[ D e l a p a n ]

41.2K 5.3K 154
                                    

HOLAA!! TYA BACK!
Sesuai janji Tya bakal double up nieee yeayy(✯ᴗ✯)

Tya ga nyangka bakal cepet nyampe target anddd

HUAAA UDAH 1K YANG BACAAAA!!
THANK YOUUUU SO MUCHHH!
LOVE U ALL (つ≧▽≦)つ

I'M SO HAPPYYY
Padahal baru sekitar seminggu Tya publish ni cerita :((
Thank youuuu guys!
HOPE U LIKE THIS CHAPTER!
VOTE + COMENT + FOLLOW YAW

—————————————

"Take care paman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Take care paman."

"Bye bye omm."

"Jangan lupa bawa oleh-oleh kalo balik kesini ye om."

"Om, cookies kemarin enak. Raya suka, bawain yang banyak yow kalo balik."

"Aya, say goodbye to grandpa."

"En."

Saat ini Raya tengah berada dalam gendongan Langit, wajahnya tidak menunjukkan raut sedih sama sekali. Dia hanya memasang wajah tanpa ekspresi, bahkan saat Langit melambai-lambaikan tangan kecilnya Raya tetap diam.

Dia malas, melihat wajah pria tua itu membuat dia emosi. Dan dia malah diajak ke bandara untuk mengantarkan keberangkatan Ardiello ke LA.

Setelahlahnya Ardiello pergi dari hadapan mereka, pria tua itu berkata ingin melihat gate keberangkatan nya terlebih dahulu, lima laki-laki itu hanya mengangguk sedangkan Raya tetap tidak bereaksi apapun.

"Aya kenapa hm? Kok murung?"

Suara Langit mengalihkan atensi Raya, saat ini ia melihat sahabat Semesta itu sedang menunduk dan menatapnya dengan wajah yang tersenyum. Bayi itu menggeleng kemudian ia tertawa seolah berkata bahwa dia baik-baik saja.

"Ke Timezone kuy."

"Kuy lah!"

"Aya, ayok ke Timezone sama uncle paman!"

Guntur menghampiri Raya, laki-laki yang akan beranjak ke 20 tahun itu mengambil Raya dari gendongan Langit, lalu menciumi pipi gembul bayi itu dengan gemas.

Sedangkan bayi 8 bulan itu langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Guntur. Lalu badannya kembali melayang dan berakhir di gendongan Semesta.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang