FATE | 24

367 57 14
                                    

24. Niatnya supris












Hari ini merupakan hari terakhir kelas dua belas ujian praktek. Sudah satu minggu rasanya kepala mereka ingin meledak karena berbagai tes yang mereka hadapi, dan akhirnya hari ini mereka akan terbebas, dari semuanya.

Bangunan yang dibilang cukup besar, ada berbagai ruangan dan tempat di dalamnya, berbagai macam manusia dengan sifat yang berbeda pun ada disana. Sebentar lagi, kelas dua belas akan meninggalkan tempat ini. Akan meninggalkan ini semua.

Akan kah Vivi bisa memulai semuanya dari awal? kehidupan baru di Jepang? jujur Vivi sangat malas jika harus memulai semua dari awal mulai dari basa-basi perkenalan dengan orang baru, jika satu frekuensi tidak masalah ia bisa langsung akrab. Tapi jika tidak? ahh itu hanya menguras energinya.

Berat, sangat berat bagi Vivi untuk meninggalkan negara kelahirannya sendiri. Terlebih, ia harus meninggalkan sang kakak dan juga keluarga nya untuk beberapa tahun kedepan. Tapi bagaimana lagi, ini permintaan terakhir bunda nya. Yang berarti ia harus menuruti nya.

"Eh Chik." sapa Vivi yang tidak sengaja berpapasan di taman belakang sekolah. Yang disapa menghentikan langkahnya. "Ngapain kesekolah?"

"Siapin demo eskul, kak." jawab Chika sedikit canggung. "Kak Vivi belum pulang?"

"Belum, masih pengen keliling sekolah sebelum pergi."

Chika mengerutkan keningnya bingung. "Pergi? pergi kemana?"

"Yaa lulus, kemane lagi gue."

"Kelulusan masih seminggu lagi perasaan?"

"Ya iyaa, tapi siapa tau kan gue seminggu ke depan kaga bisa kesini, biasa lah orang sibuk."

"Dih." reflek Chika sambil terkekeh dan tersenyum. Senyuman itu, senyuman yang setiap dulu selalu ia lihat selalu ia nikmati di setiap harinya. Dulu, ia selalu merasa senang dan tenang setiap melihat senyuman itu. Tapi sekarang ia merasa sakit. Karena, alasan Chika tersenyum kini sudah bukan karna nya.

"Ohh iya btw em...Azka nanyain lu terus." ucap nya menyampaikan apa yang terjadi belakangan ini. Yaitu, Azka yang terus merengek ingin bertemu Chika. "Kangen dia. Kalau ada waktu kerumah ya? ajak Ara juga."

"Iya kak nanti coba diusahain. Christy juga nanyain kak Vivi terus belakangan ini, katanya kenapa ga pernah kerumah."

"Lah ini mah kita harus balikan Chik, biar gue bisa ke rumah lu, lu bisa ke rumah gue. Demi adik Chik." cerocos Vivi tanpa di sadari.

Chika tidak menjawabnya ia hanya menatap Vivi sambil tersenyum tipis, dan mengangkat kedua alisnya.

"Ehh ngga Chik becanda. Lagian lu jomlo terus sih, jadi kan bawaannya pengen ngajak balikan."

"Gue punya kak Ara kalau kak Vivi lupa? kak Vivi juga ada kak Magen?" ucap Chika, tidak serius ia hanya bergurau sekalian mengingatkan juga sih jika Chika tidak jomblo.

"Ahh iye lupa gue lu pacar si Kara santen. Tapi gue bukan pacar Magen anjir, we just friend."

"Ih kasian friendzone." kekeh Chika.

"Prenjon prenjon gue gamon sama lo anjing."

"Ape tu prenjon, kaga ada gue prenjon. Btw Chik lu kaga mau ngasih selamat ke gue apa?"

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang