Cinta

71 7 0
                                    

"Tidak salah kamu menjadu ratu, ayah tidak ragu lagi. Kamu wanita yang sangat sopan, berpikiran luas dan juga bijaksana"

"Terima kasih ayah pujianmu"

Heleizah jadi percaya diri akibat perkataan ayahnya, ayah berpegang teguh padanya dan sangat percaya pada dirinya untuk menjadi seorang ratu.

-Arthur berada di balkon, terus menatapi ke arah pemandangan diluar sana, dia masih sangat ingat perkataan Heleizah sewaktu masih kecil dulu.

'Arthur apakah aku perlu menjadi ratu? Seharusnya aku mempunyai kakak, agar aku tidak menjadi penerus kerajaan'

Dia tidak bisa membayangkan jika Heleizah terus-terusan dibenci dengan rakyat akibat namanya dia sama dengan ratu Heleizah pertama.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya partner kerjanya Arthur.

"Gapapa, cuman lagi gak bisa tidur aja. Terus kamu sendiri buat apa kesini?"

"No way, putri Heleizah tadi sangat cantik ya kamu apa gak gemetar didekatnya?" Lmao, mereka aja dah kenal dari kecil jadi ya biasa aja.

"Dia memang selalu cantik.." Leo menyenggol pundaknya Arthur dengan wajah yang menggoda.

"Apa jangan-jangan kamu jatuh cinta ya sama putri Heleizah?"

"Astaga apa-apaan sih kamu, sudah sana tidur. Aku juga mau balik ke kamar".

Di dalam kamarnya, Arthur masih terbayang dengan wajahnya Heleizah, sejujurnya Arthur memang sudah lama jatuh cinta dengan Heleizah tapi karna statusnya Heleizah adalah seorang putri kerajaan, dia jadi ragu.

Tapi ayahnya selalu ingin jika Arthur menjadi suaminya Heleizah.

Keluarga Arthur adalah seorang ningrat dan terpandang, tapi keluarga kerajaan masih yang sangat teratas tentu saja.

Ayahnya Arthur ingin gelar kerajaan ada dikeluarganya, makanya Arthur selalu dipush untuk bisa menjadi suaminya Heleizah. Tapi Arthur mencintai Heleizah dengan hatinya yang tulus, bukan karna sebuah gelar.

Dia masih teringat pertama kali Arthur diangkat menjadi orang kepercayaanya Raja Aldrich, keluarganya sangat senang dan merayakan hal itu.

Bahkan dimeja makan mereka terus-terusan membawa pernikahan denganya dan Heleizah.

Dia bahkan muak dengan perkataan keluarganya itu, padahal dia kira keluarganya merayakan karna pekerjaanya tapi itu salah, mereka merayakan karna Arthur bisa lebih dekat dengan Heleizah.

"Lebih baik aku tidak usah menikahi Helizah dibanding gelar kerajaan ada dikeluargaku yang serakah"

Dia tetap tidak yakin dengan omonganya, Arthur sangat mencintai Heleizah.

- Dipagi hari, Arthur berada di art room yang dia lukis adalah putri Heleizah. Sejujurnya sudah banyak wajah Heleizah yang menjadi inspirasi Arthur untuk melukis.

Arthur sangat pandai melukis dan dia juga pandai berdansa, dia berprestasi disemua bidang.

"Wow.. bagus juga lukisanmu tuan Arthur" Leo tiba-tiba muncul di belakang Arthur.

"Apa yang kamu lakukan disini? Kamu seharusnya izin dulu sebelum masuk" ketahuan kan kalo Arthur sedang melukis putri Heleizah.

"Kaku sekali kamu, aku tahu kamu sedang melukis putri Heleizah dan memangnya kenapa harus disembunyikan? Kamu ini mencurigakan"

"Ya.. bukan begitu, maksudku seharusnya mengetuk terlebih dahulu sebelum masuk"

"Jika ini dijual pasti akan sangat mahal, apalagi yang kamu lukis adalah putri Heleizah"

"Ini tidak aku jual, jangan seenaknya kalau berbicara" jawabnya.

"Astaga kamu ini terlalu serius, aku baru tau kalau kamu pandai melukis aku kira lukisan-lukisan yang berada di dalam kamarmu itu beli"

"Memang sepertinya lukisanku sudah kelas atas" Leo melihat Arthur dengan wajah yang tiba-tiba menjadi flat.

Seorang pelayan mengetuk pintu Art Room dan memanggil Arthur. "Tuan Arthur, raja baru saja meminta mu untuk ke ruanganya".

"Ah iya" Arthur dengan cepat pergi ke ruangan raja Aldrich.

Heleizah serta pelayanya masuk ke dalam art room, dia ingin memilih sebuah lukisan untuk dipajang di dalam kamarnya. "Aku sudah lama tidak masuk kesini, oh iya kira-kira siapa ya yang sering ke art room?"

"Tentu saja para pelayan paling sering kedalam art room dan juga tuan Arthur beberapa hari lalu kesini"

"Ah begitu.." Heleizah terus melihat-lihat lukisanya, tetapi dia tertarik dengan lukisan yang masih saja baru dilukis.

Heleizah bukanya mau pede cuman ini kok mirip wajahnya ya? Ini siapa yang melukis?

"Ini seperti wajahku, siapa yang melukis? Kalian ada yang tahu?" Tanya Heleizah.

"Maaf tuan putri aku tidak tahu siapa yang melukisnya, biasanya ada nama dipinggiran lukisan, tapi disini tidak ada" jelas pelayan itu.

"Lukisan ini juga masih basah, nanti saya akan cari tahu siapa yang melukis ini" sambungnya.

Love Story In CasentinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang