BAB 4: TERJERAT

3.7K 641 32
                                    

Gadis menggemaskan bersurai seputih salju itu meregangkan tubuhnya ke udara. Gaun biru muda yang berpadu dengan surai putih nya terlihat sangat cocok dengannya. Aril duduk dengan sikap tegak dan menulis apa yang guru di depannya katakan.

Dalam percakapaan sehari-hari hampir sama seperti di dunianya yang lama, tapi huruf yang mereka gunakan kenapa seperti cacing menggeliat kepanasan.

Keuntungan menjadi anak ambis bisa Aril rasakan sekarang. Kelas ilmu pengetahuan dan matematika dasar mudah sekali dia lewati. Bahkan jujur yang terus gurunya terangkan itu adalah materi pelajaran anak sekolah dasar. Tapi ini lah keuntungan darinya. Mengetahui masa depan, dan lebih pintar dari anak kebanyakan. Ini sangat menyenangkan.

"Nona, sepertinya sudah mengetahui semua dasar-dasar ini. Baiklah, saya akan meningkatkan pelajaran kejenjang lebih tinggi lagi."

Aril hanya mengiyakannya dan kembali menulis semua hal penting. Aron yang tidak sengaja melewati ruangan kelas Aril mengintip dari sela pintu dan kembali melanjutkan jalannya bersama Evan.

"Nona sangat bersemangat ya, Tuan. Saya dengar dari para pengajar, Nona anak yang cerdas dan kemungkinan besar lebih cerdas dari kebanyakan anak diusianya."

Mendengar itu Aron hanya diam meskipun di dalam hatinya dia cukup senang melihat Aril sepertinya menikmati kelasnya kali ini. Tidak seperti saat diawal dia terus mengeruti, tapi tangannya tidak berhenti mencatat apa yang sudah dijelaskan dengan tulisan yang tidak dia mengerti, tapi gadis itu bahkan sempat membacakannya untuknya dan tentu saja itu adalah penjelasan dari kelasnya hari ini.

Meskipun Aron hanya menunjukkan ekspresi datarnya. Evan mengenal Aron dengan baik dan bisa melihat jika lelaki muda di depannya itu sebenarnya cukup senang.

"Dalam sejarah perkembangan zaman. Raja Greyfrol mengatakan jika, 'kerajaan harus berdiri... '."

Aril mendengarkan dengan baik. Kelas sejarah kali ini terdengar sangat menarik. Dia yang buta akan informasi ini sangatlah bermanfaat untuk rencana kedepannya. Meskipun ini adalah dunia novel, tapi saat Aril masih membacanya tidak diberitau sangat detail mengenai sejarah dari latar belakang 'Duri Mawar Emas'.

Aril mengangkat tangannya yang menunjukkan dia ingin bertanya.

"Ya Nona, silakan."

Aril menurunkan tangannya dan bertanya. "Apa penyihir Merlin sangat hebat? Seberapa hebat dia? Apa bukti yang tertinggal membuktikan keberadaannya bukan hanya sekedar mitos saja?"

Aril merasa harus mengetahui sejarah keluarganya juga.

Lelaki yang sudah berumur itu tersenyum senang mendengar muridnya ini bertanya.

"Pertanyaan yang sangat bagus, Nona. Sebagai seorang yang menyandang nama 'Merlin', Anda akan segera tau sejarah Merlin sendiri. Bahkan mungkin tau lebih dalam kebanyakan orang. Penyihir Agung Merlin sangatlah hebat. Dia bahkan membantu diberbagai kesempatan dan membawa kemakmuran ditanah ini. Bahkan kerajaan tetangga, dan mungkin hampir seluruh benua terkena dampaknya."

Lelaki itu menjedanya dan melihat Aril membulatkan bibirnya setelah mendengarkan cerita singkatnya. Sepertinya Aril sudah bisa membayangkan seberapa hebat Penyihir Agung Merlin.

"Mengenai buktinya. Jika Anda ke kawasan timur laut. Anda bisa melihat patung Penyihir Agung Merlin yang berdiri tegak di atas bukit. Menghadap ke ibu kota dan menara sihir yang berada disetiap mata angin, tapi menara sihir yang berada di timur laut lebih istimewa."

"Kenapa lebih istimewa? Apa disana ada harta karun yang dijaga oleh naga emas?"

Mendengar perkataan dari anak berusia belum genap enam tahun itu membuatnya terkekeh mendengarnya.

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang