pov
Kalian tau tidak istilah pillow talk? Itu loh ngobrol bantal kalau bahasa Indonesianya. Ngobrol di atas ranjang asek, katanya orang sih itu adalah momen dimana kita bisa membicarakan apapun dengan pasangan tanpa diganggu orang. Itu lah yang sedang kami kerjakan saat ini. Yah, kalian tidak salah mendengar, kami, aku dan William saat ini sedang pillow talk. Akhirnya bisa tidur di ranjang yang sama dengan dia. Mau gimana lagi kan, tidak mungkin pisah kamar di rumah ini, bisa bisa ibu dan bapakku marah besar nanti. Sebenarnya semalam sudah tidur seranjang sih, hanya saja semalam kan kami baru tiba, jadi masih capek trus langsung tidur deh.
"Kamu ga capek yah?" tanyaku heran karna sudah mau jam dua belas malam tapi William masih mengecek sesuatu di Ipad miliknya. Yah memang kami tidur satu ranjang, di ranjang yang sama, catat baik baik tuh, tapi posisinya saat ini aku yang sudah siap mau tidur, dianya masih sibuk pegang Ipad.
"Kalau mau tidur ya tidur saja," suruh William.
"Ini sudah malam, besok kita harus bangun pagi karna mau ke tempat pengantin laki-laki."
"Ini penting. Tidur gih!"
"Ya sudah aku tidur duluan, good night," ucapku.
Mataku mengantuk tapi badanku serasa sakit semua. Apalagi kakiku, berasa banget nyut-nyut an nya. Aku sudah mencoba berganti posisi tapi nyata ga bisa tertidur juga.
"Kamu kenapa sih?" tanya William. Mungkin dia terganggu dengan gerakan badanku yang berganti ganti posisi.
"Kakiku nyut-nyut an," jawabku frustasi. Semakin aku diam, semakin terasa sakitnya.
"Itulah akibatnya kalo pake heels tinggi sekali. Biasa pake under lima senti aja sok sok an pake dua belas senti. Akhirnya badan teriak kan," omel William.
"Yah kan di badan bagus, jadi kelihatan tinggi semampai gitu," kilahku. Nah memang kenyataannya badanku lebih kelihatan bagus kalau aku pakai heels tinggi, apalagi pas pakai kebaya.
"Tapi kan jadi menyiksa diri sendiri. Kalau ga nyaman ga udah dipakai. Besok jangan pake itu heels lagi," perintah William. "Bangun sana, masak air panas, direndam dulu kakinya, baru tidur!"
"Aku ga bawa heels yang pendek mas, cuman bawa itu doang, masa iya aku mau pake flat shoes," gerutuku sambil bangun dari tempat tidur. Sepertinya merendam kaki di air hangat bukanlah ide yang buruk.
"Terserah kamu, dikasih tau ngeyel," final William yang tidak melihat sedikitpun ke arahku, dia lebih fokus pada Ipadnya.
Baiklah, akupun bergegas ke dapur untuk memasak air. Setelah sekitar lima belas menit merendam kaki, aku rasa sudah agak mendingan, dan aku kembali ke kamar.
***
Honeymoon yang tertunda di Yogyakarta
Setelah acara resepsi pengantin usai, Gia dan William pergi ke Yogyakarta. Kali ini mereka tidak menaiki kereta api lagi, mereka memilih menggunakan mobil pribadi tanpa sopir. Lagi lagi Gia yang ngeyel karna dia cuma mau berduaan dengan William, tidak mau ada orang lain yang mengganggu.
"Udah pesan kamar belum?" tanya William pada Gia.
"Belum, aku masih pilih pilih hotel yang pas."
"Gimana sih, kita udah di jalan ini, masa iya belum jelas tujuannya kemana," omel William.
"Sudah jelas tujuannya, ke Jogya, hanya hotelnya saja yang belum di pesan."
"Itulah, nanti pas sudah sampai di Jogya kita kemana?"
"Kita bisa ke pendopo keraton dulu," kilah Gia. Mau bagaimana lagi, Gia bingung mau menginap dimana. Semua sudut di yogya terlalu indah menurutnya, ditambah lagi William setiap ditanya selalu menjawab 'terserah'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Wedding
RomanceSeorang wanita yang terpaksa menjalani ikatan pernikahan dengan lelaki yang tidak pernah ia cintai. Bukan karena perjodohan, bukan pula karena kecelakaan, tapi karena desakan dari orang tua uang menginginkannya untuk menikah. Trauma masa lalu menyeb...