BAB 30 : KENYATAAN PAHIT INI AKU MEMBENCINYA

950 180 12
                                    

Kapan terakhir kali aku melihat matahari?

Daniel terus memikirkan hal itu setelah bergulat penuh dengan semua kertas yang tidak ada habisnya itu. Laporan hampir dari berbagai wilayah dia baca. Jika seseorang bertanya kenapa dia harus mengurus semua itu jawabannya sudah pasti. Itu sudah menjadi makanan sehari-harinya menjadi seorang Pangeran. Terlebih dia adalah kandidat utama Putra Mahkota.

Andai saja di dunia ini ada internet itu memudahkan segalanya.

"... Capek."

Daniel berjemur di luar ruangan sekarang. Di taman yang sama dimana dia bertemu Aril. Sky sering menyuruh sedikit berjemur lima menit saja, tapi karena terlalu malas akhir-akhir ini dia memutuskan langsung segera menyelesaikan tugas dan jadwal hariannya saja.

Tap! Tap!

Langkah kaki? Siapa?

Daniel yang terlalu malas meladeninya hanya menatap siapa orang yang mengganggu waktu berjemurnya itu. Pakaian sederhana dengan surai coklat tua sebahu itu terdiam melihatnya.

Daniel hanya diam menunggu sapaan yang sering dia dengar dari semua orang itu.

Kenapa lama sekali?

"Ah! Pangeran! Segala kehormatan dan keberkahan saya berikan kepada Bintang Utara Ivory! Maaf!"

Lya segera membungkuk dengan detak jantung yang tidak bisa dia kontrol. Dia berpikir akan segera dihukum karena lupa memberi hormat kepada keluarga kerajaan.

Kenapa tidak dari tadi?

Daniel yang terlalu malas mengambil napas panjang dan menarik kedua sudut bibirnya. Senyum tipis tengah dia pasang sekarang. Topengnya sebagai Pangeran tidak bisa ditolak begitu saja.

"Tidak apa Nona. Tolong bangun lah."

Mendengar suara lembut dan sopan gadis itu dengar membuatnya dengan ragu mengangkat kepalanya yang awalnya tertunduk kini perlahan menatap Daniel.

Pria yang memiliki ciri khas para Raja sebelumnya itu tersenyum manis kepadanya.

Lya yang melihat pesona Daniel dari dekat tidak menyangka bisa melihatnya lagi. Ini membuatnya mengingat tentang pesta di malam debut semua gadis. Bagaimana Pangeran di depannya berdansa dengan Nona yang menolongnya malam itu. Mereka berdua nampak serasi dan Lya selalu terkagum-kagum dengan berita apa pun tentang Aril.

Putri angkat Duke Merlin itu wanita cerdas dan juga memilikinya jiwa kesatria yang membuat malamnya saat itu sedikit terobati.

"Maaf mengganggu waktu Anda Pangeran. S-saya pamit undur diri, permisi."

"Tunggu! Apa kau murid Penyihir Menara Timur Laut itu?" Tanya Daniel karena sedikit mengingat tentang ciri-ciri gadis di depannya yang sering dia dengar dari Alaric.

"Benar, Pangeran. Saya hanyalah seorang murid Tuan Merlin."

"Oh, tapi aku tidak menyangka jika itu akan seorang gadis." Ungkap Daniel karena memang mendengar kabar tentang orang di depannya, tapi Alaric tidak pernah memberitahukan gender nya secara jelas.

"Maaf jika mengecewakan Anda, Pangeran." Lirih Lya yang merasa gugup sekarang. Bayangan Aril terus menghantuinya. Bagaimana kabar tentang keduanya semakin dekat setelah debut malam itu.

"Tidak." Daniel mempertahankan senyumannya dan berkata, "Siapa namamu, Nona?"

"N-Nona?!"

"Kenapa? Ada yang salah?"

"T-tidak, Pangeran. I-ini, ini... Saya tidak pantas dipanggil Nona terlebih dari seseorang seperti Anda." Gagap Lya tidak bisa berpikiran jernih sekarang.

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang