[ T u j u h ]

41.8K 5.6K 142
                                    

HOLAA!! TYA BACK!
Sesuai janji Tya bakal double up nieee yeayy(✯ᴗ✯)

Tya ga nyangka bakal cepet nyampe target anddd

HUAAA UDAH 1K YANG BACAAAA!!
THANK YOUUUU SO MUCHHH!
LOVE U ALL (つ≧▽≦)つ

I'M SO HAPPYYY
Padahal baru sekitar seminggu Tya publish ni cerita :((
Thank youuuu guys!
HOPE U LIKE THIS CHAPTER!
VOTE + COMENT + FOLLOW YAW

——————————————

Disebuah kamar yang berukuran besar, seorang bayi sedang tertidur pulas di ranjang besarnya sendirian tanpa ayahnya disebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disebuah kamar yang berukuran besar, seorang bayi sedang tertidur pulas di ranjang besarnya sendirian tanpa ayahnya disebelahnya. Wajahnya damai, dan sedikit suara mendengkur khas bayi terdengar di ruangan yang sangat sunyi.

Seorang laki-laki berdiri disebelah ranjang, pakaiannya serba hitam lengkap dengan masker dan topi yang menutupi wajahnya, disebelah tangannya ada sebuah pisau tajam yang ia pegang erat.

Laki-laki itu menatap ragu kearah Raya yabg tertidur pulas, ia adalah pembunuh bayaran yang dikirim seseorang untuk membunuh bayi yang baru berusia 8 bulan.

Ia menatap bantal yang berada disebelah Raya, ia berpikir lebih baik membuat bayi itu mati dengan cara kehabisan nafas daripada ditusuk. Dengan cepat laki-laki itu mengambil bantal tersebut dan langsung membekap wajah Raya, ia menekan keras bantal itu pada wajah Raya.

Raya yang kaget karena tiba-tiba merasa sesak terbangun, ia memberontak, ia menggerakkan badannya kesana-kemari agar bantal itu pergi dari wajahnya. Tangan kecil Raya berusaha mencari sesuatu disekitarnya, rasanya ia menyimpan mainan marakas nya di tempat tidur.

"Dapet!" Seru Raya dalam hati.

Setelah berhasil mengambil marakasnya Raya langsung melemparkan mainan tersebut, dengan kekuatannya yang lemah karena baru bangun dan karena faktor usia dia yakin lemparannya itu tidak seberapa.

Tak!

"Aw!"

Raya melempar dengan mengandalkan insting nya namun dia tidak menyangka ternyata lemparannya mengenai orang yang membekap wajahnya saat ini, saat bekapan di wajahnya mengendur Raya langsung menggulingkan badannya kesamping.

Nafasnya tidak beraturan, dengan posis telungkup ia memandang kearah laki-laki yang juga sedang memandangi nya. Raya berdecak dalam hati, selama 8 bulan hidup bersama Semesta ini adalah percobaan pembunuhan keempat.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang