FATE | 7

420 68 23
                                    

7. PDKT (pas deket kena tai)
------



"Thank you ye." ucap Vivi pada orang yang mengobatinya.

Orang itu mengangguk "Kalau mau nyusahin lagi ketok aja ke apart."

"Yeuu lu kalau kaga ikhlas nanti kuburannye sempit."

"Itu kalau pelit ego." Vivi pun hanya terkekeh.

Untung saja tadi Vivi masih bisa mengendarai motornya. Jika tidak entah bagaimana nasipnya sekarang. Ia tidak ingin membuat orang rumah cemas dan khawatir saat melihat keadaanya, jadi ia memiih untuk pulang ke apartemen nya.

Flashback on

Sesampainya di basement apartemen ia memarkirkan motornya terlebih dahulu lalu segera bergegas pergi ke unit apartemen nya.

Saat ia menekan tombol lift dan pintu lift terbuka ia dikagetkan oleh seseorang yang berdiri di dalam lift.

Orang yang ada di dalam lift itu kaget saat melihat wajah Vivi. "Habis maling di mana?"

"Bapa lu noh maling di mall." jawab Vivi langsung masuk kedalam lift lalu menekan tombol nya untuk kelantai 4. Sehabis itu tidak obrolan lagi diantara keduanya.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Vivi langsung keluar, sama hal nya dengan orang yang bersama Vivi tadi di dalam lift.

Vivi menghentikan langkahnya lalu menengok kebelakang. "Aku ngga ikutin kamu jangan geer." sebelum Vivi menuduhnya lagi, orang itu langsung berbicara. Setelah berbicara demikian orang itu langsung berjalan mendahului Vivi.

Saat dirinya hendak membuka apart nya ia melihat ke kiri dan tak sengaja tatapannya bertemu. "Apaan lu Tejo liat-liat."

"Dih padahal aku cuman mau nawarin, mau di tambah ngga bonyok nya?"

"Gajelas, lu ngapain diem di depan apart orang?"

"Enak aja apart orang, ini apart aku." Vivi terkejut mendengarnya. Berarti ia satu apartemen dengan Kezia?

"Yaudah masuk lah ngapa masih di luar?"

"Ya kamu tadi malah ngajak ngobrol." Kezia mengeluarkan kartu akses apartemen nya.

Saat Vivi hendak masuk kedalam apart nya Vivi teringat jika ia tidak punya P3K apa ia harus meminjam pada Kezia? "Ehh Tejo."

Kezia yang sedang menempelkan kartunya diam tidak menoleh. "Heh Tejo budek." panggil Vivi namun Kezia tetap tidak menoleh.

Vivi pun langsung melempar kertas yang ada di jaketnya pada Kezia. "Ihh apaan si?"

"Dipanggil tuh nyaut malah diem mulu, budek lu?"

"Aku Teja ya bukan Tejo."

"Sama aje ribet amat. Lu punya p3k kaga?"

"Ada."

"Gue minjem dong." tanpa menjawab Kezia langsung masuk kedalam apartnya. Dan tak membutuhkan waktu lama, Kezia kembali sambil membawa obat P3K dan memberikannya pada Vivi.

"Lagian habis ngapain deh bonyok-bonyok gitu."

"Gausah banyak tanya deh lu." mendengar jawaban Vivi yang seperti itu Kezia pun hendak kembali ke apartnya namun di tahan oleh Vivi. "Ehhh bentar. Emm---gue maksudnya lu bisa itu kaga emm bantu obatin gue. Soalnya gue kaga bisa hehe." ujar Vivi diakhiri dengan menyengir kuda.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang