THIRTEEN

7.5K 470 4
                                    

Hay?

Aku balik lagi!!

Semoga suka sama part kali ini, maaf banget kalo gaje.

Seperti biasa, kalo ada typo tolong tandai!

Happy Reading 😊

13. Punya Kita Sama, tapi Kamu Lebih Besar.

Masih dengan hari yang sama, kali ini posisi Zeus dan Selene berubah. Kini, Zeus asik tiduran dipaha Selene, ia jadikan paha Selene bantal guna ia tidur. Saking nyamannya, Zeus sampai memejamkan mata, karena Selene yang mengusap-usap rambutnya.

Paha Selene itu enak buat tidur. Makanya Zeus suka.

Mereka duduk dibawah pohon rindang, Selene duduk menyender dipohon. Sedari tadi, memang banyak yang melihat kearah mereka, tapi Zeus bilang, "nggak usah dilihat, anggep aja mereka setan." Selene yang denger, justru tertawa kencang.

Mereka mengundang rasa iri dari setiap murid yang melihat. Jarang memang melihat Zeus yang manja ke Selene. Tapi, akhir-akhir ini mereka sering melihat, walaupun tidak semua hanya sepintas saja.  Tetap saja hal itu bikin mereka gemas sendiri.

Zeus mengeliat, lalu membuka mata, "pegel Ayang?" tanyanya penuh khawatir. Ia pun bangkit dari paha Selene. Lalu duduk disebelah Selene. Zeus ikut menyender di pohon.

Selene mengikuti pergerakan Zeus, lalu ia menggeleng, "enggak."  Selene tersenyum, lalu kembali menepuk-nepuk pahanya, "bobo aja lagi disini. Bel nya masih lama kok."

Zeus menyengir penuh kesenangan, ia tanpa basa-basi pun langsung menempatkan diri kembali tiduran dipaha Selene. Tangan Zeus mengambil salah satu tangan Selene, digenggam lalu ia bawa ke atas dadanya. Bibirnya mengecap beberapa kali, "kok asin ya?" gumamnya. "Keringet nya kali ya?"

Zeus terdiam sebentar, lalu kembali berbinar, "enggak papa, keringet Ayang gue mahal. Limited edition. No efek-efek."

Bisa Selene rasakan, detakan jantung Zeus. "Deg deg deg deg gitu." celetuk Selene. Ia menyibak rambut yang menghalanginya menatap Zeus.

Rambut panjang bagian depan itu ia sibak sampai kening mulus Zeus terpampang jelas. Selene elus kening itu, sekalian mengecupnya singkat.

Zeus sedikit mendongak guna menatap Selene, "kalo nggak deg deg deg gitu mati dong." sahut Zeus.

"Punya ku juga deg deg deg gitu." katanya setelah ia sentuh dadanya sendiri.

Zeus tersenyum geli, "ah masa?"

Selene mengangguk cepat, "iya tauuu." Ia menyentuh lagi dadanya, "tuh deg deg deg lagi." katanya kepada Zeus.

"Zeus." panggil Selene menatap Zeus teduh.

"Hm." jawab Zeus sambil mencoba memejamkan matanya.

"Kenapa orang kalo deg-degan bunyinya mesti deg-deg-deg gitu? Kenapa enggak oy-oy-oy?" tanya Selene random.

Zeus yang semula memejamkan mata, kini matanya terbuka. Ia menatap Selene dengan sabar, "kalo oy-oy-oy itu lirik lagu Tiktok Sayang. Kalo lop-lop-lop itu aku ke kamu." gombal Zeus yang bikin muka Selene merah padam.

Selene menabok pelan dada Zeus, "gembel!"

"Gambal Yang."

"Gombol."

"Gimbil Ayang!"

"Udah, udah ngapain kita debat kaya gitu?" Selene bertanya.

Pundak Zeus naik sekali kemudian turun kembali, "yo ndak tau, kok tanya saya?"

ALZEUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang