S2 - BAB 2 : PENGORBANAN

483 119 7
                                    

Author doubel malam ini (*´ω`*)

Sudah baca kah S2-BAB 1???

~~~

Suasana tegang terasa kental disepanjang dia melangkah. Tenda-tenda yang dibangun sudah berdiri lebih dari seminggu disini. Obrolan yang terdengar dari para pasukan bisa dia dengar. Memang sudah sering dia rasakan, tapi suasana kali ini terasa sangat berbeda.

"Aril! Kau disini? Dimana saja kau selama ini? Aku jarang melihat mu."

Nama kecil yang sudah sering dia dengar itu membuatnya menoleh dan mendapati Jarvis yang terlihat senang melihat dirinya yang bergabung.

"Seperti biasa."

"Menjahili orang disana sini. Ayolah, kasihan junior kita kau terus jahilin."

Aril terkekeh mendengarnya. Lagi pula sifatnya yang satu ini sulit sekali dihilangkan. "Kau tau aku kan bagaimana orangnya."

Mereka berdua adalah pasukan pelopor yang kerajaan kirim dan sekarang perang bisa pecah kapan saja. Sebagai seorang yang mempertahankan kerajaan di garis terdepan, mereka sudah siap kehilangan nyawa.

"Aku dengar Putra Mahkota akan menjadi komandan."

"Daniel? Benarkan?" Dengan nada tidak percaya mendengar kabar terbaru itu.

Pasalnya membayangkan Daniel yang dulu dengan sekarang masih membuat terkejut. Mungkin jika dulu dia sering melihat Daniel sebagai sosok matahari yang selalu bersinar, sedangkan dia adalah bulan yang selalu mengintip dibalik awan kelabu.

Dengan daya tarik dan kepemimpinannya Daniel pasti bisa menjadi komandan yang baik.

Tiba-tiba seseorang mendatangi mereka berdua dan ternyata dipanggil ke dalam tenda komandan pasukan pelopor. Disaat Aril dan Jarvis masuk suasa tegang tidak terelakkan. Ini bukan tugas yang sering Aril lakukan. Ini bukan menangkap bandit atau pun membunuh monster yang sering berkeliaran di pemukiman warga, bukan.

Musuh mereka itu sama seperti mereka, manusia.

Aril bisa melihat salah satu penyihir juga hadiri disini. Meskipun mereka pasukan pelopor setidaknya mereka membawa satu penyihir tempur yang siap membantu mereka dari belakang.

Komandan menjelaskan jika dia mendapat kabar jika musuh memang siap berperang dengan kita dan dia juga mendapat kabar dari pasukan pengintai jika benteng bagian barat laut, di sekitar pegunungan menjadi tempat mereka mendirikan kemah.

"Aku harap dua peleton bisa memotong jalur pasokan makanan dan persenjataan mereka disini." Menunjuk jalur yang kemungkinan besar yang musuh gunakan.

Aril menelan salivanya kepayang. Dia sangat gugup sekarang. Meskipun dia sudah berulang kali menangkap mata-mata disepanjang perbatasan, tapi masuk ke wilayah musuh adalah hal pertama baginya.

"Tenang, Frey juga akan ikut dengan penyergapan ini." Menunjuk penyihir yang berdiri disamping komandan.

"Dan aku ingin kau, Aril yang memimpin pasukan ini bersama Jarvis." Menatap kedua orang yang baru saja datang itu.

Dengan mantap mereka berdua bersedia menerima tugas ini. Lagi pula dengan ini juga keberadaan Aril tidak bisa dianggap remeh begitu saja. Prestasi yang dia bawa sudah dianggap cukup baik sampai dipercaya.

"Kalian bisa berangkat saat fajar tiba, bubar."

"BAIK!"

Aril dan Jarvis lekas keluar dan bersiap untuk keesokan harinya berangkat dipagi buta. Tapi, apa yang tidak pernah dia bayangkan adalah semua ini ternyata jebakan musuh. Tidak ada pengirim pasokan atau yang lain. Yang ada mereka dikepung oleh musuh dan ternyata mereka di dekat kemah mereka di benteng barat laut.

Aril tidak bisa menahan mengutuk dirinya sendiri. Ini bukan yang dia dan Jarvis inginkan. Mereka adalah pasukan pelopor dan mereka adalah orang yang harus menahan musuh sebelum pasukan yang dikirim kerajaan datang.

Melihat semua orang yang bersimbah darah entah itu kawan atau lawan. Aril tidak bisa tahan. Apa ini yang Aron rasakan dikenal sebagai Duke berdarah dingin itu. Bahkan dia adalah penyihir sekaligus kesatria pelopor yang menjadi panutan semua orang.

Sial! Seandainya aku punya sedikit bakat sihir. Tidak, ini bukan waktunya mengeluh Aril. Kau harus membawa yang tersisa untuk mundur.

Aril mencoba bertahan sembari melirik semua pasukan yang dia bawa bersama Jarvis. Semua terlihat tak berdaya dan bisa Aril lihat bahkan penyihir yang bersama mereka sepertinya sudah diambang batas. Bahkan wajah gelapnya sudah menjelaskan semuanya.

"JARVIS! BAWA FREY LARI DARI SINI!"

"APA?! KAU GILA YA!"

"CEPAT BAWA DIA PERGI!!! KAU TAUKAN SEBERAPA BERHARGANYA SEORANG PENYIHIR ITU!!"

Teriakkan memekakkan telinga itu bisa semua orang dengar. Perkataan Aril tidak salah, karena penyihir memiliki kekuatan melebihi orang biasa yang daya tempurnya sama seperti satu peleton pasukan.

"SESEORANG HARUS KEMBALI DAN MEMBERITAHU KABAR TERBARU DIGARIS DEPAN!!!"

Jarvis tidak bisa terteguh diam sembari menepis tebasan pedang yang terus berusaha menyerang titik vitalnya.

"KAU KEMBALI BERSAMA FREY! BIARKAN AKU MENAHAN MEREKA!"

Aril yang geram dengan keras kepala Jarvis. Jarvis tidak bisa tinggal disini dan menahan mereka semua. Jarvis ditakdirkan menjadi komandan pasukan. Bukan berakhir disini sebagai pengorbanan. Tidak.

Aril seketika melirik Frey untuk membuat persiapan lingkaran sihir teleport. Melihat itu Aril bergegas berlari ke arah Jarvis dan menarik kerah pria itu dan melemparnya ke arah Frey dan seketika mereka perlahan menghilang.

Menyadari perbuatan Aril, Jarvis berteriak tidak terima, "ARIL!!!!"

"PERGI BODOH DAN JADI KOMANDAN PASUKAN SEPERTI SEHARUSNYA!!!"

Melihat seringai Aril berikan membuat Jarvis terteguh diam. Ini seperti bukan apa yang Jarvis ketahui. Aril terlihat berbeda dari biasanya.

Bagaimana cara dia mengatakan semua ini kepada Lya?

Aril yang menyadari hanya dirinya yang tersisa disini bersama musuh yang mengepung dirinya menyibakkan rambutnya kebelakang. Menebas pedangnya untuk menghilangkan noda darah yang menghiasi pedang peraknya.

"Ayo cepat akhir ini dan aku tidak ingin membuat bayi ku menunggu."

Semua orang menatap Aril sebelah mata. Ini karena dia seorang wanita dan hanya dia seorang diri. Orang bodoh ini bertingkah seperti seorang pahlawan menyelamatkan temannya yang tersisa.
.
.
.
Okay masih awal, see you next chapter guy's 👋😽

How to be Main CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang