Bagian 21 : cangkang telur

703 46 0
                                    

Chapter 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 21

#

Pagi buta Grace bangun berniat untuk berbalas budi karena telah berbagi nomor telepon salah seorang lelaki yang di taksir oleh Grace sendiri. Biarpun dia tidak bisa memasak mungkin untuk sebuah olahan telur biasa, dia dapat membuatnya.

Cangkang telur berserakan dimana-mana begitu juga dapur yang nampak begitu kacau setelah beberapa kali percobaan gagal. Tapi setidaknya Grace dapat menyelamatkan satu omelette nya, menurutnya sudah sangat sempurna dengan sedikit sentuhan akhir memberi hiasan kecil menggunakan tomat kecil dan seledri. Sempurna!

"Ayo coba ini pertama kalinya. Tapi aku yakin hasilnya akan enak!" Tawar Grace terlihat lebih ceria di pagi hari seraya menyiapkan hasil masakannya pada lelaki itu, pas sekali seorang Chef langsung. Ando terdiam di tempat, tidak kalah terkejutnya melihat Grace berbeda kali ini rajin, dan ... Kenapa dirinya sekarang berdebar? Hanya melihat Grace memakai celemek sambil menyiapkan makan pagi untuknya?

"Ada apa ini?" Tanya Ando menggeleng tersadar bahwa dapurnya kali ini sudah kacau balau. Dia saja tidak pernah memasak sampai-sampai dapurnya berantakan. Grace membawa sepiring omelette yang terlihat enak dari segi penampilan entah untuk rasanya, dia menghentikan langkah Ando lalu menyodorkan hasil masakannya.

"Mau coba?" Ando menatap piring putih diatasnya terdapat telur yang tergulung begitu menggoda, dia sedikit ragu sekaligus curiga hanya satu telur yang Grace berikan padanya. Lalu, semua cangkang telur itu dari mana? Pikirannya langsung tertuju pada tempat sampai di dekat kompor pasti ada sesuatu di sana.

"Ini pasti enak! Ayok!" Ajak Grace menarik lengan Ando dari dapur. Karena Grace sangat baik hati ingin membalas kebaikan Ando berupa hidangan kecil-kecilan yang dapat Grace masak. Meja kayu kecil depan televisi seperti kemarin mereka makan malam bersama, Grace menaruh sepiring omelette cantik buatannya beserta sendok dan garpu. Ando melirik Grace juga omelettenya, berganti.

"Coba-coba..." Tawar Grace lebih dulu mengambil bagiannya lalu melahapnya di ikuti Ando dengan wajah penuh selidik, aneh saja melihat tingkah gadis pemalas berubah rajin secara tiba-tiba. Grace dapat merasakan ada sedikit yang kurang dari masakannya.

Ando mengambil garpu lalu mencoba sedikit potongan dari telur yang tergulung rapih itu. Mata lelaki itu mengarah pada Grace seraya mengunyah olahan telur tersebut. Grace mendekatkan wajahnya penasaran apa kata sang koki di hadapannya, dia yakin seratus persen bahwa kali ini masakannya tidak gagal lagi. "udah pantes belum jadi calon istri?" Tanya Grace tiba-tiba.

"Hah?" Ando kebingungan dengan pertanyaan tiba-tiba serta jarak mereka yang terbilang sangat dekat.

"Aku tau kok. Kamu jatuh cinta sama masakan aku! Habisin, aku bisa buat yang banyak. Oke udah waktunya aku pulang---"

"Oh iya sekarang aku sangat sibuk, bukan lagi pengangguran." Grace segera beranjak dari tempatnya pekerjaan sudah selesai, langit sangat cerah waktunya untuk kembali pulang ke rumah nenek Ratna, masih terlalu banyak pekerjaan. Ando menggaruk tengkuknya hanya menatap kepergiannya seraya memakan sarapan pagi dari Grace tanpa mengatakan apapun. Percaya diri sekali dia?

TARGET MBAK GRACE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang