Chapter 13
*
Grace menghela napas panjang. Jalan yang dia lalui sangat asing baginya bahkan sebuah kendaraan saja jarang sekali lewat. Kalo saja dia punya uang untuk membeli kuota. Bukan hanya masalah kuota, dia juga tidak memiliki nomor Ando apalagi, dia sama sekali tidak mempunyai kenalan disini. Grace haus. ingin minum, namun selembar uang ini yang dia punya sayang untuk dia belikan sekaleng minuman dingin. Dia tidak tau kendaraan apa yang akan menampungnya.
"Sialan-sialan kenapa sekarang aku jadi gelandangan gini!" Gerutunya didepan sebuah supermarket pinggir jalan kebetulan jalan memang sedang sepi. Anggap saja dia tidak bersyukur mau bersyukur bagaimana jika dia saja masih tidak bisa menerima penipuan sialan sang manager. Dia yakin bisa menangkapnya akan Grace jebloskan ke penjara tidak bukan penjara lagi jika ada kesempatan dia cekik sampai mati. Grace duduk termenung seraya menatap lembaran uang yang diberikan Ando tepatnya di luar supermarket tadi.
Beli atau tidak?
"Kenapa sekarang harganya bisa semahal itu? Ck. Aku sekarang miskin untuk minuman kaleng aja aku tidak punya uang. Dosaku pasti menumpuk!" Ocehnya seorang diri. Pasrah saja minuman cup lebih murah tidak perlu minuman kaleng Grace paham itu. Grace mengerucutkan bibirnya sejujurnya dia ingin masuk saja ke sana tidak salah sebab di sana pasti ada pendingin ruangan. Pintu kaca itu terbuka bersama dengan lelaki bertopi hitam sedang meneguk minuman kaleng. Mata Grace tidak teralihkan menatapnya. Panas-panas begini sangat enak minum-minum dingin.
Si pria bertopi menatap balik Grace. Dia melihat arah pandang Grace yakni kaleng yang dia teguk, pria tampan dengan topi itu tersenyum kecil sekaligus iba melihat wanita asing itu sepertinya orang tidak punya bahkan sekarang wajahnya sangat glowing bukan glowing biasa terlihat kusam. Begitu dengan bajunya yang sedikit kotor. Pria bertopi itu mendekati Grace sinar matahari sangat pas sekali mengiringi pria itu sungguh bersinar.
"Ada masalah?" Tanyanya. Bukan lagi melihat kaleng itu melainkan wajah si pria. Grace memang sudah biasa bertemu para lawan main yang tak kalah tampan namun, ini beda layaknya seorang yang menjadi pahlawan dalam kehausan Grace. Tepat sekali si pria baik hati itu beralih merogoh kresek putih mengambil minuman kaleng lain lalu menyodorkannya pada Grace seraya tersenyum kecil.
Mati kutu. Itulah yang Grace lakukan terdiam dalam degupan jantung yang tiba-tiba ini. Anggap saja dia lebay, baperan, atau apapun itu kali ini dia tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya lalu menerima sebotol minuman itu tanpa sadar lengan mereka saling bersentuhan bukanya cepat melepaskan wanita perebutan suami orang itu malah kesenangan memegang lengannya, membalas dengan senyuman. Setelah menjajal suami orang kali ini Grace mencoba peruntungannya mendekati lelaki desa berparas tampan yang tak diketahui namanya itu.
"Eh, makasih." Ucap Grace melepaskan sentuhan itu membuka kalengnya lalu meneguknya. Lumayan, rezeki memang tidak boleh di sia-siakan dia sebenarnya sangat malu sekarang nampak tidak berdaya tanpa kekayaan yang dia punya. Lusuh tak terurus seperti itulah sekarang Grace. Selain tidak punya uang diapun pengangguran, tidak ada yang lebih menderita selain tidak punya satu keluarga pun disisinya. Si Pria bertopi itu mengangguk dengan berkata, "saya permi--"
KAMU SEDANG MEMBACA
TARGET MBAK GRACE! [END]
Roman d'amourModel cantik bernama Anastasia Grace dengan karier gemilang apapun yang dia dapatkan mudah untuk ia peroleh dengan petikan jari namun, sayang kariernya runtuh dalam sekejap. Hanya dalam kurun waktu satu hari, dia harus menerima nasibnya jatuh sejat...