66

76 12 0
                                    

Selamat membaca ♪











"Ada apa Lei" sambil menarik tangannya keras "Lei, cepat katakan apa yang terjadi, kenapa kau..."

"Siapa kalian, apa mau kalian disini" suara bariton pria tua yang masih siaga mengunuskan pedangnya kearah leher WuLei

Terlihat jelas bahwa nyawa WuLei berada diambang kematian karena para pria tua tengah mengerubungi mereka sambil membawa pedang, obor, panahan.

"Maaf tuan, tujuan kami kesini ingin menyembuhkan mataku yang terkena racun" saut Yn dengan santai

"Disini tidak ada pengobatan, cepat kalian pergi dari sini"

"Wah lei, parah kau ini masa kita salah tempat bodoh!" mencubit lengannya "ARGHH"

Teriakan kesakitan WuLei membuat beberapa pria tua tersebut terkejut akibat cubitan Yn.

"Sakit bodoh! kau tau nyawa kita diambang kematian, dan kau lihat para orang tua ini sedang membawa panahan, pedang dan obor tau" berbisik

Yn langsung memberikan pukulan sekali lagi dikepala WuLei, membuat sikorban melotot kearahnya.

"Apa mau marah ayo marah saja, memang nya aku ini bisa lihat atau kau yang lupa denganku kalau mataku ini tidak dapat melihat" dengan meninggikan suaranya

"Ah iya lupa, maaf" sambil menggosok rambutnya

"Tapi kau tidak salah tempatkan" menekan kembali pertanyaannya "Tidak ada tempat lain pengobatan selain disini tempat tinggal mereka di gunung QingCheng" berbisik

"Lalu mengapa mereka siap siaga, memangnya kita penjahat? yang ada kita korban dari mereka sampai membuat mataku tidak dapat melihat keindahan sekitar, apa tuan tega denganku baiklah - baiklah kalau kalian tidak ingin membantuku maka kami akan pergi"

"Apa maksudmu Yn, kita sudah sejauh ini sampai kesini kau memutuskan untuk pergi, tidak aku ingin kau segera sembuh"

"Sudahlah Lei, percuma saja kita tidak akan pernah dipercaya oleh orang - orang lagi. Apalagi warga miskin macam kita" seketika alis Lei mengkerut "Disini kita hanya meminta obat saja, mereka tidak akan mau kalau tanpa diberikan uang, apa kau punya uang banyak seperti orang kaya sombong yang lain. Tidakkan, jadi lebih baik kita kembali" menarik tangannya

"Tapi Yn kau harus segera sembuh kalau kau seperti ini bagaimana.." "Bagaimana apa? tidak dapat melanjutkan berjualan ayam potong begitu, tenang aku bisa menyuruhmu nanti untuk bagian potong memotong. Jadi percuma saja kita sejauh ini datang kesini"

Beberapa langkah keduanya terhenti "Katakan siapa kalian sebenarnya"

"Huft astaga tuan, sudah kukatakan berapa kali kalian kalau aku, dan temanku ini hanya warga miskin biasa. Mungkin kalian bingung kenapa kita tau tempat inikan, itu juga kita tau informasi dari ayah temanku diwaktu dia melayani pembeli tanpa sengaja ada para petinggi yang membicarakan tempat kalian lalu paman secepatnya memintaku untuk pergi kesini, ya kan Lei"

WuLei mulai mengerti bahwa Yn melakukan drama "Benar apa yang dikatakan temanku, kalaupun ayahku tidak memaksamu mungkin dia tetap tidak akan mau pergi kesini, dan aku pun tidak ingin teman bodoh ku terus menerus buta seperti ini bagaimana dia akan meneruskan usahanya apalagi keluarganya"

"Sudahlah Lei hiks.. hikss.. lebih baik kita pergi saja"

"Tunggu nak" salah satu pria tua "Shen, kurasa mereka orang baik jadi biarkan mereka mendapatkan pengobatan nya"

Menunggu jawaban lama dari ketua, akhirnya ia mensetujui permintaan rekannya.

"Baiklah nak, kalian akan mendapatkan pengobatan disini"

"YEAYY AKHIRNYA LEI AKU DAPAT SEMBUH" tidak disadari Yn melompat lompat layak nya anak kecil yang diberi hadiah oleh orang tuanya.

Ketika memasuki sebuah pendopo Yn begitu sangat menikmati aroma teh yang membuatnya begitu tenang, dan tetua pun begitu memahami nya.

"Perkenalkan diri kalian"

"Hai tuan, perkenalkan namaku Yn, aku warga dari desa pedang, aku bekerja ditoko potong ayam paman Chen, kalau yang disampingku ini adalah teman kecilku namanya WuLei anak angkat dari paman Xiangho si pemilik lestoran sup terkenal didesa pedang. Salam kenal semuanya" dengan nada antusias

"Nampaknya kau sangat bahagia sekali nak"

"Ouh tentu saja tuan, mana ada orang yang tidak mau bersabar untuk dapat melihat lagi" lelaki tua tersebut hanya terkekeh

"Sekarang, aku akan memperkenalkan kalian berdua siapa nama - nama orang disini. Yang pertama perkenalkan namaku Bo Jun, kalau yang tadi menyambut kalian pertama kali dia bernama Tomu Ran"

"Tunggu jangan bilang tuan yang tadi menyambut pertama didepan itu seorang tuan garang" seketika semua penghuni pendopo tertawa terbahak - bahak "Kenapa kalian tertawa" WuLei langsung menendang kakinya

"Jangan berbicara sembarang orang nya sekarang ada dihadapanmu bodoh, lihat dia tengah menatap tajam kearahmu" berbisik

"Ya mana aku tau, tapi memang benarkan kalau tuan tadi yang didepan terlihat nada bicaranya seperti orang yang suka marah - marah akan ketegasan yang ia putuskan"

"Hahaha kau memang benar sekali nak, walaupun kau tidak dapat melihat tetapi kau sangat pandai sekali membaca karakter orang dengan nada bicaranya" sela atusias wanita tua

"Loh Lei, disini ada wanitanya juga" Semua terkekeh melihat keluguan Yn, sedangkan Lei hanya menggelengkan kepala

"Memang disini ada wanita maupun pria nak, tidak hanya para orang tua tetapi anak muda maupun kecilpun ada lebih tepatnya seperti desa kecil" ujar wanita tua

"Hai bibi, bolehkan aku memanggil mu bibi siapa namanya?" wanita tua tersebut menghampiri Yn sambil membelai pucuk rambutnya "Panggil saja bibi Tie Lan"

"Hai bi Tie Lan..."

suara perut Yn membuat semua melihat kearahnya, dan langsung memecahkan tawa semua orang dipendopo.

Langkah lari remaja yang mengarah ketengah lapangan, menghampiri Jenderal Zhao yang tengah mengitruksi beberapa prajurit untuk memperbaiki gerbang perbatasan QinYi.

"Maaf jenderal, menganggu waktumu saya memberikan sebuah informasi mengenai guru Yifang, sekarang dia telah tersadar tapi.."

Seketika Zhao, langsung berlari menghampiri kamar Yifang, yang mana didalam sudah ada keributan Yifang memaksa keluar dari kamar.

"Kau akan kemana Yifang" tanya Zhao

"Kenapa kau berada disini, dan.."

"Tenangkan dirimu, sekarang semua keamanan disini telah membaik"

"Apa urusanmu dengan keamanan disini" seketika dirinya ingin mendorong menggunakan tangannya tiba - tiba ia terhenti, dan mulai menyadari bahwa ia telah kehilangan tangan kanannya "Ke.. kenapa, ARGHHH"

Yifang berteriak dengan diakhiri tangisan yang membuat hidupnya sekarang telah hancur remuk, apalagi setelah ia telah menginggat semua kejadian mulai dari kematian ayahnya, beserta orang - orang yang harus ia lindungi tetapi semuanya telah berakhir diujung kematian tepat dihadapannya.

"Hiks... hikss... ayah maafkan Yifumu ini hiks..."

Zhao memerintah semua orang untuk keluar dari kamar "Menangislah, keluarkan semua rasa sakitmu saat ini" menepuk pundaknya "Kuharap kau akan menjadi lelaki yang sangat tegar akan menghadapi disetiap rintangan hidupmu, karena masih ada banyak orang disekitar termasuk istrimu yang masih sangat membutuhkan dirimu"

Jenderal Zhao memutuskan untuk meninggalkan sendiri, agar ia dapat menenangkan hatinya. Sedangkan Yifang sendiri, sempat berfikir bahwa memanglah benar apa yang diucapkan oleh jenderal kalau saat ini hidupnya hanyalah istri beserta rakyatnya yang masih tersisa.

"Aku akan meneruskan kewajiban mu ayah, tolong bimbinglah anakmu ini untuk dapat menjalankan semua nya dengan baik, dan akan kupastikan pembalasan dendamku terhadap mereka tidak akan pernah berhenti sampai dia mati ditanganku" ucap geramnya




























Thanks and see you next time bye👋

The Legend Of Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang