[ L i m a B e l a s ]

32.7K 4.7K 424
                                    

HALLOO TYA BACKK LAGI!!
So thank youuuu so so much buat yang udah vote sama coment!

Tolong support Tya dengan cara vote/coment/follow yaa! Yang baca sampe 1,5k tapi votenya kadang cuman 400?? Ayo dong jangan jadi silent reader:((

OH YAA JANGAN LUPA FOLLOW TYA KARENA KADANG TYA BAKAL KASI SPOILER!! Jadi cara biar dapet notif pas Tya kasi spoiler adalah dengan follow! Tya kasi spoiler di 'percakapan' yoww.
_________________________________


"Sayang maafkan ayah, sungguh maafkan ayah.."

"Ans."

"Haaa!"

"Kenapa?"

Raya tersentak saat mendengar suara berat disebelahnya, ia menoleh dan mendapati ada Semesta disana. Kedua matanya mulai berair, mimpi tadi mengingatkan nya pada kejadian dimana ia mati ditangan ayah kandungnya sendiri.

Rasa resah tiba-tiba menghampirinya, setiap mengingat ayahnya di kehidupan sebelumnya selalu membuatnya merasa tidak nyaman dan khawatir.

Raya memandang Semesta yang kini sudah dalam posisi duduk diatas ranjang dengan mata yang menahan kantuk, ia merangkak mendekati Semesta dan menangis di pangkuan ayah angkatnya itu.

Mengingat bahwa ia dan Semesta tidak memiliki hubungan darah terkadang membuat Raya takut, bagaimana jika suatu hari laki-laki itu membuangnya? Atau mencampakkannya? Raya sangat takut hal itu terjadi.

"Huaaa!!"

"Hah? Cil lo kenapa?"

Raya diam, ia tetap menangis di dada sang ayah, tangan kecilnya melingkar di perut Semesta dan ia sedang duduk dipangkuan ayahnya.

"Hikss.. daa... Hiks! Daa. (daddy)"

"Kenapa sih cil?"

"Huaaa..."

Semesta menghela nafas panjang, ia bingung harus melakukan apa. Ini kali pertama Raya menangis padanya, biasanya jika Raya menangis bayi itu akan menghindari kontak mata dengannya dan tidak mau digendong oleh Semesta.

Kali ini Raya sendiri yang menghampirinya dan menangis padanya, ia merasa bahwa bayi yang sedang duduk dipangkuan nya ini sedang mencurahkan isi hatinya.

Dengan perlahan tangan Semesta terangkat mengelus rambut bocilnya dengan lembut, perlahan-lahan ia memeluk kemudian merebahkan tubuh mereka bersama-sama.

"Lo mimpi buruk?"

"Hiks.."

Lagi-lagi tidak ada jawaban, Raya masih tetap menangis tersedu-sedu. Semesta menjadikan tangannya sebagai bantal untuk Raya, ia masih terus memperhatikan wajah bayi yang biasa ia panggil dengan sebutan 'bocil' itu.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang