Pray

44 9 0
                                    

Heleizah berada di balkon kamarnya, udara malam hari sangat sejuk dan juga terasa nyaman, suara jangkrik-jangkrik malam membuat dirinya tidak kesepian.

"Kenapa aku gak bisa tidur ya? Padahal tadi minum teh udah, jalan-jalan di kamar sebentar juga udah. Tapi kenapa belum kerasa ngantuk?"

Heleizah melamun sebentar. "Astaga aku lupa, aku belum berdoa"

"Apakah masih sempat?" Dia melihat jam dinding.

"Udah jam 9 malam" seharusnya dijam 9 malam Heleizah sudah mulai tidur dan tidak boleh keluar lagi dari kamar.

"Tapi yasudahlah aku pergi aja"

Mungkin ini sebabnya Heleizah belum bisa tertidur juga, dia pergi menuju gereja yang berada di belakang istana.

"Sudah sangat sepi"

Heleizah masuk ke dalam gereja itu dan mulai berdoa, saat berdoa hatinya sangat tenang dan juga sudah lumayan lega.

Dia berdoa tentang keluarganya, rakyat dan juga dirinya. Semua orang yang ia sayang dia sebut dalam doanya.

"Apakah aku boleh berdoa tentang ini? Jika boleh berilah petunjuk"

- Baru saja Arthur selesai dengan tugasnya dan ingin ke dalam gereja, seperti biasa dia ingin berdoa agar mendapatkan kelancaran dihidupnya.

Saat memasuki dalam gereja dia melihat ada seorang wanita memakai dress putih sedang melipatkan tanganya (berdoa).

Arthur tersenyum, yang dia lihat itu adalah Heleizah, dia terlihat sangat tenang bahkan berdoa sangat khusyu.

Arthur duduk dibangku sebrangnya Heleizah, wanita itu belum menyadari ada seseorang masuk ke dalam gereja.

"Amen" saat Heleizah ingin beranjak pergi, ada Arthur juga sedang berdoa.

Ucapan doanya terjawab? Apakah Arthur adalah.. tapi dia tidak boleh pede dulu, mungkin memang kebetulan?.

Heleizah berdoa "Jika seseorang yang benar-benar mencintaiku benar adanya, tunjukanlah sekarang" dan yang muncul adalah Arthur.

Dia tersenyum sangat dalam melihat ke arah Arthur yang sedang berdoa, dia belum ingin pergi dari sana, masih ingin menunggu Arthur selesai berdoa.

Saat Arthur selesai Heleizah berpura-pura berdoa, Arthur beranjak dari tempat duduknya dan pindah duduk di sebrang samping Heleizah.

"Arthur? Kamu udah selesai berdoa? Kenapa ga kembali ke istana?" Tanya Heleizah.

"Kamu udah selesai? Kita biar bareng aja" Heleizah tidak salah mendengar kan? Arthur mengajak pergi bareng.

"Ah gitu.. iya aku udah selesai" kenapa Heleizah akhir-akhir ini setiap di dekat Arthur pasti terasa gugup dan canggung.

Sesampainya di istana, dia belum ke ruanganya masing-masing, masih berada di balkon memandangi pesta kembang api yang ada di desa.

"Aku berharap bisa kesana" ucap Heleizah.

"Eh? Ya kesana lah, emang gak boleh?" Heleizah menggelengkan kepalanya.

"Pesta itu selalu digelar malam kan? Jelas aku dilarang untuk kesana"

"Ah benar.." pasti berat untuk Heleizah untuk kemanapun tidak bisa bebas, karena aturan disini sangat banyak.

"Kamu pernah kesana?" Tanya Heleizah.

Arthur menggelengkan kepala. "No, aku gak pernah kesana, aku pun penasaran" padahal sebenarnya Arthur sudah pernah 5 kali melihat kembang api itu.

"Aku kira sering kesana, hmm bukanya ayah kamu pernah mengadakan acara disana juga?"

"Eh? Kata siapa? Gak pernah kok" hm bohong lagi.

"Beneran? Tapi pernah ada pelayan yang bilang, mungkin aku salah dengar" lega deh Arthur, Heleizah tidak curiga padanya.

"Ada orang disana?" Tiba-tiba ada penjaga yang mendengar pembicaraan mereka berdua, Heleizah dan Arthur buru-buru bersembunyi dibalik sela-sela pintu yang sedikit ruang.

Mereka jadi sangat dekat bahkan Arthur posisinya sampai memeluk Heleizah, dan tangan Heleizah berada dibahu Arthur.

"Ah aku lup.." Heleizah ingin berbicara tapi tidak dilanjutin, dia membeku menatap Arthur.

"Kenapa?" Heleizah sangat gugup berada di dekat Arthur.

"Nggak, apa dia udah pergi?" Arthur keluar untuk melihat.

Dia mengangguk. "Aku pergi ke kamar dulu ya?" Saat Heleizah ingin pergi, dia lihat sangat sepi walaupun terang tapi dia tetap tidak berani.

"Arthur, kamu mau pergi ke ruangan kamu sekarang?"

"Iya udah malam, kamu kenapa belum pergi juga? Takut ya?" Astaga segala diledekin.

Heleizah mengangguk ragu, Arthur jalan duluan lah di depan Heleizah. Memang dia selalu bertindak tanpa berbicara.

Sampailah di depan kamar Heleizah. "Makasih kasih ya, good night Arthur" ucap Heleizah sebelum masuk ke kamarnya.

"Good night, mimpi yang indah" [mengelus kepala Heleizah]

Perubahan sifat Arthur sangat cepat, dia biasa dengan sifat cueknya dan tiba-tiba yang bikin Heleizah terkejut, Arthur menjadi sweet padanya. 

~ Thanks banget yang udah baca sampe sini, have a nice day all ♡

Love Story In CasentinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang