BAB 15 : DEBUT

2.1K 396 5
                                    

Malam yang indah sekaligus membuat Aril gugup. Dalam kereta kuda yang dia tumpangi bersama Aron. Mereka berdua dalam perjalanan ke istana yang tempatnya jaraknya cukup jauh dari mansion. Aril tidak tau berapa kira-kira jaraknya, tapi yang pasti ini adalah perjalanan jauh pertama dan pertama kali nya juga dia menaiki kereta kuda.

Aron yang duduk di depan Aril bisa melihat seberapa semangatnya putrinya itu melihat pemandangan sepanjang jalan.

Aron bisa saja melakukan teleportasi, tapi sepertinya itu tidak akan membuat kenangan baik untuk Aril. Dia ingin melihat Aril menikmati waktu perjalanan. Beruntungnya jalan di seluruh wilayah kekuasaan hampir seratus persen jalan telah diperbaiki. Bahkan beberapa berbatako.

Melihat langit malam membuat Aril mengingat serigala yang dia tolong tadi.

Aku harap kita tidak bertemu lagi.

Sudah cukup bagaimana dia merasakan tekanan dari seseorang yang lebih kuat dari Aron. Tidak lagi. Lagi pula juga hal terpenting yang seharusnya dia pikirkan adalah debutnya malam ini.

Surai hitam legam bergradasi biru tua dengan netra merah ruby nya berhasil membuatnya terlihat sangat persis seperti Aron. Bahkan gaun nya yang terlihat tidak banyak pernak pernik membuatnya bernafas lega. Aril tidak bisa membayangkan seberapa berat gaun besar yang sering dia lihat di film era Victoria itu.

Pasti berat.

Tapi Aril mengingat lagi jika hiasan adat pernikahan dari daerahnya lebih berat lagi.

Itu pasti lebih berat dan buat kepala sakit.

"Apa istana sangat besar?!" Tanya Aril bersemangat penasaran bagaimana bentuk dari istana yang sering dia baca dari buku itu.

"Apa semuanya terbuat dari emas?!"

"Apa disana ada burung besar seperti Griffin?!"

Aron menahan kepalanya menatap bagaimana Aril yang bersemangat untuk perayaan debutnya untuk semua anak yang berusia lima belas tahun di kerajaan Ivory ini. Dari semua kalangan mereka bisa ikut. Raja sangat murah hati.

"Nanti juga kau tau."

"Papa..."

"Jika kau bertanya tentang daging serigala. Besok aku akan menyiapkan untuk bola bulu itu."

"Bukan, bukan itu."

"Lalu?"

"Hanya, apa aku bisa? Aku merasa gugup sekarang."

"Tentu saja kau bisa. Apa yang tidak kau bisa? Makan batu dan kayu, iya."

Aril menatap Aron tidak percaya. Apa dia sedang mencoba bercanda atau apa.

"Tidak, hanya saja ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang banyak. Aku gugup."

Mengingat bagaimana Aril bertanya tentang istana membuatnya kilas balik delapan tahun yang lalu membuat mengerutkan alisnya tidak suka. Meskipun itu murni kecelakaan, tapi seperti kata pepatah nasi sudah menjadi bubur.

Aron dengan gerak cepat menghapus kenangan tentang semua keluarga kerajaan. Meskipun terdengar kejam, tapi Aron tidak ingin Aril menambah satu trauma lagi. Meskipun mimpi buruk itu telah hilang. Akan tetapi, Aron tau jika Aril sering bermimpi buruk akhir-akhir ini.

Aron hanya menatap tanpa memberikan sentuhan atau sekedar usapan kepala sekarang.

"Kau pasti bisa. Aku yakin itu, dan... Aku harap kau bisa keluar hidup-hidup nanti."

"Kenapa? Apa aku nanti akan mati?!"

"Tidak, satu yang perlu kau ingat jauhi pria bermata biru dan coklat yang bersurai pirang keemasan itu."

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang