SEVEN

10.8K 749 14
                                    

Hay?

Aku up lagi nih!

Makasih udah nunggu cerita ini 😆

Moga kalian suka chapter ini ya!

Happy Reading 😊

07. Vanderos

Dengan jersey warna hitam campur abu. Zeus keluar dari tempat ganti baju. Cowok itu jalan kearah tas, lalu memasukkan seragam yang sudah ia lipat semaksimal mungkin ke dalam tas. Memang tidaklah rapi, tapi Zeus sudah usaha.

"Yang penting bisa masuk." itu pikiran Zeus.

Selesai dengan urusan baju, Zeus langsung masuk kedalam lapangan. Ia lari dan langsung masuk kedalam barisan bersama yang lain. Sempat melirik yang lain sebentar, sebelum mata tajam itu menatap kedepan.

"Udah lengkap semua?" tanya Coach Gilang, pelatih basket sekolah sambil mengedar pandangan menatap muridnya satu per satu. 

"Sudah Coach!" jawab mereka lantang yang diangguki Coach Gilang.

"Oke, terimakasih juga sudah tepat waktu. Maaf kalo tadi saya sedikit terlambat karna ada urusan mendadak." ungkap Coach Gilang tidak enak kepada muridnya. Ia takut di cap sebagai guru yang hanya makan gaji saja.

"Nggak papa Coach." celetuk Levi santai.

Demon menyahut, "sama kita mah, santai aja Coach."

"Nah bener tuh, Coach juga udah lama kenal kita. Kita juga tau Coach kaya gimana kok." sahut Bumi yang ikut-ikutan.

"Tadi aja, ada yang lagi ngisi tenaga tapi biasa aja Coach." sindir Levi menatap Zeus, tapi sang empu justru bersikap biasa saja.

"Mana pelukan lagi." sahut Bumi ikut-ikutan. "Kan yang jomblo jadi iri." lirihnya.

"Lo aja kali. Gue mah enggak." ucap Demon kepada Bumi.

"Heleh, lo juga jomblo tai." sentak Bumi tidak terima.

"Diem." Menutup mulut, dan kembali menatap kedepan. Jika Lucifer sudah bicara seperti itu, maka artinya cowok itu sudah kesal. Daripada menanggung masalah, lebih baik menghindar, itu yang ada dipikiran mereka.

"Maaf Coach." ujar Lucifer kepada Coach Gilang. 

Coach Gilang tersenyum tipis. Ia beruntung bisa mengajar dan menjadi guru disini. Selain gaji yang lumayan fantastis, murid disini pun royal dan menghormati guru, tapi itu juga tergantung bagaimana guru itu ke muridnya.

Jika gurunya tidak senang dengan murid, dan mengajar mereka asal-asalan. Jangan salahkan juga banyak murid yang akan bersikap sama dengan perlakuan guru itu. Catatan, tidak semua murid.

"Oke, kita langsung mulai aja ya?" Coach Gilang bicara, "sebelum mulai, kita doa dulu. Doa menurut kepercayaan dan Agama masing-masing, dimulai."

Menunduk serentak, mereka berdoa memohon kelancaran.

"Berdoa selesai." ujar Coach Gilang yang bikin mereka mengangkat kepala.

"Oke, baris ke posisi masing-masing." perintahnya yang langsung diindahkan mereka.

Menempatkan diri diposisi, mereka pun langsung memulai latihan dengan Coach Gilang yang melihat, sesekali membenarkan gerakan atau langkah mereka yang salah.

"BUMI!! LO KENAPA NARIK CELANA GUE BANGSAT!"

°°°

Vanderos. Nama itu populer dikalangan remaja bahkan orang-orang. Bukan tentang kesan buruk yang menjadikan  mereka diingat, tapi kesan baik yang melekat di nama itu karna banyak membantu masyarakat.

ALZEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang