Bagian 19 : Selagi ada Mas koki

822 55 4
                                    

Chapter 19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 19

#

Lelah, seharian Grace harus bekerja keras di ladang nenek Ratna. Tidak tanggung-tanggung banyaknya, rasanya tulang Grace remuk karena terlalu banyak berjongkok. Tadi saja, perjalanannya menuju ladang yang ditunjukkan nenek Ratna sangat jauh mengharuskan mereka untuk berjalan kaki. Grace asik tiduran di atas kursi tempat para ibu-ibu sering kali berkumpul, tidak setiap hari hanya dihari tertentu mungkin saat panen ataupun acara-acara tertentu.

Datang wanita paru baya berambut gelombang  membawa sepiring masakan untuk temannya. Baru saja berbelok dia mengira Carla yang sedang tiduran di atas sana, ternyata dugaannya salah. Grace hanya memperhatikan wanita itu, meskipun tidak kenal,  Grace tetap menunjukan senyum kecil.

"Permisi," salah seorang tetangga nenek Ratna yang hanya melewati tiga rumah dari sini, langsung memasuki rumah yang sudah lama nenek Ratna tinggali sejak dahulu, hanya bedanya rumah ini beberapa kali di renovasi sehingga tak aneh jika rumah ini terlihat lebih besar dari rumah-rumah lainnya. Lagi-lagi Grace dianggap tidak ada, hanya karena satu kesalahan sangat disayangkan satu kampung membicarakannya, bukan satu kampung saja tapi seluruh Indonesia.

Grace kembali memejamkan matanya, dia tau nenek Ratna tadi pamit pergi tapi karena Grace malas bicara ya sudah tidak usah pedulikan. Mungkin anaknya ada didalam. Dari dalam tetangga nenek Ratna terdengar memanggil-manggil sang tuan rumah namun, tak kunjung mendapat balasan. Dia berlalu keluar menyadari ada satu orang yang tengah tiduran.

"Hei, dimana Santi tadi?" Tanya ibu itu. Grace membuka matanya. Lalu mengacungkan bahunya arti ketidaktahuan. Memang benar dia saja tidak tau kapan wanita sinis dan anaknya itu keluar dari rumah, maklum Grace baru saja kembali dari bekerja tadi lebih awal, sedangkan nenek Ratna malah menyuruh Grace lebih dulu pulang sementara nenek Ratna memilih pergi, nampaknya dia pergi ke rumah Ichan, rumah kemarin yang dimana Grace bertemu Ichan untuk kedua kalinya.

"Aku hanya tau nek Ratna tadi pergi sebentar ke rumah pak RT katanya," jawab Grace beranjak dari kursi rotan itu.

"Oh gitu. Tolong berikan ini padanya," ibu itu menyodorkan sepiring masakan yang cukup menggoda, dari kaldunya saja sudah berwarna merah menggoda. Membuat Grace kelaparan. Bodohnya dia melewatkan makan siang tadi. Sejujurnya dia tidak terlalu suka masakan nenek Ratna yang terasa manis di setiap masakan. Grace menatap ibu itu seraya mengangguk singkat. Dia berpamitan pergi.

'''

Makan malam telah siap sedia pada meja makan berukuran sedang itu yang berisikan enam kursi. Astaga, masakan aneh apalagi ini saat pertama kali melihatnya saja Grace tidak suka dari bau sampai tampilan. Kelihatan memang sama seperti masakan rumah pada umumnya tapi setelah dia rasakan, aneh. Dari pagi saja dia hanya makan sedikit.

"Minggir!" Ketus Carla melewati Grace padahal Grace sendiri tidak menghalanginya tetap saja anak kecil itu selalu sinis padanya. Semua berkumpul pada meja makan yang berada di dapur. Terkecuali suami dari anak mba Santi yang nampaknya belum kembali pulang.

TARGET MBAK GRACE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang