FATE | 6

424 62 21
                                    

6. Satu manajemen

--------



Sepulang sekolah hari ini osis mengadakan rapat untuk membahas class meeting. Jadi, Chika tidak bisa menemani Vivi untuk pergi ke kantor SRM.

"Lu pulang sama siapa Shel?" tanya Chika pada Ashel mereka berdua baru keluar dari kelasnya, padahal kelas sudah kosong. "Pasti kak Zee lah siapa lagi ya kan." belum juga Ashel menjawab Chika sudah kembali berbicara.

"Udah tau masih aja nanya." ujar Ashel sambil mengeluarkan handphone nya untuk menghubungi Zee.

"Basa-basi doang padahal." Saat Chika menoleh kebelakang ia melihat adanya Zee. "Itu kak Zee, Shel." beritahu Chika pada Ashel.

Ashel pun langsung menoleh. "Kak Zee!" panggilnya.

Zee yang sedang menunggu Chelsea keluar kelas pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Memang, jarak antara kelas Ashel dan kelas Chelsea hanya terhalang 2 kelas. Saat dirinya sedang berjalan menghampiri Ashel tiba-tiba ada yang memanggilnya. "Asadel!"

Langkah nya terhenti lalu kembali berbalik untuk menghampiri yang memanggilnya tadi. "Udah mau pulang? yuk." ajak Zee sambil menggenggam tangan Chelsea. Tadi, Chelsea meminta untuk Zee mengantar dirinya menuju kantor SRM sepulang sekolah dan Zee menyanggupinya.

Chelsea pun hanya mengangguk menanggapinya. Zee berjalan sambil menggenggam tangan Chelsea untuk menghampiri Ashel.

"Pulang sama siapa, Shel?" tanya Zee.

Apa Zee tidak salah bertanya? bukan kah sudah menjadi kewajiban dan kebiasaan bahwa Zee selalu mengantar pulang dan menjemput Ashel jika kemanapun itu? apalagi jika pulang sekolah, Zee selalu mengantarkan Ashel menuju rumahnya.

Ashel menatap Chelsea sekilas lalu melihat ke arah tangan Zee dan Chelsea yang saling menggenggam. "Hm?" hanya itu yang keluar dari mulut Ashel dengan pandangannya yang tidak lepas dari tangan yang masih saling menggenggam.

Chelsea yang menyadarinya langsung melepaskan genggaman Zee. "Loh bukannya sama kak Zee?" tanya Chika.

Kening Zee berkerut sepertinya ia lupa memberitahu bahwa hari ini ia tidak bisa mengantarkan Ashel. "Ohh iya aku lupa ngasih tau kamu, Shel. Hari ini aku gabisa anter kamu pulang gapapa kan? aku telfon supir kamu biar jemput ya."

"Hah? ehh nggg-- gausah biar aku pesen grab aja." ujar Ashel menatap Zee dan Chelsea secara bergantian sambil memaksakan senyumnya.

"Ngga, kamu gaboleh naik kendaraan online sendirian." larang Zee sambil mengeluarkan handphone nya.

Chelsea yang merasa tidak enak ia langsung berbicara. "Kamu anter Ashel pulang aja, aku nanti bareng sama ci Teja." ujar nya.

"Aku udah janji buat anter ka---"

"It's okay aku bisa sama Ci Teja ya? aku duluan." Chelsea memotong perkataan Zee. "Duluan semuanya." pamit Chelsea pada mereka bertiga dan langsung pergi begitu saja.

Zee menatap kepergian Chelsea dengan bingung, tidak biasanya Chelsea langsung berpamit seperti itu ditambah ekspresi wajah Chelsea yang sulit di artikan. "Kejar aja jangan diliatin doang dong." ucapan Ashel membuat Zee langsung memalingkan pandangannya dari arah Chelsea.

"Ayo mau pulang?" ajak Zee sambil memasukan handpone nya.

"Aku sama pak Anhar, susul cepet Chelsea nya. Nanti marah loh."

"Gausah kaya anak kecil, cepet." mood Zee tiba-tiba menjadi buruk mendengar Ashel yang berbicara demikian. Ditambah Chelsea yang pergi begitu saja.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang