Disclaimer!!
Aku publish wattpad lagi bukan karena ga menghargai Abang yang lagi ibadah ya... Berhubung agama ku dan Abang juga sama jadi ga mungkin aku ga menghargai agamaku sendiri...Tujuan publish karena lagi kangen banget sama Abang dan aku juga pengen ngobatin kalian yang udah kangen sama Abang lewat tulisanku...
So, selamat membaca!!✨
.
.
Nonnie bersedekap di dada sambil memandangi Singto. Tak hanya dirinya seorang, tetapi ada pula sepupu yang lain, Pawat Ruangroj. Sementara itu, Krist duduk di dalam mobil. Hal ini karena Nonnie ingin bicara empat mata dengan Singto saja bersama Pawat. Mereka bertiga berdiri menjauh dari mobil Singto.
"Om pacaran sama Krist?" Nonnie menodong pertanyaan dengan cepat tanpa basa-basi.
"Kalo pacaran emangnya kenapa sih, Nie?" serobot Pawat.
"Kenapa?" Nonnie memelototi sepupunya.
"Ya, harusnya Om Singto cerita sama Toy. Om Singto nyuruh gue untuk tutup mulut. Anaknya harus tau dong kalo bapaknya ada something dengan anak tirinya."
Singto seperti sedang disidang oleh dosen penguji killer di kampus. Dia tahu keponakannya sangat peduli, tapi tidak menyangka akan seperti ini responsnya. Singto pikir semua akan baik-baik saja.
"Mungkin Om Singto punya alasannya. Iya, kan, Om?" Pawat menanggapi lebih tenang sambil tersenyum saat melihat omnya.
"Betul. Om belum siap cerita dengan Toy. Makanya Om minta kamu untuk diam dan nggak bilang sama Toy, Nie. Om yakin dia akan sangat terkejut kalo tau hal ini. Jadi Om mohon rahasiakan dari siapapun. Cukup kalian berdua yang tau."
Singto mulai buka suara setelah sekian lama diam dan menerima tatapan Nonnie yang begitu menunjukkan ketidakpercayaannya.
"Om tidur sama Krist?" celetuk Nonnie.
"Nonnie!" Pawat memelototi dan menarik lengan Nonnie.
"Enough. Ayo, kita masuk. Itu urusan pribadi Om Singto."
Nonnie memukul tangan Pawat sampai terlepas dari lengannya.
"Gue cuma nanya. Soalnya gue lihat Om Singto ciuman sama Krist. Lagian lo tau, kan, keluarga Ruangroj nggak ada yang bener? Orangtua gue, orangtua lo, orangtuanya Harit, dan orangtuanya AJ. Gue nggak mau Om Singto masuk dalam deretan itu. Gue tau sebaik apa Om Singto."
Menurut Singto, satu-satunya keponakan yang berani mempertanyakan hal-hal pribadi seperti itu hanyalah Nonnie. Bahkan Nonnie berani memarahi orangtuanya yang selingkuh satu sama lain. Seperti yang dikatakan Nonnie benar. Kehidupan pernikahan kakak-kakaknya tidak ada yang berjalan mulus. Namun, Singto tidak mau mencampuri urusan kakak-kakaknya.
"Itu tetap urusan Om Singto. Kita sebagai keponakan nggak bisa ikut campur." Pawat menekankan kalimatnya, bermaksud menyudahi obrolan ini.
Nonnie berkata, "Oke. Jangan terlalu lama sembunyiin hal ini dari Toy. Jangan sampai dia benci sama Om karena udah bohongin dia dan main belakang sama anak tirinya."
"Om nggak ada main belakang, Nonnie," sanggah Singto.
"Terus kalo bukan main belakang apa namanya? Pacarin anak tirinya diam-diam begitu?"
Pawat berdecak.
"Nie, uda ."
"Oke, Om jelasin satu hal. Om kenal sama Krist jauh sebelum Om tau kalo Krist adalah anaknya Toy. Jadi bukan main belakang. Om akan bilang sama Toy, tapi bukan dekat-dekat ini karena dia baru aja bulan madu sama mamanya Krist. Om harap kamu mau menyimpan rahasia ini sampai Om jujur sama Toy," jelas Singto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of Destiny [On Going]
RomantizmKrist Sangpotirat adalah seorang pria metropolitan. Dengan gaya kehidupan malam yang bebas, Krist sudah sangat sering melakukan one night stand dengan pria-pria tampan incarannya. Krist pikir melakukan one night stand dengan Singto Prachaya Ruangroj...