Toy tidak bisa tenang dan teringat soal tato. Dia penasaran. Benarkah King yang bersama ayahnya atau bukan? Sebenarnya dia yakin ayahnya mengajak laki-laki lain, tapi entah kenapa dia memikirkan soal tato yang dibilang istrinya. Karena tidak tenang, Toy mendatangi kamar King setelah makan malam bersama selesai. Dia mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya pintu dibuka.
"Eh, Papa. Ada apa, Pa?"
King menyapa ayah tirinya. Walaupun dia lebih tua satu tahun dari Toy, tapi tidak ada canggung sama sekali. Dia menganggap Toy lebih dewasa dan mengabaikan soal umurnya.
"Boleh Papa bicara sama kamu?"
"Boleh, Pa. Mau bicara di mana?" tanya King.
"Kita ngobrol di ruangan Papa, ya. Lebih enak di sana," jawab Toy.
"Oke, Pa."
Toy berjalan lebih dulu memandu King sampai ke ruang kerjanya. Di rumah ayahnya ini, Toy punya ruang kerja sendiri. Adik-adiknya pun punya ruang belajar dan kerja sendiri jadinya tidak tercampur dengan kamar untuk beristirahat.
Beberapa menit kemudian mereka berdua tiba di tempat tujuan. Toy duduk di bangkunya dan mempersilakan King duduk di depannya.
"Mau bahas apa, Pa?" tanya King tanpa basa-basi.
"Papa nggak perlu basa-basi. Langsung bicarakan aja kalo ada yang mau dibicarakan."
"Karena kamu bilang gitu, maka Papa nggak akan basa-basi."
Toy mengambil napas dalam dan mengembuskan perlahan.
"Kata Mama kamu punya tato di punggung. Benar, ya?"
"Iya, ada dua. Kenapa, Pa? Apa Papa disuruh Mama untuk minta aku hapus tato?"
Toy menggeleng. "Bukan, bukan. Papa nanya aja kok. Gambarnya bunga mawar dan salju? Soalnya Mama kamu bilang gitu."
"Bunga mawar dan salju? Bukan, Pa. Tatoku gambar bunga anyelir dan ular." King tertawa kecil.
"Mama mah kebiasaan. Dia lupa antara tato punyaku, Krist, dan Kang."
"Berarti bukan mawar dan salju, ya?" tanya Toy sekali lagi untuk meyakinkan dirinya.
"Bukan, Pa. Kalo tato bunga mawar dan salju punya Krist. Dia tato di punggung juga. Kalo Kang tatonya di bawah telapak kaki." King memberitahu.
"Bentar. Siapa yang kamu bilang punya tato di punggung? Krist? Gambar bunga mawar dan salju?" ulang Toy.
"Iya, Pa. Soalnya aku inget banget dia pamer tatonya waktu itu. Bentar. Aku tunjukkin deh sama Papa gambar tatoku kalo nggak percaya."
King bangun dari tempat duduknya, mengangkat sedikit bagian belakang piyama yang dia pakai sampai tatonya terlihat.
"Lihat, nih, Pa. Tatoku bunga anyelir dan ular, kan?"
Toy melihat gambar tato yang dimiliki King secara langsung. Gambarnya benar-benar berbeda. Seperti kata King, gambarnya bunga anyelir dan ular yang mengelilingi bunga itu.
"Iya, betul. Papa percaya," jawab Toy.
King menurunkan kembali piyamanya dan kemudian duduk di tempatnya semula.
"Kenapa, Pa? Tumben nanyain tato. Mau ditato juga?" tanyanya penasaran.
"Oh, nggak apa-apa. Teman Papa ada yang mau ditato. Kamu bisa kasih rekomendasi tempat tato yang bagus di mana? Soalnya tato yang kamu punya hasilnya hidup," tanya Toy beralasan.
"Papa coba search deh namanya Shining Tatoo. Itu tempat yang aku datangi. Pemiliknya tuh ramah banget. Dia bisa kasih saran gambar tato yang cocok dengan karakteristik kita," jawab King.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales of Destiny [On Going]
RomantizmKrist Sangpotirat adalah seorang pria metropolitan. Dengan gaya kehidupan malam yang bebas, Krist sudah sangat sering melakukan one night stand dengan pria-pria tampan incarannya. Krist pikir melakukan one night stand dengan Singto Prachaya Ruangroj...