10

5K 467 44
                                    










"INI SEMUA SALAHMU BOKUTO-SAN!  KAU MERUSAK PONSELKU,  MENGHAPUS NOMER HINATA.  MELARANG YANG LAIN JUGA!  HINATAKU!  ADIK KU!  KESAYANGANKU!  DIA SEPERTI ITU!  LIHAT!  LIHAT DENGAN MATAMU! " kemarahan akaashi membuat semua terdiam,  bokuto menunduk,  dia juga di minta oleh kuroo.  Karena mereka sahabat sejak lama. 

"Bokuto kau kelewatan,  tidak tapi yang lain, kuroo kenapa ku memaksa bokuto melarang kami dekat fengan hinata?  Sekarang lihat semua kena dampak buruk! " kata konoha

"AKU MOHON KALIAN JANGAN BERKELAHI , semua salah kami" sugawara angkat bicara,  andai dia tidak mengirim pesan di group kusus anak voli.  Mungkin mereka tak akan tahu soal hinata. 

"YA SEMUA SALAH MU! " kata kenma yang langsung membanting ponselnya.  Dia melihat semua penjelasan anak karasuno soal rumor hinata.  Kenma awalnya ragu namun kuroo terus meyakinkan hingga dia percaya. 

Semua terdiam,  akaashi bahkan memilih pergi.  Dia lebih baik menemui hinatanya.  Adik kesayanganya,  hinata matahari yang cahayanya kini redup seperti senja. 


"Akaashi! " panggil bokuto

"Jangan bicara padaku" ini juga alasan akaashi lebih memilih berkencan dengan udai tenma.  Aealnya akaashi akan menerima perasaan bokuto.  Namun dia ragu,  apalagi saat bokuto mudah sekali percaya dengan berita sampah. 












Skip


"Akaashi bagaimana team voli yang lain? " tanya aran

"Aku tidak tahu,  dan tidak peduli" kata akaashi memilih mengusap keringat di dahi hinata. Se sayang itu akaashi pada hinata,  bahkan dia lebih baik keluar dari club voli jika dia bisa bersama hinata. 

"SHOYO!  " suara pria dengan baju basket




"DARE? " korai menatap pria itu
"AOMINR DAIKI sepupu hinata, bagaimana adik ku? " tanya aomine

"Dia sudah mulai membaik hanya menunggu siuman saja " ujar kita shin sopan. 

"Shit!  Bagaimana dia bisa begini lagi?  Shoyo jangan buat takut dong" kata aomine mencium tangan adiknya.  Dia takut sekali kala hinata di kabarkan pingsan tadi oleh yachi.  Tanpa memperdulikan pertandingan basketnya dengan kise dia memilih kemari menemui adik nya. 

"Ano,  apa hinata pernah begini dulu? " tanya suna

"Hinata bahkan pernah hampir mati karena overdosis.  Aku bahkan sudah mau mati melihat busa keluar dari mulutnya.  Sial itu menakutkan bagaimana aku melihat nya,  tangan nya dingin wajahnya pucat seperti tak ada darah mengalir "

Semua langsung terdiam,  akaashi semakin di buat terkejut.  Yachi dan kiyoko masuk membawa baju ganti untuk hinata. 

"Mina,  nanti ganti baju hinata ya kami akan memasak untuk hinata agar saat siuman dia bisa sedikit mengisi perutnya " kata kiyoko

"Tolong ya " kita shin pada kiyoko
"Tentu dia juga hinata kami " kata kiyoko












Suara lenguhan kecil mata cantik yang di tutup kini terbuka.  Hinata menatap tanganya yang di pegang oleh pria yang dia kenal.  Lalu anak inarizaki yang juga tiduran di sekitar nya. 

"Sudah siuman? " yachi tersenyum
"Yachi kenapa semua disini?  Latihan sudah usai ya? " tanya hinata

Yachi menjelaskan pada hinata apa yang sudah terjadi hal ini membuat hinata langsung panik.  Semua sudah tahu sekarang,  bagaimana jika hinata di bawa ke psikiater?.  Hinata takut jika semua akan menganggapnya gila,  hinata tidak gila sama sekali. 

"Yachi " hinata gemetar memegang tangan yachi.  Kiyoko sendiri tak paham,  akaashi yang siuman menatap hinata mendekatinya. 

"Hinata! " hinata hanya diam kala akaashi memeluknya.  Tatapan mata yang kosong,  dan bahkan hinata terlihat seperti bukan dirinya lagi. 

"Nii-chan " aomine memeluk adiknya,  tatapan itu sama seperti dulu.  Sial adiknya kembali stress seperti ini. 

"Kita break ok,  kau harus sehat dulu masalah sekolah kau bisa homeschooling sebentar "

"IIE!  TIDAK MAU AKU MOHON NII-CHAN!  JANGAN BAWA AKU KE SANA DI SANA MENAKUTKAN AKU MOHON YA! " tangis hinata pecah.  Sudah terjadi sejak lama,  saat pertama kali di bawa kesana hinata nampak biasa saja,  namun setelah keluar hinata di katakan menuju tahap di mana orang mulai kehilangan jati diri.  Atau GILA  sejak saat itu hinata terpuruk lagi.


"Hinata! Dengar KAU TIDAK GILA , DOKTER ITU YANG GILA ! kau tidak perlu takut ya, nii-chan punya kenalan dokter yang akan membantu hinata cepat membaik"

Hinata langsung bangu dan mendorong aomine. Semua langsung panik, anak inarizaki yang juga sudah bangun berlari mengejar hinata.














Lev yang berjalan dengan inouka terkejut kala hinata menabrak mereka. Baru saja akan bertanya, hinata langsung kabur. Namun mereka di buat terkejut kala anak inarizaki mengejar hinata.

"Alaashi-san ada apa ini?" tanya lev

"Kejar hinata! Sekarang! Sebelum terjadi sesuatu yang tidak di inginkan!" mereka langsung menurut.









Hinata terus berlari, dia bahkan keluar dari area camp. Jantungnya berdebar , kejadian itu kejadian gila di rumah sakit berputar di kepalanya. Kalinya gemetar bukan main, hinata panik, dia mulai kembali berhalusinasi.

' kasian anak nyonya hinata di katakan GILA'

'Kasian sekali, dia pasti melukai dirinnya'

' alu kasian pada ibunya'

'Pasti dia anak nakal, rumor nya dia memperkosa wanita di sekolahnya '

'Pantas saja, pasti dia gila karena wanita itu bunuh diri'

'Anak remaja sudah kehilangan akal'



Suara-suara itu berputar dan menggema di kepalanya. Seperti sebuah CD yang terus di putar ulang. Hinata menarik-narik rambutnya kala tak bisa menghilangkan suara-suara itu.


' layani aku !'

' kau hanya pel*c*r '



"AAAAA!!!!! PERGI!!! AAAAA..... HIKS... JANGAN !!!!! AAAAAAAAAAAA!!!!" teriak hinata







"HINATA!" korai dia menemukan hinata , sekuat tenaga lelaki itu langsung menarik tangan mungil yang menarik rambutnya. Bahkan beberapa helai rambut terjatuh saking kuatnya hinata menarik .

."Hinata ! Tenang ini aku! Aku sudah mengusir mereka ok! Lihat ini aku " mata hinata terbuka menatap korai, pelukan erat hinata berikan. Korai mengelus rambut hinata, sial dia mendengar hinata berteriak. Terpaksa dia juga ikut berbohong.




"Aku hiks... Tidak...hiks... Gila" kata hinata menangis

" tentu saja!  Siapa yang bilang kau gila hinataku yang manis dan imut ini mana mungkin seperti itu " korai terus menenangkan hinata hingga sakusa dan hirugami datang. 





"Dia tidur " kata korai melihat hinata memejakan matanya

"Apa yang sebenarnya terjadi! " sakusa mengepalkan tanganya,  hinata seperti putus asa,  bahkan seperti tertekan dan menyembunyikan banyak hal. 

"Ayo bawa dia dulu,  aku takut dia demam" perkataan hirugami,  sakusa mengambil alih hinata,  tak ada pertengkaran apapun.  Mereka semua memilih fokus pada hinata. 
















Tbc



Yahooo

please comeback ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang