[ T i g a E m p a t ]

8.8K 799 441
                                    

Haii hai hai!!! GIMANA KABARNYAAAAA???

ABSEN DULU YANG KANGEENNN!!!

Pasti udah pada lupa sama cerita ini ya?? Hahahaha, maaf guys Tya lg sibuk banget di rl.

Bakal sepi ga ya? Secara kan Tya udh lama ga up, pasti bakal banyak yang lupa. Maaf ya... Bahkan chapter kemarin ga sampe 1k vote..

Tya saranin kalian baca ulang dulu sih sebelum baca bab ini karna Tya yakin kalian udah lupa (人*'∀`)。*゚+

ANTAGONIS DADDY UDAH 1JUTA PEMBACAAAA!!!!!! WOWWW

dan yah, ada 1 pemberitahuan lagi. Cerita ini gak jadi Tya terbitkan karna satu dan lain hal jadi ga perlu khawatir ini bakal Tya tamatin walaupun emg lama.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Guntur termenung dikamar rawatnya, ia menatap kearah kakaknya yang sedang membereskan alat-alat makan yang tadi ia gunakan. Dengan sekali helaan napasnya, Guntur memberitahu apa yang sudah ia tahan-tahan selama ini.

"Bang, gue tau dimana anak lo."

Setelah mengatakan itu, alat-alat makan yang dipegang oleh Biru langsung terjatuh dan ia menatap kearah Guntur dengan tatapan terkejut. Ada harapan dimatanya, berharap bahwa adiknya sedang tidak bercanda kepadanya.

"Cewek?"

Guntur mengangguki pertanyaan kakaknya.

"Umurnya sekitaran 1 tahun?"

Guntur kembali mengangguk.

"Sehat?"

"Sangat... Sehat."

Biru langsung menerjang Guntur, ia mengguncangkan lengan Guntur menuntut jawaban.

"Dimana! Dimana dia sekarang! Kenapa kamu nggak bilang dari awal?!"

Guntur mengalihkan pandangannya kearah lain tidak ingin menatap wajah kakaknya saat ini yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Dia... Dirawat sama Semesta bang.."

Guntur memejamkan matanya, meminta maaf pada Semesta karena sudah memberi tahu kan kakaknya apa yang sebenarnya. Biru yang mendengar itu lalu bergegas ingin berlari namun segera ditahan oleh Guntur.

"Jangan sekarang bang, jangan sekarang..."

"Abang mau ketemu anak bang, Tur!"

Biru meninggikan intonasinya dan menatap adiknya dengan mata yang sudah berembun. Ada rasa senang dan lega di hatinya. Namun Guntur menggeleng padanya.

"Jangan tiba-tiba begini bang! Bayangin gimana kagetnya anak itu kalau tiba-tiba abang dateng trus ngaku-ngaku ayahnya. Dan selama ini yang ia tahu kalo ayahnya itu Semesta! Apalagi dia anaknya kalo kaget langsung cegukan, itu bahaya!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang