[ D u a b e l a s ]

36.1K 4.8K 437
                                    

HOLAA YOROBUN DEUL! I'M BACKKK
SO TYA MINTA MAAP, MALAM INI CUMAN BISA UP 2 CHAPTER (╥﹏╥)

Sebenernya sih bisa nunggu besok malem baru up lagi, tapi rasanya udah gak sabar buat up ni cerita MWHEHE

Soo maap bangett ya malem ini cuman bisa up dua chapter:((
Tapi besok malem Tya bakal up dua chapter sisanya okeyy •́  ‿ ,•̀

Thank youuuu so much buat yang udah nyemangatin, thank you buat yang udah komen plus vote and thank you so so much buat yang udah follow!!
Hope u like this chapter guys!
__________________________________

Thank youuuu so much buat yang udah nyemangatin, thank you buat yang udah komen plus vote and thank you so so much buat yang udah follow!!Hope u like this chapter guys!__________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Perkenalkan nama saya Bumi Arnanjaya, umur saya 20 tahun. Bersumpah akan mengabdikan hidup saya demi keselamatan nona Raya dan akan selalu ada disampingnya apapun yang terjadi. Bersedia menerima segala hukuman jika gagal menjaga nona Raya, terimakasih."

Seorang laki-laki dengan setelan jas formal hitam yang rapi berdiri dihadapan Semesta berserta Raya dan teman-teman Semesta yang kini duduk diruang tamu sambil memandang lekat kearah laki-laki yang baru saja memperkenalkan diri tersebut.

"Hahaha."

Raya tertawa dengan suara tawa khas bayi seumurannya, sungguh ia heran, apa dunia novel memang serandom ini?

"Kenapa karakter nya semua nama alam woy?! Ini lagi Bumi?! Gempa sama Bumi?!!! Woah... Ngakak banget gue sialan." Batin Raya menahan tawa.

"Kalo ketawa ya ketawa aja, nggak usah ditahan Wan."

Suara Semesta membuat semua memusatkan perhatian pada Awan, Semesta yang duduk di single sofa terus memperhatikan Awan yang sedari tadi seperti menahan tawa dengan bahu yang terus bergetar.

"Ma-maap hahaha plis."

"Kenapa sih lo?"

Langit memandang aneh pada temannya itu, sedangkan Awan terus tertawa hingga kedua matanya mengeluarkan air mata. Awan mengangkat tangannya meminta Langit untuk diam, karena ia masih sibuk tertawa.

"Ha.. hahaha... Haha.. hahh."

Perlahan-lahan tawa Awan mereda kemudian ia memandang kearah teman-teman nya. Baru saja ingin mengatakan sesuatu tapi ia sudah kembali tertawa membuat yang lain gemas.

"Humor gue plis... Hahaha bangke!"

Awan terus meracau sambil tertawa, ia tertawa sambil memukul punggung Langit yang terduduk disebelahnya membuat laki-laki yang dipukul mengaduh kesakitan dan menghindari tangan teman gesreknya itu.

"Hahaha, Gem, lo nggak boleh deket-deket bang Bumi ntar gempa bumi HAHAHA!!"

Yang lain terdiam sebentar sambil mencermati omongan Awan, akhirnya setelah mengerti mereka tertawa keras begitupun Semesta dan Raya. Gempa juga ikut tertawa kemudian menghampiri Awan yang tertawa hingga kini ia terduduk dilantai, kemudian Gempa menendang pantat Awan membuatnya tersungkur.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang