38. Give Birth

1.1K 159 59
                                    

Jeon Jykoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeon Jykoo

Sudah memutar tiga lagu milik boygroup terkenal itu. Aku kelelahan sendiri, lalu memilih untuk duduk di kursi tepat di sisi ranjang Bitna. Aku hanya menatapnya yang masih mematri senyum.

Saat ini melihat Bitna tertawa dengan apa yang aku lakukan, membuat relungku menghangat. Bahkan rasa lelah sehabis menari tidak begitu terasa. Setidaknya, itu bisa membuatnya melupakan sejenak rasa sakit di area perutnya yang selalu muncul.

“Kau sudah merasa lebih baik, hmm?” Aku meraih tangannya, sesekali memberikan kecupan sekilas.

Aku mendapati Bitna mengangguk. Tangannya terulur untuk mengusap keringat yang menetes di area pelipisku. “Istirahatlah, Jeon!” titahnya. Kemudian dia menepuk sisi ranjang untuk memintaku meletakkan kepalaku di sana.

Terkekeh di awal, aku menuruti, meletakkan kepalaku di sisi ranjang. Pun aku merasakan jemarinya mengusap lembut puncak kepalaku. Perlahan membuat pelupuk mataku terpejam, aku memang merasa lelah karena kegiatan tadi. Tapi, rasanya begitu berat untuk benar-benar meninggalkannya tidur walaupun sebentar.

Dokter Lee tidak memperbolehkan Bitna pulang. Dia bilang, karena mengalami beberapa kali kontraksi, dikhawatirkan Bitna akan melahirkan sekarang ini. Jadi, Dokter Lee menyarankan agar kami tetap berada di rumah sakit sampai akhirnya mendapatkan keputusan yang tepat.

Namun, beberapa menit kemudian, pintu kamar ini terbuka, menampilkan Dokter Lee yang mulai mendekati keberadaan kami. Membuatku mengangkat kepalaku dan duduk dengan benar.

“Kita periksa lagi, ya, Nona istri,” tutur Dokter Lee. Saat mendapatkan persetujuan dari Bitna, Dokter Lee memasang stetoskop itu di kedua telinganya dan lekas melakukan pemeriksaan.

“Apa yang kau rasakan?” tanyanya pada Bitna.

Kulihat Bitna terdiam lebih dulu, seperti tengah berpikir. Bersamaan dengan itu, Bitna sedikit mengubah posisi duduknya. Dia terlihat seperti tidak nyaman. “Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, tapi perutku masih terasa nyeri,”  ungkapnya.

Aku sempat tertegun. Masalahnya, Bitna tidak menunjukkan itu padaku. Saat tadi aku bertanya pun, dia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Meski tidak ikut menimpali, aku memilih meraih tangannya lagi untuk digenggam.

Dokter Lee mengangguk mengerti. Kini pandangannya beralih ke arahku, “Jadi, saat menyimpulkan pemeriksaan yang pertama. Sepertinya Nona istri akan melahirkan hari ini, tetapi melalui operasi caesar,” jelasnya.

Aku berpikir sejenak, mengingat perkataannya saat pemeriksaan kandungan Bitna yang berjalan 5 bulan pada saat itu. “Dokter bilang, Bitna bisa melahirkan dengan normal,” sergahku.

Bahkan aku mengingat, pemeriksaan kemarin pun masih baik-baik saja. Kalaupun akan melakukan operasi caesar, mungkin sudah sebelumnya dilakukan.

“Benar, Tuan. Tetapi, sepertinya ada sedikit masalah yang membuat beberapa kemungkinan,” balas Dokter Lee.

𝐁𝐨𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐔𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang