SEVENTEEN

5.9K 402 8
                                    

Hay!!

Aku up lagi nih!!

Makasih udah baca cerita aku😭

Kaya biasa ya kawan, kalo ada typo tolong tandai.

Ayo komen!

Happy Reading ☺️

17. Penganggu.

Zeus menatap sebal kearah depan. Niat hari ini ingin berduaan dengan Selene pupus sudah. Zeus berdecak melihat sahabatnya dan sahabat Selene yang ada di rumah mereka saat ini. Sedari tadi, mukanya masam. Ingin rasanya Zeus tendang bokong mereka semua dari sini dan menghempaskan mereka ke hutan Amazon.

"Makasih loh Sel, jadi enak kitanya." cengir Levi saat ia sudah memakan habis masakan Selene. "Eeeghhh ..." Levi bersendawa, ia kemudian menyengir, "kelepasan."

"Malu-maluin tolol." Tangan Demon sangat ringan menampol kepala Levi, yang dibalas sang empu dengan menabok balik bahu Demon kencang. Membuat Demon melotot lalu kembali membalas Levi, begitu terus sampai mereka lelah sendiri. Alhasil, mereka berantem tampol-tampolan bahu.

Rose menatap mereka malas, "heh monyet! Kalo mau berantem sana! Jangan disini! Ganggu aja lo berdua!" geram Rose sembari mengangkat kaki disofa setelah sendalnya ia copot, kemudian satu kakinya tertekuk kebawah, dan satunya tetap menjulang tinggi.

Nebula mendorong kaki Rose turun, "nggak sopan!" bisiknya menahan malu.

"Halah, sama Selene kok." bantah Rose seraya nyengir ke Nebula. "Nggak papa kan Sel?" tanyanya ke Selene yang dibalas gelengan kepala dengan senyum, "nggak papa santai aja.

Nebula melotot, lalu menarik kaki Rose agar kembali ke asalnya, "tetep nggak sopan!"

"Orang yang punya rumah aja enggak papa." ngeyel Rose.

"Lo laki apa perempuan sih Bang?" tanya Levi ikut nimbrung, "gaya lo duduk kaya laki, gue curiga lo dulunya laki, terus oplas jadi cewek ya?" tuding Levi ke arah Rose.

Rose melotot dengan tangan yang mengambil satu bantal sofa lalu melemparkannya ke arah Levi, " sembarangan! Kalo ngomong suka bener."

Rose terkikik melihat semuanya yang tercengang mendengar itu, "bercanda bangke! Ya kali gue oplas, udah cantik, semlehoy, baik, pinter, suka menabung, dan tentunya tidak pernah berkata kasar gini kok dibilang laki sih? Mata lo keknya sawan ya?"

Matahari mencibir, "heleh, tiap hari aja anjing, babi, bangsat, semua kebun binatang disebut kok kalem? Setan aja kayaknya kaget sama lo Ros."

"Malaikat sampai bingung nyatet dosa lo Ros." timpal Demon menatap Rose jengah.

Salju yang duduk menyender miring disofa dengan kue kering dipangkuan paha menatap Rose kesal, "turutin aja napa sih njing?" mulut penuh remasan roti kering itu berdecak.

"Lo kalo mau makan, dielap bego." Tangan Demon tanpa permisi langsung mengelap sisi bibir Salju sampai bikin cewek itu mematung.

"Nanti keselek nangis." cibir Demon setelah ia mengelap sisi bibir Salju. Cowok dengan kaos oblong warna hitam lengkap dengan celana pendek warna coklat itu tersenyum geli menatap Salju, tapi setelah itu ia langsung memasang muka datar seperti tidak pernah terjadi apa-apa, walaupun hatinya dag-dig-dug-ser.

ALZEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang