17

3.6K 404 24
                                    





Pagi hari tiba,  hinata melihat komori.  Namun tidak melihat sakusa,  dan juga suna mengirim pesan jika dia berangkat duluan.  Namun ada yang aneh,  komori seperti enggan melihatnya.  Apa dia yang salkah kaprah atau bagaimana. 

"Komori-san! " Hinata menarik tangan komori hingga membuat pria dengan rambut coklat itu menoleh ke arahnya.  Seketika mata komori menatap hinata sambil menghelah nafas panjang.  Dia teringat sakusa,  yang mengurung diri. 

"Hinata?  Kau berapa lama berkencan dengan kozume kenma? " tanya komori membuat hinata memirinbgkan kepalanya. 

"Eh?  Kami tidak pernah berkencan,  meski kenma adalah cinta pertamaku" jawab hinata yang membuat komori berhenti berjalan. 

"Kenma?  Cinta pertama mu?  Lalu itu kemarin aku liat kalian kencan" kata komori agak was - was

"Oooo...  Emmm kenma mengajak bertemu untuk meminta maaf.  Dia mengajak untuk kembali berteman. Sekaligus aku mengungkapkan perasaan ku yang dulu" jawab hinata

Komori langsung memegang bahu hinata,  jadi sepupunya yang kekuarangan kadar ke pekaan itu.  Masih memiliki kesempatan untuk menjadikan hinata sebagai miliknya.  Jika begini ya bagus dong,  komori akan memberi tahu sakusa nanti. 

"Ja ayo berangkat bersama " ajak komori

Saat tiba di kelas,  hinata di tatap oleh para siswa.  Entah apa yang terjadi namun dia sangat mengenal atmosfer ini.  Suasana yang sama saat dia pertama kali ter bully.  Jantung hinata sudah berdebar sangat kencang. 

"Hai hinata " ameri duduk di depan meja hinata. Hanya wajah datar yang bisa hinata berikan sekarang apa yang akan gadis gila ini mau lakukan.

"Bagaimana soal para pria itu,  kau sudah melayani banyak orang? " hinata tersentak tanganya gemetar. Kenangan yang paling dia benci,  adalah kenangan dimana dia hampir di nodai oleh dokter cabul. 

"Kau sebenarnya apa yang kau mau! " datar hinata

"Tidak ada" ameri tertawa,  beberapa siswa mulai berbisik-bisik.  Seketika keringat dingin keluar,  hinata langsung berdir dan keluar dari kelasnya.  Dia butuh tempat yang aman,  tanpa menyadari dia membuat suna dan gin terheran.  Hinata melewati mereka begitu saja. 

"Suna kenapa degan hinata, aku jadi khawatir " suna langsung menarik gin untuk mengikuti hinata.  Baru saja anak itu membaik, sekarang dia terlihat seperti dalam masalah lagi. Suna mengirim pesan pada kita shin,  mengatakan jika hinata bertingkah aneh.. 

Hinata duduk gemetar,  keringat menbanjirinya. Ingatan bagaimana dia hampir di cabuli oleh dokter dimana dia berobat membuat dirinya ketakutan.  Dari sana juga hinata di buatkan keterangan.  Dimana hinata di katakan gila. 

"HINATA!!!! " suna dan gin melihat wajah pucat hinata. 

"Hinata ada hum? " suna bertanya namun nafas hinata tersendat - sendat.  Gin langsung panik setengah mati melihat hinata seperti itu.  Kita shin yang datang dengan aran langsung melihat hinata. 

Hinata gemetar,  bayangan dimana tubuhnya di sentuh sana sini oleh dokter gila itu membuatnya ketakutan.  Belum lagi beberapa orang tak di kenal yang hampir mencabulinya.  Hinata ketakutan setangah mati,  telinganya berdengung se akan tak bisa mendengar apapun. 

Panggilan suna,  kita shin bahkan aran dan gin.  Seperti suara sunyi yang masuk ke telinga hinata.  Tak terdengar apapun sama sekali.  Kita shin semakin panik,  dia menyentuh tangan hinata.  Namun hinata langsung mendorong kita shin. 

"PERGI!!!!  AAAAAA.....  PERGI!!!!!!! " histeris hinata membuat semuanya nampak kaget.  Hinat berlari mendorong mereka,  semua langsung panik.  Dengan cepat hinata masuk kedalam loker. 

"Hinata...  Keluar ya...  Ini kita shinsuke ok bukan orang jahat" kata kita shin mengetuk pintu loker. 

"Hinata ini aku gin,  ayo keluar ya kita makan bakpao yang banyak " ujar nya namun tak ada suara sama sekali. 

"Kita-san bagaimana ini,  apa yang terjadi pada hinata " tanya gin

"MINA!!!!! " atsumu masuk dengan osamu dan akagi.  Suasana nampak sedikit tegang,  apa yang terjadi.  Atsumu tak sengaja kewat kelas hinata,  banyak siswa membicarakan soal hinata. 

"Apa yang terjadi! " atsumu heran

"Kita - san lihat " suna memperlihatkan postingan di web sekolah.  Mengenai salah satu pemain voli inarizaki adalah seorang simpanan pria pria nakal.  Dan foto itu meski di blur sangat masih bisa di kenali jika itu adalah hinata. 

Brakkk

Atsumu meninju loker,  siapa bajingan sialan yang membuat berita sampah seperti ini.  Osamu dengan wajah datar sudah 100% tahu jika ini ulah ameri.  Tanganya mengepal sangat kuat,  dia akan buat ameri merasakan 100x lipat lebih menakutkan dari ini.

"Suna ikut aku " ujar osamu

Aran tak merasakan ada suara sama sekali.  Dia langsung menarik paksa pintu loker.  Hingga mereka melihat hinata pingsan di dalam sana.  Aran langsung membawa hinata. 




Ameri tertawa dia puas sekali, matanya menatap banyak komentar kebencian yang di tujukan pada hinata.  Bahkan se isi kelas mulai di bagi dua kubu. Kubu yang tidak percaya soal berita sampah itu.  Dan kubu yang percaya jika hinata hanya berpura - pura terlihat imut.  Agar bisa menarik perhatian banyak pria. 

"Aaaaa...  Suna,  aku dengar ada seorang wanita dari karasuno adalah seorang pembully " ujar osamu tepat di depan ameri lebih tepatnya di hadapan seluruh penghuni kelas.

"Ehh..  Membuat rumor sampah dan membuat seseorang hampir kehilangan nyawa.  Aku dengar dia di keluarkan dari sekolahnya " ujar suna. 

"Eh?  Osamu-san tahu berita itu juga? " tanya adik kelas

"Tentu saja,  bayangkan wanita seperti itu masuk sekollah kita " kata osamu.

"HYAAA...  perempuan sampah tukang bully. Menjijikan sekali jika dia sekolah disini" salah satu siswi.

"Benar,  apa - apaan itu. Membully?  Dia fikir dirinya terlihat hebat.  Malah mirip monster menjijikan " ameri mengepalkan tanganya.

"Oh aku punya fotonya lo,  foto anak karasuno yang membully itu" kata suna menghidupkan layar ponselnya.  Seketika ameri langsung tegang, apakah suna tahu jika dia orangnya. 

"Lihat-lihat" kata siswa lain,  ameri langsung menerobos dan menabrak tangan suna yang memegang HP.  BAHKAN menginjak ponsel suna. 

"HEI! " teriak suna

"Senpai gomen. Aku tidak sengaja,  astaga akan aku ganti " ameri mengambil ponsel suna.  Namun osamu langsung mendorong ameri menjauh.  Tatapan datar dia berikan pada ameri. 

"Akan ku buat kau gila  disini " bisik osamu membuat ameri menatap pria dengan rambut abu - abu tersebut. 







Tbc

Yahooo

please comeback ! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang