Cupcake

42 7 0
                                    

Heleizah maklumin itu kalau Arthur memang banyak urusan apalagi tadi pada disuruh kumpul di aula, ya walaupun sebenarnya dia memang berharap Arthur ikut.

"Gpp kan? Nanti aku nyusul kesana setelah tugasku selesai"

"Eh? Iya gapapa, aku juga tau kok"

Heleizah menuju ke toko kue, disana ramai karena kehadiran Heleizah, bahkan di tempat toko kue itu banyak yang melihati Heleizah dari luar kaca.

"Tuan putri mau cupcake yang mana? Biar saya pilihkan yang spesial untuk tuan putri"
 
"Terima kasih, aku ingin cupcake yang ini" Heleizah memilih sendiri, cupcake itu kelihatan enak.

"Ah pas sekali memang itu cupcake yang ingin aku pilihkan untuk tuan putri" penjual kue itu mengambilkan satu untuk Heleizah.

"Kalau aku ingin membeli semua cupcake ini boleh kan?" Si wanita penjual cupcake itu terkejut ketika Heleizah ingin membeli semua cupcakenya.

"S-semua? Kalau boleh tau untuk siapa tuan putri?" tanya nya.

"Aku akan bagikan cupcake ini kepada anak-anak kecil, pasti mereka akan senang"

"Terima kasih sudah membeli semua cupcake saya, tuan putri bukan hanya cantik saja tapi sangat baik hati. Jangan dengarkan apa kata orang-orang ya tuan putri, kamu sangat pantas menjadi ratu"

Heleizah tersenyum manis kepada penjual itu. "Iya sama-sama dan terima kasih banyak atas pujianmu".

Mereka langsung package semua cupcakenya, Heleizah juga membantu package padahal dia sudah dilarang untuk melakukan ini cuman ya dia pikir apa salahnya?

"Akhirnya.." setelah beberapa menit berlalu package sudah selesai.

"Sekali lagi terima kasih tuan putri sudah membeli cucpake ini dan membantu package"

"Itu bukan apa-apa, yasudah aku pergi dulu ya?"

Dibantu dengan pelayan-pelayan yang membawakan semua cupcake itu, sangat kebetulan sekali ada banyak anak-anak kecil yang sedang bermain di depan sana.

Saat ada Heleizah, anak-anak itu pada menghampiri Heleizah, mereka sebenarnya belum tau kalau ingin dibagikan cupcake.

"Hai semuanya, sekarang aku ingin membagikan cupcake ini semua pada kalian, mau kan?" Ucap Heleizah dengan senyuman manisnya.

"YEAYY! MAU TUAN PUTRI" sahut mereka semua yang wajahnya terlihat senang.

Arthur berjalan-jalan menuju sekitaran kota untuk menuju desa, dia membawa kamera buat memotret pemandangan untuk dijadikan objek melukisnya.

Arthur pikir apa Heleizah masih ada disekitaran kota? Apa udah ke istana ya?. "Mungkin dia udah pulang" batinya.

"Heleizah?" Dia melihat Heleizah dikelilingin anak-anak kecil, dia melihat Heleizah tersenyum membagikan cupcake kepada anak-anak itu.

*ckrek* dia memfoto Heleizah dari kejauhan, Arthur tersenyum saat melihat hasil fotonya.

Ini lagi-lagi yang ada dia nanti malah melukis Heleizah, bukan pemandangan.

"Heleizah? Kamu lagi bagiin semua cupcake ini?" Heleizah yang melihat Arthur tiba-tiba datang menemuinya jadi berlipat bahagianya.

"Arthur? Iyaa ini semua ingin habis" Arthur melihat ke kotak itu dan sisa 5 cupcake lagi, tapi sama Heleizah tetap dibagikan.

Arthur langsung membantu Heleizah membagikan cupcakenya. "Makasih ya" ucap wanita itu.

"Selesai.." Heleizah tersenyum lebar ketika cupcakenya sangat pas dengan jumlah anak-anak.

"Buat kamu gak ada?" tanya Arthur, dia bingung kenapa Heleizah gak sisakan buat dirinya sendiri.

"Gapapa kok, oh iya aku juga udah sisain cupcakenya buat kamu" Hanna memberikan cupcake dikardus lain untuk Arthur.

"Makasih ya"

Heleizah nyisain buat Arthur dan pelayan serta pengawal lain, buat dirinya nggak? Apa dia udah makan cupcake?.

Tiba-tiba ada pengawal yang menghampiri mereka.

"Tuan putri, Yang Mulia memanggil tuan putri untuk kembali ke istana"

"Ah iya terima kasih, aku mau kembali ke istana dulu. Kamu ingin kemana?" Tanya Heleizah pada Arthur.

"Aku ingin memotret daerah-daerah sini"

"Okey, aku pergi dulu ya? Bye"

Sementara Heleizah kembali ke istana memakai kereta kudanya, Arthur ingin bertanya pada pelayan yang masih berada disini.

"Aku ingin bertanya, nyonya Heleizah tadi sempat memakan cupcake?"

"Sepertinya tidak, apalagi tadi dia berinteraksi pada rakyat jadi kemungkinan besar dia tidak memakan apapun"
 

Love Story In CasentinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang