Chapter - 12

226 26 2
                                        

Sebelum pulang, aku singgah di supermarket dulu. Ku beli beberapa perlengkapan rumah tangga yang sudah habis.

Tak lupa ku beli coklat, karna menurut penelitian coklat bisa menjaga kestabilan emosi seseorang. Maklumlah, semenjak menikah dengan william aku merasa harus berkali kali memiliki stok sabar. Bawaannya emosian terus. 

Scoterku sampai dengan selamat didalam garasi rumahku. Ku melihat ada mobil, tapi bukan mobil william.

Aku masuk, ternyata itu mobil james.

"Selamat sore nyonya."

"Sore james, kamu dari tadi di sini?"

"Lumayan, saya menunggu nyonya."

"Ada apa? Eh mari duduk." Aku meminta james untuk kembali duduk.

"James, saya taruh belanjaan ke belakang dulu ya."

"Baik nyonya."

Aku lantas membawa belanjaanku ke dapur dan meletakkannya di sana.

"Bibi tolong," ucapku pada bik ratmi agar segera menata barang belanjaan ke lemari.

"Iya nyonya."

"Tolong juga buatin james minum, bawain cemilan juga ya bik."

"Siap nyah."

Sebelumnya aku mencuci tanganku pada watafel dan mengeringkannya dengan tisu. Lalu ku bergegas menemui james.

"Maaf, lama ya james," ucapku tidak enak hati.

"Tidak apa nyonya."

"Sudah makan james?"

"Sudah nyonya."

"Oh, yasudah, jadi gimana?"

"Saya mengantarkan dokumen dokumen kantor yang harus dipelajari tuan, karena besok tuan ada meeting penting dengan client dari dubai." James memberiku map tertutup yang didalamnya ku yakin kertas kertas perjanjian kerja sama.

"Kenapa kamu nggak langsung kasih tuan saja?"

"Tuan dari kemarin susah saya hubungi nyonya, saya sampe kualahan menangani client yang menanyakan tuan. Tuan kemana nyonya?"

"Saya pikir tuan kasih tau kamu, saya nggak dikasih kabar sama sekali," ucapku mulai khawatir.

"Saya malah berpikir tuan sakit, makanya saya bawa dokumen ini ke rumah, tapi tadi pas saya sampe bibi bilang tuan tidak ada."

"Dia nggak pulang dari kemarin james, ini pertama kalinya william nggak pulang. Saya pikir banyak kerjaan jadi menginap di kantor. dia kemana dong james??" ucapku memelas. Dimana william? tidak biasanya dia pergi tanpa seorangpun yang dia kabari.

"Saya menghubungi nomornya berkali kali tapi juga tidak aktif."

Aku dan james sama sama bingung. Dalam kesunyian aku mencoba berpikir. Lalu ia bertanya lagi.

"Nyonya hari ini tadi jalanan ramai sekali ada apa?"

"Oh itu, ada peringatan bom bali."

"Hari ini tanggal dua belas oktober?" ucapnya keras, aku saja sampai kaget. Ku jawab dengan anggukan. "Yaampun kenapa saya sampai lupa tanggal hari ini tanggal dua belas oktober peringatan bom bali." James mengacak rambutnya frustasi.

"Apa maksudmu? Setiap tanggal dua belas oktober kan memang pemerintah provinsi bali selalu memperingati kejadian bom bali."

"Itu lah nyonya, tuan james selalu libur kerja pada tanggal sebelas, dua belas, dan tiga belas oktober. Beliau selalu meminta saya mengosongkan jadwal."

Unexpected WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang