14. Istri Kedua?

1.3K 186 39
                                    

Taksi yang aku naiki telah sempurna mengantarku sampai ke tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taksi yang aku naiki telah sempurna mengantarku sampai ke tujuan. Ke sebuah gedung pencakar langit dengan alamat yang aku dapatkan dari Resepsionis itu.

Lantas tungkaiku melangkah perlahan, memasuki lobi utama dan berhenti disebuah meja Resepsionis. Sebelumnya, kedua manikku bergulir, menatap ke seluruh penjuru ruangan besar itu. Tetapi aku tidak menemukan kelinci tengik itu disana.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya, “Permisi. Boleh aku bertanya?” tanyaku terjeda. Wanita itu tersenyum ramah.

Sejujurnya ragu untuk melakukan ini. Jeon baru tidak pulang satu hari, namun sudah berhasil membuatku cemas bukan main. Apalagi dia tidak pulang, dan orang di kantornya mengatakan kalau Jeon tidak kembali setelah makan siang karena bertemu Klien.

“Apa Jeon Jykoo dari J—Corporation menjadi tamu di sini?” Aku menggigit bibir dalamku, berharap aku mendapatkan informasi mengenai kelinci tengik itu.

“Tunggu sebentar, Nona!” Kedua manik wanita itu bergulir ke layang monitor dihadapannya, mencari sesuatu disana yang menjadi tujuanku.

Tatkala dia kembali menatapku, aku sedikit tersentak. Namun, wanita itu menjawab dengan senyuman, “Benar, Nona, Mr.Jeon menjadi tamu disini kemarin. Beliau melakukan pertemuan dengan Mr.Kim dan selesai pada pukul empat sore.”

Aku bergeming, mencerna perkataannya sejenak.

“Lalu setelah itu?”

“Tidak ada, Nona. Tepat pukul empat sore Mr.Jeon meninggalkan kantor ini,” sahut wanita itu.

Aku terdiam. Bahuku mendadak menurun. Entah kenapa rasanya kecewa, aku tidak mendapatkan kepastian mengenai keberadaan Jeon.

Astaga! Awas saja kalau kelinci tengik itu pulang. Aku akan mengacak-acak wajahnya karena sudah membuatku khawatir.

Setelah mengucapkan Terima kasih, aku berlalu meninggalkan kantor itu untuk pulang. Berdiri didepan halaman kantor untuk kembali menunggu taksi. Pun aku tak henti-hentinya untuk menghubungi ponsel Jeon, kendati hasilnya sama saja— tidak tersambung.

Sejenak menunggu taksi, aku memutuskan mengirim pesan untuk Vee, mungkin dia bisa membantuku untuk mencaritahu keberadaan Jeon.

Tak lama kendaraan roda empat itu datang, membuatku lekas menaiki untuk segera pulang ke rumah orang tuaku. Mungkin akan lebih baik jika aku ke sana dan bertanya langsung pada manusia Alien itu.

Beberapa menit perjalanan aku teringat sesuatu. Mungkin aku bisa mendapatkan apa saja yang Jeon lakukan kemarin dengan memeriksa histori kartu Kreditnya. Lantas membuatku membuka ponsel dan memeriksanya.

Awalnya alisku bertautan tatkala mendapati informasi yang tertera di histori kartu Kreditnya itu, membuatku berpikir keras kenapa dia melakukan transaksi dengan jumlah yang cukup besar ditempat tersebut.

𝐁𝐨𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐔𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang