Bagian 25 : Anak Ayam

614 45 0
                                    

Chapter 25

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 25


#

Cit... Cit ..

Suara terdengar dari bawah selokan seekor ayam kecil berwarna putih itu sedang mencari sang induk yang entah kemana perginya sedangkan ayam kecil itu kebingungan mencari jalan keluar. Begitu anak kecil berusia dua belas tahun sibuk mencari cara agar anak ayam itu keluar dari selokan yang cukup dalam. untungnya, tidak ada air dari sana.

Sebisa mungkin gadis berseragam sekolah dasar serta rambut yang di kepang rapih itu melompat kedalamnya lalu menangkapnya dengan kedua tangan. Senyum senang terpancar dari bibir manisnya tapi Carla kecil itu bingung harus membawanya kemana bahkan dia tidak melihat sang induk dan saudaranya berada di sana. Satu cara agar anak ayam ini aman, membawanya pulang bersamanya.

Teringat jelas diingatnya anak ayam itu kini telah tumbuh besar dan sehat. Namun, dia sama sekali tidak mau anak ayam yang Carla besarkan dan sayangi akan berakhir di penggorengan  lalu keluarganya akan menyantapnya bersama. Carla tidak mau, ayam berbulu putih miliknya pergi untuk selama-lamanya.

"MAMAH! Kenapa gak kasih tau kalo ayamnya udah di potong! Putih!" Rengek Carla menangis tersedu-sedu pada sang mamah yang telah tega menjadikan ayam kesayangannya jadi hidangan makan malam.

"Udah mau mati kok!" Balas sang ibunda sedikit membentak mendengar sang anak terus merengek meminta ayam kesayangannya kembali. Semua telah terlambat, ayam kesayangan anaknya sudah mati mengingat ayam itu sudah cukup tua dari pada mati sia-sia dia memilih menjadikan makanan lezat saja.

"Tapi dulu bilang dulu bisa 'kan?" Tangis Carla berteriak kencang seraya keluar dari rumah milik neneknya itu dengan perasaan kesal sekaligus tangis tak kunjung reda. Tentu saja Carla membanting pintu keras-keras agar sang mamah mendengarnya, begitu suara mamahnya dari arah dapur memarahinya,"Benar-benar ni anak. Udah mati kok mau kamu di apakan hah!"

Pria dan wanita dalam satu motor itu  sampai perjalanan berakhir tidak henti-hentinya berdebat masalah kecil karena keduanya tidak mau kalah satu sama lain. Grace turun dari motor Ando merapihkan pakaian yang sempat kusut. Ando melihat seorang gadis kecil cerewet yang kini tengah menangis bukan menangis saja nampaknya sedang ada pertarungan besar antara ibu dan anak. Jangan salah Ando tau mamahnya Carla itu mirip sekali sekali ibunya sama-sama cerewet entahlah mungkin semua ibu begitu. Kenapa sekarang dia merindukan wanita yang telah melahirkannya?

"Stt, oi!" Desis Ando pada cucu pertama nenek Ratna itu dengan senyum meledek. Yang di panggil malah membuang muka. Jujur saja kedua orang ini paling menyebalkan bagi Carla yang satu sombong dan satu lagi jahil, sudahlah menurutnya mereka sangat serasi.

"Lagi di marahin sama emaknya," ucap Ando pada Grace yang langsung menoleh melihat Carla. Grace tidak peduli toh Carla itu sangat tidak sopan padanya tidak tau kapan mereka akan akur.

"Nyebelin banget tuh anak," balas Grace kali ini dia sibuk merogoh ponselnya melihat jam yang tertera.

"Coba kamu dekati, dia bisa jadi teman yang baik. Kadang-kadang cerewet sebelas dua belas kaya kamu," kekeh Ando memberikan sedikit saran. Akan lebih baik berdamai dari pada terlalu banyak yang tidak suka padanya, apalagi Grace satu rumah dengannya. Ando melajukan motornya meninggalkan rumah nenek Ratna menuju kontrakan bila ada nenek  Ratna saja dia akan mampir.

TARGET MBAK GRACE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang