Party Tea

34 6 0
                                    

Arthur mematikan teleponya, wajah Arthur masih terlihat gugup dia tidak tahu ingin berbuat apa.

"Ada masalah?" Tanya Leo.

"Aku harus cepat pulang ke rumah, nanti aku jelasin"

Arthur bergegas pergi dari kedai dan berlari cepat menuju ke kuda yang ia ikat, dia harus lihat kameranya ada di istana atau tidak.

"Ada tuan Arthur!" Teriak sang pengawal dan semua pengawal yang ada disana membungkukan badanya saat Arthur masuk.

"Ya, terima kasih semuanya" walaupun dia sedang terburu-buru, dia tidak lupa untuk salam balik kepada semua pengawal.

Dia berlari ke kamar dan mencari-cari kamera yang ia bawa tadi malam ada dimana. "Astaga, ini benar ketinggalan di rumah" mengapa dia bisa kelupaan membawa kameranya.

"Gimana aku jelasin ke mereka" pokoknya dia harus jelasin kepada ayah dan ibunya sebisa mungkin, dia harus ngeyakinin mereka.

Sesampainya di rumah, Arthur terus diinterogasi dengan ibu dan ayahnya.

"Ini siapa Arthur? Pantas aja tuan Jameson telepon ayah kalau Madeline melihat kamu berduaan dengan perempuan"

"Madeline pulang ke rumahnya karna melihatku dengan perempuan?" Batinya.

"Aku dan dia baru bertemu di pesta kembang api, hanya itu"

"Hanya itu?"

Ayahnya terlihat frustasi, dia hanya takut media akan mengikuti Arthur dan membuat berita yang tidak-tidak.

"Kamu bodoh? Kamu pikir disana tidak ada yang melihatmu? Bagaimana kalau tuan Jameson bilang ke semua ningrat tentang ini? Dan orang-orang di kerajaan mengetahuinya? Heleizah bisa-bisa tidak akan pernah melirikmu Arthur"

"Kamu lebih mementingkan kesenanganmu dibanding image kamu yang akan hancur begitu saja?"

"Sudahlah, ayah pusing" ayah pergi dari sana setelah memarahi Arthur.

Arthur duduk di belakang halaman rumah, dia melamun mengingat kata-kata ayahnya tadi.

"Untung saja" dia malah bersyukur orang tuanya tidak mengetahui itu adalah Heleizah.

Ibunya menghampiri Arthur yang sedang murung, ia tau pasti anaknya itu sedang khawatir.

"Arthur, tidak usah terlalu dipikirkan ucapan ayahmu tadi. Dia hanya khawatir khawatir denganmu"

Khawatir? Khawatir kalau Arthur tidak akan menikah dengan Heleizah? Iyakan.

"Yaudah ibu, apa aku boleh pergi?" Ibunya mengangguk dan tersenyum.

"Iya, hati-hati dijalan ya" ucap ibunya.

Sedangkan Heleizah berada di pesta minum teh bersama putri-putri dari kerajaan lain, mereka membicarakan tentang ballet untuk bulan depan nanti.

Heleizah juga harus mengikuti ballet, karna itu adalah wajib. Di ballet itu nanti akan disaksikan oleh semua pangeran dari kerajaan-kerajaan lain.

"Aku dengar kerajaan Buneomore mempunyai banyak pangeran yang tampan, aku tidak sabar menantikan ballet nanti"

"Kalau kamu nyonya Heleizah? Apa kamu sudah mempunyai calon untukmu?"

"C-calon?"

"Iya calon pasanganmu, kamu sudah memilih pangeran mana yang merasa itu tipe kamu?"

"Itu ya.. belum, aku belum memikirkan hal itu"

Bagaimana bisa dia memikirkan pangeran mana yang menjadi tipenya, kalau dia aja sudah menemukan orang yang dia cinta yaitu Arthur.

Love Story In CasentinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang