BAB 1 : APEL

9.4K 890 19
                                    

Seorang gadis muda yang ingin merasakan dunia perkuliahan harus belajar mati-matian setelah setahun yang lalu tidak lolos dan tahun ini adalah dimana dia mengikutinya untuk kedua kalinya.

Gadis itu sudah yakin seratus persen yakin akan lulus dengan semua jerih payah dan waktu yang dia bagi dengan jam kerjanya. Dia yakin bisa lolos tahun ini, tapi karena terlalu fokus dengan layar ponselnya dalam perjalanan pulang sebuah mobil sedan tidak terkendali berpacu kencang menuju ke arahnya.

Dia tidak ingin mengingatnya lebih banyak lagi. Lagi pula pada akhirnya sepertinya dia sudah yakin mati karena hantaman mobil sedan itu.

Ini bukan yang dia inginkan. Dimana ucapan selamatnya setelah lolos seleksi SBMPTN?!!

"SIALAN KAU MOBIL SEDAN!!! AKU SUDAH LOLOS MALAH... DIMANA INI, HAH?!!"

Aku ingin marah.

Aku ingin mencekik siapa pengemudi sialan itu!

Berani-beraninya menabrakku saat aku mendapatkan warna biru!!!

Hal yang membuatnya mengerjit keheranan setelah berteriak puas dan memukul bantal super besar dari tubuhnya. Ruangan asing yang seperti adalah sebuah kamar yang terlihat ketinggalan zaman, tapi disini terlalu banyak debu yang berterbangan.

Dimana sebenarnya ini?

"Jangan-jangan... Aku diculik terus mau dijadiin bahan eksperimen ilegal. WAAAAA!!!!! TIDAK! AKU TERLALU MUDA UNTUK MATI LAGI!!! Tapi tunggu bentar... Aku beneran udah mati ya?"

Dia yang berniat bangun dari ranjang, tapi kenapa terasa sangat tinggi dan membuatnya harus berhati-hati. Kaki yang terlihat pendek dan tangan kecilnya ini membuatnya kesal. Karena pensaran dengan kondisi tubuhnya dia menoleh kesana kemari mencari benda yang bisa memantulkan apa pun itu.

Dimana sih tuh cermin sialan!

Melihat sesuatu yang lebih tinggi darinya itu tertutup oleh kain putih karena rasa penasaran yang tinggi dia menyibak sedikit kain putih itu dan mendapati sebuah cermin berukuran orang dewasa. Tapi yang lebih mengejutkan adalah penampilan anak kecil yang terlihat menggemaskan dengan wajah polosnya yang membuatnya terlihat seperti boneka. Surai seputih saljunya yang menambah daya tarik tanpa sadar dia menyentuh surai itu. Terasa kasar dan sangat kusut.

Ini bukan wajahku!

Wajah siapa ini dan siapa anak kecil menggemaskan ini?!

Karena terlalu terkejut membuatnya tanpa sadar mundur beberapa langkah. Dengan perlahan karena kain cermin itu masih dia pegang perlahan tertarik jatuh. Menampakkan keseluruhan badan cermin itu yang membuatku tidak berhenti kagum.

"Ini sebenarnya dimana?!"

Terdengar suara pintu terbuka membuatnya refleks menoleh. Yang dia dapati adalah pakaian seperti para bangsawan di benua Eropa dan kenapa dia juga terlihat familiar.

"Oh, Aril sudah bangun. Apa masih ada yang sakit?" Tanya lelaki itu mendekat dan berjongkok di depannya.

Yang dia lakukan tentunya menjaga jarak dengan lelaki asing itu. Mana dia main masuk ke kamar seorang gadis. Dimana coba sopan santunnya?!

Tangan lelaki itu terangkat hendak meraih dirinya yang baru saja dipanggil Aril.

Aku bukan Aril!

Usapan lembut yang menyapu sisi wajahnya yang sudah menggelap karena ketakutan dengan sebulir air mata diujung bisa lelaki itu lihat.

Lelaki itu tersenyum manis. Berusaha membuat suasana senyaman mungkin disini.

"Maaf, aku menakutkan ya."

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang