Bagian 22 : Tagihan uang

663 48 0
                                    

Chapter 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 22

#

"Pulanglah lebih dulu. Nenek mau menghitung ini," Ucap nenek Ratna sedang sibuk mengurusi hasil panennya. Grace memutuskan untuk pulang lebih dahulu. Dia sudah mengerti jalan pulang, tidak salah karena sudah hampir sebulan dia bekerja di kebun nenek tua itu.

Senang, satu kata yang menggambarkan gadis berkulit putih itu tak henti-hentinya menghitung uang hasil keringatnya yang belum lama ini dia bergabung menjadi petani. Dia sudah berpikir akan apakan uang yang memang tak seberapa ini, tapi sungguh Grace bangga pada dirinya karena bisa dengan mudah menghasilkan uang di luar kegiatannya sebagai aktris.

"Gak usah di bayar juga dia gak mungkin nagih. Nanti aja!" Monolog Grace seraya berjalan seorang diri, lengannya tidak lepas dari menghitung uang berwarna biru itu. Grace kembali teringat dua hari lalu dia melihat Ando bersama wanita lain yang entah Grace tidak mengenalinya. Grace menggeleng untuk apa dia pikirkan, toh dia tidak tertarik pada pria tukang ngatur seperti Ando. Tidak seharusnya dia memperdulikannya.

"Banyak banget Grace?" Suara bariton itu membuat langkah kaki Grace terhenti, dia kenal siapa pemilik suara menyebalkan itu. Grace menoleh cepat sedangkan lengangnya memeluk semua lembaran uang miliknya. Si pria tersenyum lebar seraya mengedipkan satu matanya, menggoda.

"Jauh-jauh!" Ancam Grace mundur selangkah pada pria yang tak lain seorang dept colektor bagi Grace, hampir setiap bertemu menagih uang dan sekarang secara tiba-tiba muncul di hadapannya seperti tuyul tak di undang. Lengan Ando menggulung di dada pandangan terus terus menatap gadis yang tengah ketakutan seluruh uangnya dia rampas. Sudah jelas dia tak ada tampang seorang perampok. Mengapa Grace takut?

"Oh, mau lepas tanggung jawab. Lalu kapan kamu mau bayar?" Tanya Ando. Grace menggeleng, tidak akan menyerahkan bayaran pertamanya pada Ando secara cuma-cuma terlalu banyak yang dia inginkan sekarang. Dia saja tidak meminta di tolong Ando saat itu, biar saja kapan-kapan Grace akan mengganti uangnya. Ando mengulurkan lengannya bermaksud memintanya pada Grace.

"Ck, nanti aja ini masih awal. Aku gak punya uang!" Ando terkekeh membuat Grace kebingungan. Apanya yang lucu?
Inilah tipikal orang tidak tau diri bayar hutang saja susahnya minta ampun, tidak terpikirkan wanita macam Grace ini jika memiliki kredit panci apa tidak kabur?

"Apa yang lucu sih gak jelas. Udalah hutangnya lunas kemarin aku udah bikin omelette enak banget itu," ucapnya memilih pergi dari hadapan Ando. Tidak menyia-nyiakan kesempatan Ando merebut semua uang Grace dari tangannya langsung yang kebetulan belum sempat dia masukan.

"Eh! MAS ANDO!" Teriak Grace ingin merebut kembali lembaran uang berwarna birunya itu yang entah Ando tidak tahu berapa jumlahnya. Pria berkaos putih serta celana jens itu mengangkat tinggi uangnya seraya menghitungnya untunglah Grace tidak lebih tinggi dari Ando, hanya bisa menompat-lompat meraih uangnya.

"Cukup buat ganti rugi telur saya kemarin, skincare, terus makanan kemarin, sewa tempat tinggal, sewa air, pisau saya yang rusak, oh iya jangan lupa biaya rumah sakit sama kerusakan motor saya." Kata Ando mengingat-ingat semua hutang Grace memang terlalu banyak, Ando saja bingung harus bayar berapa banyak jika menjadi Grace. Wanita berambut sebahu itu mendenggus malas, sudah miskin tambah fakir saja tidak terhitung berapa jumlah uang yang harus dia bayarkan.

TARGET MBAK GRACE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang