Prolog.

36.4K 1.7K 65
                                    

Hay? Selamat datang di cerita aku.


WELCOME TO THE WORLD OF ZEUS AND SELENE.

Semoga betah yaa!!

And, Kalian bisa pangil aku Vee, jangan Thor karena aku gak suka itu.

Cerita ini minim konflik, bagi kalian yang suka konflik berat, mending mundur deh.

Dari awal kalian udah salah lapak bro☺️

So, Happy Reading! Enjoy!!

00.Short Prolog.

Selene menatap jengah cowok yang duduk didepannya. Mereka berdua sekarang tengah duduk di atap Rooftop sekolah. Dengan posisi Selene berdiri dan Zeus yang duduk anteng didepannya. Selene kembali memusatkan arah matanya saat tadi sempat ia alihkan ke sekawanan burung kecil yang lewat ke Zeus. Sudah berkali-kali diingatkan tapi masih dilakuin lagi. Menghembuskan nafasnya seraya geleng-geleng kepala.

Zeus menundukkan kepalanya, tangannya ia pilin-pilin di bawah. Tadi, dia ketahuan mabuk sama Selene. Zeus sudah janji tidak akan mabuk lagi, tapi malah mabuk. Salahkan saja sahabatnya, ia kira tadi itu adalah air minum biasa, tapi malah alkohol. Bukannya tidak tau itu adalah alkohol, tapi Zeus memang tidak pernah meminum benda haram itu.

Selene adalah orang yang benci dengan minuman beralkohol itu. Juga, dia adalah orang yang tidak suka ingkar janji.

"Maaf."

Hanya itu yang keluar dari bibir Zeus. Bukannya apa, tapi dia takut Selene marah. Zeus tidak suka Selene marah, apalagi meninggalkannya, itu adalah hal yang paling dia benci dalam hidupnya.

Selene kembali menghela nafas. Ia jalan mendekat kearah Zeus, lalu berdiri tepat didepan cowok itu. "Aku tau kamu gak salah, wajar kamu juga gak pernah tau rasanya, tapi kamu udah janji sama aku buat gak deket-deket sama itu."

Zeus makin menundukkan kepala, tapi tangannya meraih tangan Selene, menggenggamnya erat. "Maaf, beneran maaf."

"Gak sengaja ke minum ih kemarin itu." rengek Zeus menjelaskan. "Beneran, gak boong ihh."

Zeus makin mengeratkan genggaman tangannya. Sekarang, ia mendongak menatap Selene yang berdiri didepannya. Bibirnya melengkung kebawah, mata Zeus sudah mulai berkaca-kaca. Segara, ia tarik Selene mendekat. Zeus peluk perut Selene, menengelamkan wajahnya disana dengan isak tangis kecil, yang membuat Selene menghela nafasnya sabar.

Selene diam, tapi tangannya tidak berhenti mengelus rambut Zeus. Mukanya datar, dan Zeus takut Selene marah.

"Beneran, hiks ... Maaf, gak ulang-ulang lagi."

Selene kembali menghela nafas, "udah ya. Jangan nangis lagi, nanti hidungnya mampet lho."

Selene berusaha menarik wajah Zeus dari perutnya, tapi Zeus malah menahannya, "siniin dulu wajahnya."

Bisa Selene rasakan Zeus mengeleng diperutnya, "gak mau, maluuuu." Zeus malah makin membenamkan wajahnya ke perut Selene.

"Bentar aja. Itu air matanya dihapus dulu." Mencoba kembali, Selene tarik wajah Zeus dari perutnya.

Kali ini tidak ada penolakan, Selene menahan gemas melihat Zeus yang wajahnya seperti bayi. Apalagi hidungnya yang sekarang berwarna merah, bibirnya melengkung kebawah, juga matanya yang berkaca-kaca ditambah bekas air mata yang mengalir di pipinya. Selene terkekeh dalam hati.

ALZEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang