Heleizah

87 8 0
                                    

Heleizah tersipu malu saat Arthur memujinya. Mereka menuruni tangga yang ingin menuju keluar depan istana, banyak kamera serta juga orang-orang didepan istana.

"Orang kepercayaanya raja Aldrich pendampingnya putri Heleizah?" - orang 1

"Astaga putri Heleizah sangat cantik" -orang 2

"Dia sangat cocok menjadi ratu" -orang 3

Banyak yang memuji Heleizah serta juga ada omongan yang sinis, untung saja Heleizah tidak mendengarnya.

Heleizah menaiki kereta kudanya dibantu oleh Arthur untuk naik, tapi saat Arthur memegang tangan Heleizah malah gemetar tangan wanita itu.

"Heleizah, semua akan baik-baik aja tunjukan pada rakyat" Heleizah tersenyum dan mengangguk.

Arthur memakai kereta kuda satunya yang berada disamping kereta yang ditumpangi Heleizah, kalo udah resmi menikah boleh deh mereka bisa satu kereta:).

Heleizah tersenyum dan juga melambaikan tanganya kepada semua orang-orang yang ada disana, Arthur sedaritadi terus menatapi Heleizah dengan senyumanya.

Mereka berhenti sembari jalan kaki disebuah desa yang sangat sejuk dan juga indah, para pengawal sudah ada di belakang Heleizah dan Arthur berada di sampingnya Heleizah.

"Heleizah? Aku dengar Heleizah pertama orangnya sangat arogant dan tidak peduli pada rakyat, apa Heleizah kedua akan sama sepertinya?" -orang 1

"Mengapa harus yang bernama Heleizah menjadi ratu" -orang 2

"Aku yakin dia akan sama saja seperti ratu Heleizah pertama" -orang 3

Tapi kali ini Heleizah mendengar perkataan mereka, seketika hatinya sangat sedih apalagi Heleizah sangat sensitif, tapi dia harus perfesional dan tetap tersenyum.

Mata Heleizah berkaca-kaca, dia berusaha menahan tangisanya. "Nyonya, disini sangat sejuk kan? Apalagi juga nyonya baru keluar lagi dari istana" Arthur berusaha mengalihkan sesuatu.

"Iyaa benar aku sangat senang bisa kesini, membuat pikiran ku jadi fresh"

Arthur sangat khawatir pada Heleizah, dia tau kalau Heleizah mendengar perkataan orang-orang tadi. "I hope she's okay" batinnya.

-Di dalam ruang keluarga ada raja Aldrich dan juga Heleizah, mereka berbicara tentang perjalanan Heleizah.

"Bagaimana? Tadi itu tidak terlalu menakutkan bukan?"

"Ah iya, aku bahagia melihat mereka menyambutku dengan baik. Arthur selalu menjagaku disepanjang perjalanan"

"Arthur memang selalu menjagamu, Heleizah ayah tau ini memang berat buat kamu tapi setiap keturunan raja memang wajib untuk menjadi penerusnya, ayah harap kamu melakukan ini dengan sepenuh hati"

"Iya ayah aku melakukan hal ini dengan sepenuh hati, aku bahagia"

Heleizah tersenyum, sebenarnya hatinya belum tentu sepenuhnya ingin.

"Ayah aku ingin bertanya tentang ratu Heleizah pertama, sebenarnya aku udah baca semua hal tentang generasi-generasi raja sebelumnya, tapi aku ingin mengetahuinya lebih jauh"

"Heleizah apakah mereka baru saja berbicara yang tidak-tidak padamu?"

"Aku tidak terlalu memikirkan hal itu, kata-kata mereka membangun diriku"

Raja Aldrich mengelus rambut Heleizah dan tersenyum.

"Heleizah pertama sebenarnya wanita yang sangat tegas, perfeksionis dan egois. Dia sebenarnya sangat baik terhadap rakyat, tetapi kebaikan itu hilang begitu saja"

"Mengapa?" Tanya Heleizah.

"Sejak ratu Heleizah pertama mengetahui rakyatnya berkhianat padanya, saat itu kerajaan Casentino ingin berperang dengan kerajaan Baiviles".

"Kerajaan Baiviles berkata jika kerajaan Casentino tidak akan menapung rakyatnya yang kesusahan, makanya rakyat-rakyat ingin pindah kesana. Kenyataanya tidak sama sekali, Casentino peduli saat perang berlanjut"

"Dengan peristiwa itu lah ratu Heleizah pertama merasa dikhianati dan berbuat seenaknya pada hukum dan acuh pada rakyatnya"

Heleizah mendengar hal itu terkejut, dibuku sejarah tidak ada cerita ini. Ratu Heleizah pertama dicerita itu hanya berbuat tidak adil dan jahat terhadap rakyatnya.

"Astaga.."

"Kamu pasti sangat terkejut, mereka sengaja tidak mencantumkan kejadian itu karena butuh persetujuan kedua pihak kerajaan"

"Heleizah, maafkan ayah"

"Ayah tidak perlu minta maaf, ayah tidak salah apapun, nama itu memang sudah turun temurun bukan?"

Thanks yang masih stay baca, semoga nungguin cerita-cerita selanjutnya^^

Love Story In CasentinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang