Gempa meremas amplop yang ada ditangannya, raut wajahnya terlihat sangat resah. Daritadi ia hanya berdiri dibelakang pintu kamarnya dengan memegang amplop coklat, ia sedang menguatkan tekadnya untuk memberitahu orang tua 'Gempa' yang sebenarnya tentang penyakit yang diderita anaknya."Kalo menurut saya, mending kamu disini dulu sampai pengobatan anak ini selesai. "
Gempa tersentak saat mendengar suara seorang wanita dibelakangnya. Sekarang ia melihat Sarah yang menggunakan dress berwarna biru langit ditambah blazer berwarna senada sebagai outernya.
"Lagian dia bakal pergi keluar negeri kan buat pengobatan? Jadi sama aja, kemungkinan besar dia nggak bakal bisa menikmati sisa waktunya karena dia harus berobat diluar negeri tapi dengan jaminan dia sembuh. Keputusan kamu sekarang kalau dipikir-pikir lagi nggak jelas. Kamu tiba-tiba pengen balik ke 'dunia' mu karena pengen anak ini ngerasain saat-saat terakhirnya, tapi sekarang kamu bikin dia berobat yang mana setelah itu hidupnya sebagian besar bakal ada dirumah sakit. Ngerti maksud saya kan? Sama aja bro, nggak ada bedanya ini semua."
Sarah menyilangkan tangannya didepan dada dan menatap kearah 'Gempa' dengan pandangan kesal. Ia sangat tidak setuju dengan rencana pria tua itu yang ingin kembali ke dunia asalnya karena merasa kasihan pada anak yang sedang ia pinjam tubuhnya. Tinggal setengah bulan lagi dari tanggal yang Prama tentukan sebagai tanggal nya untuk kembali.
"Saya.... Saya rasa ini sudah cukup, saya sudah bertemu putri saya, saya sudah melihat bagaimana ayah sambung dari anak itu, saya merasa yakin menitipkan Ains— ah sekarang saya harus menyebut dia Raya ya? Saya rasa Semesta adalah orang yang dapat diandalkan, ia menyayangi Raya seperti putrinya sendiri. Memang berat, tapi saya sudah merasa ikhlas dan cukup."
Raut wajah Sarah makin terlihat kesal setelah mendengar ucapan Prama. Dengan berkacak pinggang ia melangkah maju dan mengetuk-ngetuk jari telunjuknya dengan cukup keras pada kening 'Gempa'.
"Kamu bodoh apa gimana, udah lupa apa yang saya bilang kalau kamu balik sekarang nanti kamu jadi ODGJ disana, tau? Ikuti apa kata saya, saya sudah baik membantu kamu."
Sarah tidak tahu mengapa, tetapi untuk cerita kali ini yang ia tangani terasa sedikit lebih berat dari biasanya, dan ia juga merasa sangat kasihan pada Prama nantinya. Ternyata kasih sayang Prama memang sebesar itu dan rasa penyesalan yang ia rasakan selalu menghantuinya selama 8 bulan ia ada disini.
Tanpa sepengetahuan Prama, Sarah selalu mengawasi nya. Dan setiap malam Sarah melihat bagaimana Prama menangis sambil memanggil-manggil nama anaknya dan meminta maaf, selama ini ia hidup dalam rasa bersalah yang besar.
Setelah nanti jiwanya akan dikembalikan dan ingatannya diambil sebagai bayaran nya, Sarah hanya bisa berharap semoga Prama melupakan semuanya, namun ia yakin pria itu akan diliputi rasa kesepian yang mematikan. Seolah-olah seluruh dunia tidak berada disisimu. Makanya Sarah ingin membuat Prama menikmati waktu-waktu terakhirnya disini sebelum ia merasakan bagaimana sakitnya kesepian di dunia asalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Antagonis Daddy
Teen FictionAinsley Catlyn gadis 17 tahun yang meninggal ditangan ayahnya saat sang ayah mabuk. Kehidupan Ainsley tidak lepas dari kekerasan fisik yang selalu ayahnya lakukan setiap hari. Ayahnya adalah seorang pemabuk, yang setiap harinya selalu menyewa wanita...