Chapter - 15

189 24 1
                                    

Kita memutuskan untuk menaiki mobilku. William bilang, dia ingin menaiki mini cooperku. Dari awal membelinya memang dia belum pernah mengendarainya. Sementara mobilnya dia tinggal di sana. Dia meminta seorang penjaga pantai untuk mengantarkan ke alamat rumah kami. Aku sempat khawatir, takut mobilnya dibawa lari, namun william nampak percaya pada orang itu.

"Biar aku aja yang nyetir." Aku melangkah menuju bagian kemudi mobil.

Dia memegang lengan kiriku dengan tangan kanannya.

"Kenapa?"

"Aku aja." Tangan kirinya menengadah meminta kunci mobil kepadaku.

"Aku tau kamu capek."

"Tidurku semalam cukup untuk mengisi energiku." Dia langsung merampas kunci yang ada di tanganku.

***

"Kamu mau makan apa?" William bertanya memutus keheningan diantara kami.

"Di sini adanya apa?"

"Ada sebuah biku yang cukup terkenal disini, mau kesana?" tawarnya.

Aku mengangguk, "ya."

***

Sebuah bangunan bergaya khas bali terpampang di depanku. Ukiran ukiran yang unik menandakan bahwa tempat ini memang diukir khusus oleh pengrajin. Lampu lampu kuno berhias terpasang di tengah bangunan. Menambah kesan indah untuk tempat ini. Terlihat nyaman. Pengunjungnya cukup banyak, ada turis lokal juga mancanegara.

"Excusme sir, can I help you?" seorang pelayan perempuan berbaju hitam putih menyambut kami di pintu masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Excusme sir, can I help you?" seorang pelayan perempuan berbaju hitam putih menyambut kami di pintu masuk.

"Table for two person, please."

Pelayan itu mengayunkan tangan kanannya. Memberi isyarat melaluinya kepada kami untuk mengikuti langkah kakinya.

Langkah kakinya berhenti pada meja kayu di pojokan. Di atasnya ada tanaman anggur yang dirambatkan melalui kanopi, sehingga kesan sejuk terasa di sini.

Aku dan william memilih menu makan yang tersedia di restauran ini. Bangunannya terlihat sangat mencerminkan bali, namun makanan yang dijual di sini semuanya western.

"Bircher Muesli, buttermilk pancakes, mocha latte mochacino"

"Kamu apa gi?"

"Scramblet tofu, green smoothie"

"Ada lagi, sir?"

"Sudah"

"Pesanan akan segera kami buatkan, mohon ditunggu."

Sebelum berlalu, pelayan itu memberikan kami segelas air putih dan cookies kering sebagai camilan sembari menunggu pesanan kami tiba.

"Kamu kenapa bisa sampe ke sana semalem?"

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang