Hai semuanya...
Apa kabar kalian semua? Ku harap kalian baik dan sehat selalu ya.Maaf banget sempet ilang lumayan lama dan makasih banget kalian udah mau nunggu. Sejujurnya, beberapa hari belakangan ini aku lagi galauin masalah pribadiku sendiri. Sedikit banyak cerita ini ku ambil dari pengalaman ku sendiri, tapi sayangnya aku belum bisa jadi karanter Krist di sini yang berdamai sama masa lalunya dan maafin semua mantannya.
Dan galaunya jadi nambah waktu liat Kit main series BL lagi, tapi sama Mike. Aku tetep sayang Kit kok cuma sempet kesel sama GMM malah pairing Kit sama Mike, bukan Singto.
So ya, karena itu semua aku mutusin buat stop nulis dulu, takut berpengaruh ke ceritanya kalau nulis sambil galau-galau ga jelas hahaha.
Oh ya, I'm okay now. Jadi mulai hari ini udah bisa lanjut nulis dan update cerita-cerita di wattpad ini lagi. *Yeay cheers🥂Ok semuanya. Selamat membaca🥰✨
.
.
Krist pergi menemui King di cofee shop dekat kantornya. Kakaknya datang tidak sendirian melainkan mengajak calon suami. Dia sengaja mengajak bertemu pada jam makan siang, mengingat nanti malam akan bertemu dengan ibu dan ayah tirinya.
"Calon suami lo anak SMA apa gimana? Mukanya muda amat," tanya Krist setelah calon suami King pergi ke kamar mandi.
"Kenapa? Lo merasa tua?" ledek King.
"Jelas! Gila lo umurnya masih 22 tahun! Beda enam tahun sama gue. Tapi gue curiga sama satu hal sih."
"Apaan?"
"Lo pergi ke dukun mana sampai berhasil gebet dia?"
"Sialan lo, ya!" King memelototi adiknya. Krist cuma nyengir, menambah rasa kesalnya.
"Gue nggak pakai pelet apa-apa. Kalo lo mempertanyakan itu, kenapa nggak mempertanyakan kenapa Papa Toy bisa kepincut sama Mama? Papa Toy ganteng bin sempurna gitu, kok mau sama emak kita?"
"Dih... gue aduin Mama lo." Krist tergelak. Kakaknya benar, tidak ada yang salah cuma lucu saja.
"Tapi nggak ada yang tau jodoh sih."
"Lo sama Opa Singto aja udah aneh banget," cibir King.
"Bilang aja sirik." Krist menjulurkan lidahnya. "Gue bisa jadi mertuanya Mama. Keren, kan?"
"Keren pala lo. Ini melebihi sinetron tau nggak. Status lo sama Opa kalo nikah tuh udah muter ke mana-mana. Kalo kalian ada niatan nikah, tinggal di sini aja biar nggak jadi bahan obrolan tetangga sebelah rumah. Tetangga-tetangga kita doyan gosipin orang."
Krist tergelak. Suara tawanya hilang pelan-pelan setelah melihat sesosok laki-laki rupawan muncul di samping mejanya.
"Krist?"
"Hey, Brent," sapa Krist agak canggung.
"It's nice to see you here."
"Yeah. glad to see you!" Krist menggaruk tengkuk lehernya.
King diam-diam memperhatikan adiknya dan laki-laki yang dipanggil Brent itu. Dia mengamati keduanya secara bergantian dan mulai paham atmosfer berbeda di depan mata. Tak lama laki-laki itu pergi meninggalkan meja mereka, membuat King tak tahan menggoda adiknya.
"Brent Adams, kan? CEO SunOuters?" tanya King secepat kilat. Adiknya berdeham pelan.
"Wow! Amazing sekali ruang lingkup adik gue. Sepertinya lo meniduri semua laki-laki di kota New York. Mungkin separuhnya."
"Kurang ajar! Nggak lah," sanggah Krist.
"Ini Brent yang pernah lo ceritain tidur sama lo, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of Destiny [On Going]
RomanceKrist Sangpotirat adalah seorang pria metropolitan. Dengan gaya kehidupan malam yang bebas, Krist sudah sangat sering melakukan one night stand dengan pria-pria tampan incarannya. Krist pikir melakukan one night stand dengan Singto Prachaya Ruangroj...