"Kita Semua sayang Chelsea"
*bonus chapter
Siapa yang tidak marah saat mengetahui bahwa dirinya di bohongi oleh kekasihnya sendiri? kebanyakan orang yang dibohongi oleh kekasihnya pasti akan marah dan merasa kecewa.
Betul apa betul? ya betul.
Sama seperti Chika saat ini, dirinya merasa marah dan juga kecewa karena Vivi sudah dua kali membohongi dirinya. Akankah Vivi berbohong untuk ketiga kalinya? jika iya Chika akan benar-benar memberi piring hadiah dari sunlight pada Vivi sebagai reward.
Pagi ini Chika sudah stay di taman belakang sekolah sambil fokus berkutat dengan laptop nya. Sambil menunggu anggota osis yang diminta datang oleh dirinya, ia menyelesaikan proposal pengajuan untuk acara classmeet yang rencananya akan dilaksanakan minggu depan. Dan juga proposal pengajuan kegiatan ulang tahun sekolah yang kurang lebih akan dilaksanakan dua bulan lagi.
Sedari tadi Chika tidak fokus karena notifikasi dari handphone nya terus berbunyi. Ia tahu bahwa itu pesan dan telfon masuk dari kekasihnya, makannya ia tidak menggubrisnya. Karena apa? karena ia sedang marah. Mungkin sudah ada ribuan pesan masuk, dan juga ratusan panggilan tak terjawab tapi tidak Chika pedulikan.
Biasanya jika seperti ini, Vivi akan datang menghampirinya entah itu menghampiri rumahnya, atau dimana pun Chika berada. Namun, dari semalam Vivi tidak datang seperti biasanya, entah mengapa Chika tidak tahu. Karena mengganggu, ia memeriksa handphone nya terlebih dahulu, lalu mengaktifkan fitur jangan ganggu membuat notifikasi itu tidak akan muncul mengganggunya lagi.
Saat sedang fokus mengetik, tiba-tiba ada orang yang memegang pundak nya membuat Chika kaget dan menoleh kan kepalanya.
"Ya tuhan--" Chika memejamkan mata seraya menghela nafas. "Kak Mira, kirain siapa, ck ngagetin." Chika berdecak sambil mengelus dadanya.
Pelaku hanya tertawa dan langsung duduk disebelah Chika. "Lagian masih pagi udah mejeng aja dibelakang, ngapain lo?" tanya nya.
"Ngerevisi proposal buat classmeet." jawab Chika seraya menunjuk laptop menggunakan dagunya.
"Lah kok sama ketos? biasanya kan ketos tinggal acc." heran Mira.
"Biar cepet kak, bagi-bagi tugas aja." ujar Chika diakhiri kekehan ringan. Mira pun hanya mengangguk dan memperhatikan Chika yang fokus pada laptopnya. "Ohh iya, kak Mira semalem main sama kak Vivi ngga?" tanya Chika menghentikan jari jemarinya yang sedang mengetik dan menatap pada Mira.
Mira menggeleng. "Ngga, gua udah seminggu lebih juga ngga main sama Badrun." jawab Mira. "Kenapa emang?"
Kali ini Chika yan menggeleng. "Nanya aja."
Hening, tidak ada percakapan lagi diantara keduanya. Chika kembali fokus pada laptopnya, dan Mira yang fokus melihat Chika---ralat laptop Chika lebih tepatnya.
"Typo tuh Chik." ucap Mira sambil menunjuk kata yang salah. Chika refleks langsung menoleh kearah Mira. Ia kira Mira tidak memperhatikannya.
"Ehh iya kak." ucap nya sedikit canggung lalu membenarkannya. "Emm--tumben banget kak Mira kesini? apa emang sering kesini?"
"Iya juga ya, tumben banget gua. Gatau gabut aja, dikelas juga belum pada dateng, niatnya gua mau keliling sekolah tadi cuman pas liat ada lo disini yaudah gua samperin." Chika sedikit terkekeh mendengar nya. "Si Badrun kok tumben ngga ada dikelas? biasanya kalau lo dah dateng tu anak juga udah dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Teen FictionKebahagiaan selalu menyelimuti sepasang kekasih yang kali ini sudah resmi. Betapa bahagianya Chika yang akhirnya bisa mendapatkan Vivi. Dan betapa beruntungnya Vivi bisa mendapatkan kekasih se sempurna Chika. Dalam menjalin hubungan sudah pasti terd...