[ S a t u ]

78.9K 6.2K 99
                                    

Holla!
Just call me Tya or Pio okeyy
This not my first story hehe

Happy reading!! Jangan lupa vote and comen yaaa-!

‼️TRAILER ‼️

——————————

"Aaaaakkh!! Uwu banget anjem!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaaaakkh!! Uwu banget anjem!!"

Suara pekikan seorang gadis terdengar keras dari dalam sebuah kamar dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Saat ini gadis itu tengah berguling-guling diatas kasurnya sambil memeluk sebuah novel.

Diduga Ainsley Catlyn terkena sindrom uwu yang disebabkan oleh adegan di novel yang sangat uwu sampai membuat para pembaca baper di real life.

Senyum ceria terus terpatri di wajah Ainsley, dia masih baper dengan salah satu adegan di novel yang baru baru ini dia beli. Adegan itu bukan adegan fl (female lead) dan ml (male lead) saling berpelukan atau suap suapan segala macam. Tapi adegan itu adalah adegan dimana ml sedang tertawa bersama seorang balita dan sang female lead di ruang tamu keluarga. Tampak jelas gambaran hangat keluarga dari scene itu.

Ainsley menghela nafas, anda saja sang male lead adalah ayahnya pasti hidupnya akan bahagia memiliki ayah yang kaya, tidak suka bermain fisik, baik pada anaknya namun sangar saat sedang tidak bersama anaknya.

Dug! Dug! Dug!

"Woy beban keluarga berisik banget lo bangsat!"

Mendengar suara gedoran dan suara berat seorang pria didepan pintu kamarnya Ainsley memutar bola matanya malas, ia hanya diam dan kembali membaca novel yang masih berada di pelukannya dari awal karena menurutnya novel ini sangat bagus dan alurnya tidak membosankan.

Namun ia dikagetkan dengan pintunya yang terbuka secara paksa, ia melihat kearah pintu dan benar saja pintunya rusak. Ia memandang malas kearah pria 47 tahun didepannya ini, bau alkohol menguar dari badan pria itu yang tak lain adalah ayahnya sendiri.

"Ayah mabuk lagi?"

"Beraninya lo ngacuhin gue anak sialan!"

Plak!

Bekas kemerahan timbul di pipi kanan Ainsley, kepalanya juga sampai menoleh ke kiri karena kuatnya tamparan itu. Dengan pandangan tajam Ainsley memandang ayahnya, benci, kesal dan dendam menjadi satu. Giginya bergemelatuk dan telapak tangannya mulai mengeluarkan darah karena kuku jarinya yang menusuk kedalam kulitnya.

"Apa sih! Ayah kenapa selalu nampar aku! Mukul aku! Aku salah apa sama ayah?! Ayah kira aku nggak nangis itu berarti nggak sakit ha?!! Sakit!!! Sakit!! Kenapa sih gue bisa punya ay-"

Dug!

Tanpa aba-aba ayah Ainsley membenturkan kepala anaknya ke dinding. Satu hal lagi keburukan seorang Pramajaya yaitu ia sering melakukan kekerasan tanpa sadar. Terkadang setelah menampar dan memukuli Ainsley sang ayah seperti hilang ingatan dan bertanya darimana ia mendapatkan luka itu. Hal yang paling menyebalkan bagi Ainsley.

"Bicara lagi maka jangan salahkan saya kalau ini jadi hari terakhir mu didunia."

"Lakuin aja! Gue nggak takut Pran-!!"

"AKHH!"

Pranajaya atau yang sekarang mengendalikan tubuh ayah Ainsley adalah alter ego sang ayah. Alter ego yang ini memiliki sifat keras, tidak suka dibantah dan suka kekerasan.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Ainsley, rasa sakit yang teramat sangat ia rasakan di kepalanya. Rasanya ia hampir kehilangan kesadarannya, alter sang ayah terlalu keras membenturkan kepalanya ke dinding, Ainsley mengangkat kepalanya saat rambutnya dijambak. Ia hanya diam dan tidak berbuat apa-apa.

Detik berikutnya dengan kencang tubuhnya dihempaskan hingga kepalanya membentur ujung meja belajarnya. Sangat keras hingga rasanya Ainsley mati rasa, ia tidak bisa merasakan apa-apa, yang ia tau darah sudah mengalir dari pelipisnya hingga ke dagu. Nafasnya tersengal-sengal, rasanya ia tidak sanggup lagi mempertahankan kesadarannya. Tangannya bergetar hebat, dan akhirnya kegelapan memenuhi pandangan Ainsley.

                   

- A n t a g o n i s -

"Eunghh.."

"Asjsjsjj."

"Hah?! Kok... Tangan gue kayak bayi!!'

Lenguhan seorang bayi kecil terdengar lucu, namun saat ia akan berbicara yang keluar adalah kata-kata abstrak yang ia sendiri tidak tahu artinya. Dan saat ini terlihat tanda-tanda bahwa bayi itu akan menangis.

Pintu putih besar yang ada didepan bayi itu terbuka, menampakkan sosok laki-laki tampan dengan wajah bantal dan rambut berantakan yang sedang menggaruk pinggangnya sambil menatap kearah bayi yang terus menangis.

"Hm?"

Suara serak basah khas laki-laki yang baru bangun membuat tubuh Ainsley yang sekarang berbentuk bayi meremang, mendengar suaranya saja Ainsley rasanya ingin terbang. Sungguh suara yang sangat sangat menawan.

"Hiks... Huuu.."

"Huuu ganteng banget!!"

Kedua tangan Ainsley terangkat, ia menggunakan jurus air mata yang biasanya digunakan oleh anak kecil, dan berharap bahwa laki-laki didepannya luluh akan suara tangisannya.

Sedangkan laki-laki itu hanya diam sambil melihat kebawah menatap lurus bayi dibawahnya yang berada didalam sebuah keranjang berbalut kain putih.

"Ni anak manusia siapa hah? Kok bisa ada didepan rumah gue?"

"Huuaaa!!"

"Ya mana gue tau!! Gue baru buka mata tiba-tiba udah disini!"

"Aish! Diem nggak lo?!"

Bukannya diam bayi itu makin menangis, laki-laki 19 tahun itu mengusak rambutnya frustasi, ia melihat ke sekeliling dan akhirnya ia berjongkok dan menatap lekat bayi perempuan didepannya. Setelah lama saling menatap dan hanya tersisa isakan kecil setelahnya laki-laki itu masuk kembali kedalam rumah yang sangat besar itu..

"Heee!! Kok gue ditinggal asu?!"

"HUAAAAA!!!"

Cklek

"Bayi nyusahin!"

Setelahnya laki-laki itu membawa bayi itu masuk kedalam rumahnya.

Setelahnya laki-laki itu membawa bayi itu masuk kedalam rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you udah baca cerita Tyaa, jangan lupa tinggalkan jejak!

Have a nice day guys!
Stay safe and stay healthy!
Patuhi protokol kesehatan yaa

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang