Boncha #1. Liburan

1.1K 132 20
                                    

Sekarang, Be sudah beranjak empat bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, Be sudah beranjak empat bulan. Banyak sekali perubahan yang terlihat dari bayi lucu kami. Wajah Be benar-benar menunjukkan kemiripannya dengan Jeon. Be juga sudah mulai meracau sepatah duapatah kata, belum jelas memang, tapi sangat menggemaskan.

Aku seringkali khawatir karena Be mulai terlihat aktif, dia suka berguling ke sana kemari, merangkak, dan telentang. Hal itu membuatku harus benar-benar memperhatikannya. Sebenarnya cukup terbantu kalau menjaga Be di hari libur, disaat Jeon libur bekerja.

Yah, terbantu kalau Jeon juga tidak dalam mode aktif. Ah, bagaimana ya menjelaskannya?

Jeon itu memang melakukan perannya dengan baik sebagai seorang suami dan ayah. Dia memang manja, kalau sedang berdua denganku. Meskipun begitu, Jeon termasuk orang yang sangat peka dan benar-benar siaga. Itu terlihat disaat aku sedang hamil. Jeon bahkan sangat hati-hati dan selalu menjagaku. Yah, hal sesederhana itu seakan menunjukkan kalau sebenarnya Jeon bukanlah tipikal pria manja. Disaat dia menunjukkan sisi manjanya, dia hanya ingin mendapatkan perhatian lebih.

Tetapi, saat ini, disaat aku memintanya untuk menjaga Be sementara aku membantu ibu memasak, agaknya Jeon juga sedang dalam mode aktif. Bukannya memperhatikan putra kecilnya yang sekarang sangat aktif berguling di lantai, Jeon justru ikut menggulingkan tubuhnya, menciptakan gelak tawa Be yang mungkin tidak habis pikir melihat kelakuan ayahnya. Astaga!

“Lihat! Jeon tidak pernah berubah,” ucap ibu disela memotong sayuran. Menginterupsi kedua manikku untuk melihat ke arah ruang keluarga, yang tidak jauh dari dapur.

Aku hanya terkekeh pelan sembari menggeleng kepala. Yah, he does what he sees. Meski begitu, aku sangat mencintainya.

Ah, ya, yang awalnya hanya satu bulan, kini faktanya, aku dan Jeon tinggal di rumah ibu sampai Be sudah beranjak empat bulan ini. Bukan tanpa alasan. Sebelumnya, banyak beberapa hal yang kami sekeluarga rundingkan. Dikarenakan mendapat kabar tetangga sebelah rumah ibu menjual rumahnya, akhirnya Vee memutuskan untuk membeli rumah itu dan justru akan menyewakan rumahnya yang baru saja rampung.

Jadi, Vee sudah tinggal di rumah itu, di sebelah rumah ibu. Dan, yah, Apartemen tidak kami jual, mungkin nanti akan kami sewakan. Karena pasalnya, aku dan Jeon akan benar-benar tinggal bersama ayah dan ibu.

Mungkin sempat membuat beberapa kontra disaat diskusi keluarga. Bukan Jeon, tetapi aku yang sekarang lebih memilih untuk tinggal terpisah dengan ayah dan ibu. Tetapi, saat ayah akan memutuskan untuk pensiun walaupun waktunya belum ditentukan, mau tidak mau aku harus tetap tinggal bersama dan menjaga kedua orang tuaku.

Aku berharap, semuanya akan tetap baik-baik saja.

Selama beberapa bulan ini, kami mendapatkan beberapa kabar baik, perihal Jinny yang akan segera mendapatkan adik, Kak Jimmy yang akhirnya menikah, dan Jeon yang akan menempati janjinya untuk mengajak liburan ke suatu tempat.

Sekon berikutnya, aku dikejutkan dengan suara tangisan Be, membuatku lekas menoleh dan mendapati Jeon tengah mendekati buntalan lucu itu dan menggendongnya. Sebelum mendekati mereka, aku mencuci tanganku lebih dulu.

𝐁𝐨𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐔𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang