16. Gosip mulu
Pagi ini para siswa sudah berkumpul di pinggir lapangan untuk melihat pertandingan antar kelas. Para siswa ada yang berteriak untuk memberikan semangat pada teman sekelas ada juga yang menyanyikan yel-yel kelasnya.
Tidak hanya lapangan outdoor yang ramai namun lapang basket indoor pun terlihat sangat ramai.
Malas untuk berkerumun, sobat gembel memilih untuk berdiam saja di kelas entah ini kelas berapa yang penting mereka bisa terhindar dari kerumunan. "Males banget anjir penuh." ucap Mira setelah mengintip dari jendela.
"Udah disini dulu aja, lagian kita cuman basket kan?" tanya Zee yang dijawab anggukan oleh Mira.
"Ada yang ikut lomba dance kaga?" tanya Vivi.
"Noh Adel noh dance nye goyang Inul ye kaga Del?" Olla berusaha so asik pada Adel yang sudah dua hari ini terlihat menjadi pendiam.
Semuanya langsung membuang muka untuk menahan tawa melihat Olla yang tidak digubris Adel. Vivi yang awalnya duduk dimeja, kini ia turun dan duduk di sebelah Adel.
"Del." panggil Vivi seraya merangkul bahu Adel. "Gue tau lu kehilangan, kita juga sama. Semuanya ngerasa kehilangan disini, apalagi Kezia yang kakaknya. Tapi kalau lu terus diem murung Chelsea pasti sedih, serius." Adel menoleh pada Vivi lalu terkekeh.
"Lo bisa ngomong gitu karna ga ngerasain apa yang gue rasain." ketusnya.
Vivi tersenyum lalu menepuk bahu Adel. "Oke, mungkin gue ga ngerasain apa yang lu rasain. Tapi kita sama-sama ngerasa kehilangan kan? Chelsea nitip pesen sama gue, katanya kalau dia pergi tolong jangan biarin orang yang dia sayang ngerasa sendiri dan sedih terus. Gue yang di titip pesen berarti gue yang harus tanggung jawab dong. Kalau lu terus terusan sedih, Chelsea berat disana."
"Nah iya betul itu." timpal Dey.
Kezia mengerti bagaimana perasaan Adel, ia mengerti seberapa kehilangan Adel. Ia mendekat pada Adel dan langsung membawa Adel kedalam pelukannya. Tangan Kezia melingkar sempurna di kepala Adel yang bersembunyi diperutnya. Ia membiarkan Adel menangis disana.
Vivi bangkit dari duduknya saat Adel sudah memeluk Kezia. "Sini Ra gue peluk." ujar Vivi merentangkan tangannya pada Ara.
"Dih ogah." Ara langsung menghindar dari Vivi membuat yang melihatnya tertawa.
–––
Karena lomba dance yang sebentar lagi akan dimulai, sobat gembel langsung bergegas pergi dengan cepat menuju aula untuk menonton.
Bangku penonton kini sudah terisi penuh oleh para murid. Jika dibandingkan dengan yang menonton Voli atau basket, penonton dance lah yang paling banyak.
"Perhatian kepada tim basket kelas duabelas ipa 2 ditunggu di lapang basket, terimakasih." pengumuman tersebut membuat sobat gembel mendengus sebal.
"Ahh nannti aja, undur bisa kaga?" tanya Olla pada anak osis yang ada di atas mimbar aula.
"Ya ngga bisa lah." jawab nya.
"Tapi kite mau nonton dulu, gimane dong?" kini Vivi yang bertanya.
"Permisi, ada tim basket kelas 12 ipa 2?" tanya Chika saat masuk kedalam aula. Anggota osis yang ada di atas mimbar langsung menunjuk sobat gembel yang duduk di barisan paling depan.
"Iya iya ini kita mau kesana, ayo cepet buru." ucap Vivi dengan panik sambil melotot pada temannya sebelum Chika berkata sepatah kata pun.
"Yeuu giliran Chika aja langsung!" teriak salah satu murid. Dan Vivi hanya merespon dengan mengacungkan jari tengahnya membuat para murid langsung bersorak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen FictionKebahagiaan selalu menyelimuti sepasang kekasih yang kali ini sudah resmi. Betapa bahagianya Chika yang akhirnya bisa mendapatkan Vivi. Dan betapa beruntungnya Vivi bisa mendapatkan kekasih se sempurna Chika. Dalam menjalin hubungan sudah pasti terd...