BAB 23: DIA MUNCUL LAGI

1.4K 262 20
                                    

Karena mendapat setumpuk surat seperti sudah meneror hidup tenangnya setiap hari Aril memutuskan mengambil satu surat acak untuk dia datangi.

Mendapat izin dari Aron dan Luca cukup sulit mengingat kedua orang itu sangat overprotektif kepadanya. Yang satu yang tidak Aril ketahui mengkhawatirkannya takut kejadian terakhir kali di istana terjadi dan yang satunya tidak ingin jauh-jauh dari Aril. Repot kan.

Mengingat juga jika Luca tidak ingin jauh dari Aril lama-lama karena mengingat juga dia masih lah berumur bayi dan dia membenci Aril keluar ke istana malam itu dan merajuk dalam pelukannya, tapi saat daging serigala yang bola bulu itu datang dia diam menggeram dan sedih secara bersamaan menikmati makanan.

"Aku harus pergi. Aku janji akan segera kembali."

Aril mencoba menenangkan Luca yang dalam gendongan Evan yang tadinya merengek ingin ikut, tapi setelah Evan membujuknya membuat Luca mengerti alasan kenapa Aril harus pergi dengan berat hati Luca mengiyakan dan menjadi anak baik seperti yang Aril inginkan.

"Papa, aku pamit."

"Hm, hati-hati. Jangan makan apapun yang terlihat aneh. Jika kau tidak nyaman segera pulang saja."

"Iya, Papa ku yang cerewet, tapi perhatihan." Kekeh Aril tidak menyangka Aron akan sekhawatir itu.

"Nona, tolong pulang dengan selamat dan jangan lupa bersenang-senang juga."

Mendengar ucapan Evan yang dalam keadaan menggendong Luca membuat tersenyum. "Tentu saja, Kek. Aku tidak akan melupakannya. Baiklah, semuanya aku harus segera berangkat. Sampai jumpa semuanya."

Dengan bantuan Aron lelaki itu membantu memindahkan kereta kuda ke tempat perbatasan wilayah kekuasaannya ke tempat terdekat tempat tinggal Count berada. Ini membantu Aril mempersingkat waktu perjalanan juga. Mengingat wilayah kekuasaan Aron yang bisa dibilang cukup luas dengan memiliki banyak wilayah dataran tinggi.

"Aku menyesal datang."

Itu yang Aril terus gumamkan sepanjang perjalanan pulang sekarang. Energi seakan terkuras habis hanya untuk meladeni semua pertanyaan dan sindiran itu. Jika saya beberapa orang tidak memiliki rasa ingin tau dia akan bersyukur, tunggu, tapi dia salah satu dari orang itu.

Acara minum teh seperti yang diharapkan. Minum teh, makan camilan, dan yang paling tidak pernah bisa lepas dari para wanita adalah bergosip.

"Seakan, no gosip no life ya."

Aril juga sadar jika dia hanyalah orang biasa yang diangkat sebagai anak seorang Duke kaya raya, tapi itu tidak akan mengubah pandangan untuk menjadi seorang kesatria. Dia sudah berlatih bertarung dengan para kesatria dan sedikit batuan diam-diam dari Aron tentunya.

"Saya sangat iri dengan Nona... Merlin." Seru seorang gadis yang duduk diseberang Aril.

Aril yang menyadari itu berkata, "Kalau boleh tau, kenapa Anda harus merasa iri, Nona?"

"Anda terlalu beruntung tau! Anda bisa berdansa dengan Pangeran Daniel dan mengobrol dengan keluarga kerajaan juga!"

"Ya! Betul itu!"

"Aku ingin tau rasanya digenggam oleh Pangeran Daniel juga."

"Betapa irinya. Terlebih Tuan Putri terlihat sangat bersemangat dan terlihat nyaman bersama Anda malam itu."

Seandainya mereka tau aku berusaha menjaga jarak dengan mereka agar tidak terkena musibah kelak.

Aril hanya tertawa canggung mendengarnya dan menyesap teh nya yang sudah mendingin sekarang.

Dalam perjalanan pulang yang lancar bisa Aril sadari jika dalam kepemimpinan Aron dia mengusahakan jalan tranportasi lancar tidak ada kendala. Terlebih mengingat jika para bandit itu meresahkan.

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang